BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Selasa, 07 Juni 2011

RIBUAN WARGA PONTIANAK MANDI USHI

Ribuan warga Tionghoa di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, melakukan tradisi mandi tengah hari atau mandi U-Shi, bertepatan dengan tanggal 5 bulan 5 Imlek di Sungai Kapuas karena diyakini dapat membawa keberuntungan dan membuang sial.

"Setiap tahun saya dan keluarga selalu mandi di Sungai Kapuas untuk membuang sial pada diri sendiri dan keluarga," kata Ji Song (40) warga Gang Selat Sumba, Siantan di Pontianak, Senin.

Ia menjelaskan, tradisi mandi U-Shi sudah dilakukan turun-temurun sejak nenek moyangnya sehingga dia dan keluarga juga turut serta melestarikan budaya leluhurnya itu.

"Selain mandi, saya juga menyimpan air mandi ini (air Sungai Kapuas) agar sewaktu-waktu dapat digunakan untuk mandi kembang dan mengusir roh jahat," kata Ji Song.

Hal senada juga diakui oleh Amin (45) warga Darma Bhakti Siantan Tengah. Dia dan keluarganya sebelum melakukan mandi U-Shi diawali dengan sembahyang di kelenteng memohon agar diberikan keberuntungan dan dihindarkan dari segala macam penyakit hingga satu tahun ke depan. "Biasanya kalau sudah mandi U-Shi kalau kita yakin pasti apa yang kita harapkan dikabulkan," ujarnya.

Pengurus Vihara Bodhisatva Karaniya Metta Pontianak Tjeng Tiau Sui (60) mengatakan, tradisi mandi sebelumnya melakukan makan besar yakni makan kue bakcang.

"Tujuannya agar di masa mendatang bisa mendapatkan keberuntungannya. Tradisi mandi Bakcang dimulai pukul 12.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB kalau lebih dari itu sudah tidak boleh lagi karena dipercaya air yang digunakan untuk mandi sudah kemasukan roh jahat," katanya.

Menurut Lie Sau Fat atau XF Asali, seorang tokoh Tionghoa di Pontianak, kalangan tabib Tionghoa juga menggunakan air sungai yang mengalir antara pukul 10.00 WIB hingga 12.00 WIB itu untuk campuran ramuan obat.

Dia mengatakan, tradisi mandi di sungai pada tanggal 5 bulan 5 itu sudah diwarisi warga tiongoa secara turun-temurun. Namun selama ini tradisi itu tidak terlalu diketahui banyak orang. Hanya kalangan keluarga yang sudah mengamalkan dan mengetahui dari orang-ornag tua saja yang melakukannya.

Sementara ada yang menyebut tradisi itu sebagai Festival bakcang, yang salah satu kegiatannya dengan mandi tengah hari.

Tradisi mandi itu untuk mengenang Qu Yuan seorang pujangga terhormat yang mengakhiri hidupnya dengan cara sangat memilukan yakni terjun ke Sungai Mu luo.

Pujangga (Qu Yuan) yang setia dan berjiwa patriot itu terjun ke Sungai Mu Luo karena merasa kecewa dengan pemerintahan Raja Xiang. Ia diusir dari kerajaan atas hasutan dari sang durjana, Zi Lan. Lalu mengakhiri hidupnya dengan terjun ke Sungai Mu luo.

Sementara masyarakat yang tinggal di sekitar sungai itu khawatir ikan atau udang akan mematuk jenazah Qu Yuan, lalu segera membungkus nasi dengan daun seperti Bakcang dan membuang ke sungai agar jadi makanan ikan dan udang, sehingga jenazah Qu Yuan tetap utuh.

Dari lapangan ribuan warga Tionghoa Kota Pontianak baik tua dan muda mulai pukul 12.00 WIB berlomba-lomba mandi di Sungai Kapuas untuk membersihkan diri dan berharap mendapat berkah. (*)

http://yinnihuaren.blogspot.com
Email dari: Silvana Ng, Makassar

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA