BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Kamis, 21 April 2011

PAN GU MEMISAHKAN LANGIT DAN BUMI

Konon pada zaman kuno, langit dan bumi berkumpul, yakni tidak terpisah. Kosmos ini seperti sebuah telur yang besar, di dalamnya sangat keruh dan gelap serta tidak ada petunjuk arah. Ada seorang pahlawan bernama Pan Gu yang sudah tidur dalam telur itu selama 18 ribu tahun. Ketika dia terjaga dari tidurnya, dia merasa sangat panas. Kemudian, saat dia ingin berdiri, kulit telur itu pula menutup badannya. Pan Gu menjadi marah dan dengan menggunakan sebilah kapak, dia memecahkan kulit telur itu. Setelah kulit telur itu peceh, barang yang ringan naik menjadi langit dan barang yang berat turun menjadi bumi.

Setelah langit dan bumi terpisah, Pan Gu merasa sangat gembira. Tetapi dia khawatir kalau-kalau langit dan bumi berkumpul kembali. Jadi, dia terus menjunjung langit dengan kepalanya dan menahan bumi dengan kakinya. Badan Pan Gu meningkat tinggi lebih 3 meter sehari, dan langit juga turut meningkat lebih 3 meter sehari. Setelah 18 ribu tahun berlalu, Pan Gu menjadi raksasa, dengan badannya setinggi hampir 45 ribu kilometer. Lama-kelamaan, langit dan bumi menjadi begitu kuat dan tidak akan mungkin bergabung lagi. Pahlawan yang memisahkan langit dan bumi ini juga sudah kehabisan tenaga untuk berdiri, lalu dia pun jatuh terguling ke bumi.

Setelah meninggal, seluruh tubuh Pan Gu mengalami perubahan besar. Mata kirinya berubah menjadi matahari, kanannya menjadi bulan, nafasnya yang terakhir menjadi angin dan awan, suara nafasnya yang terakhir menjadi petir; rambut, jenggot dan misainya menjadi bintang di langit; kepala, kaki dan tangannya menjadi empat petunjuk arah dan gunung; darahnya menjadi danau dan sungai; nadinya menjadi jalur; ototnya menjadi tanah yang subur; kutit dan buluhnya menjadi pohon dan rumput; gigi dan tulangnya menjadi logam dan batu giok; peluhnya menjadi hujan. Dipercaya, sejak itulah, mulai adanya dunia. [Chen Mei Ing]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA