BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Jumat, 04 Februari 2011

ASAL USUL BUBUK MESIU DI TIONGKOK

Ahli Kimia Tao di Tiongkok merupakan pelopor utama ditemukannya bubuk mesiu. Kaisar Wu Di (157- 87 SM) dari dinasti Han mendanai sebuah penelitian yang dilakukan oleh para ahli kimia di masa itu, dengan tujuan untuk menemukan rahasia hidup abadi.

Para ahli kimia tersebut melakukan pengujian terhadap belerang dan potasium nitrat, memanaskan substansi tersebut untuk mengubahnya. Sang ahli kimia Wei Boyang menulis "Buku Hubungan antara Ketiga" yang secara terperinci menjabarkan penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para ahli kimia tersebut.

Pada masa Dinasti Tang (sekitar 850 M), seorang ahli kimia yang hebat, mencampurkan 75 persen potasium nitrat dengan 15 persen arang, dan 10 persen belerang. Campuran ini  tidak memperlihatkan sesuatu yang berhubungan dengan obat rahasia "panjang umur", tetapi campuran ini dapat meledak menghasilkan sinar dan bunyi ledakan ketika didekatkan ke api.

Banyak buku catatan sejarah di barat  selama bertahun-tahun mencatat bahwa orang Tionghoa hanya menggunakan penemuan ini untuk membuat petasan dan kembang api, tetapi itu ternyata tidaklah benar.

Kekuatan militer Dinasti Song pada awal tahun 904 M, telah menggunakan senjata dengan bahan bubuk mesiu untuk melawan musuh utama mereka, Bangsa Mongolia.  Senjatanya terdiri dari "api terbang" (atau dalam bahasa mandarin disebut "fei huo"), panah dengan sebuah tabung berisi bubuk mesiu yang dibakar. Panah "Api Terbang" ini merupakan miniatur dari roket, yang dilontarkan ke daerah lawan dan membawa ancaman bagi para tentara dan kuda lawan.  Alat ini kelihatan bagaikan ilmu sihir yang menakutkan bagi para perwira utama lawan yang harus menghadapi kekuatan dari bubuk mesiu itu.

Pada pertengahan sampai akhir dari abad ke-11, pemerintah Song sangat khawatir akan penyebaran teknologi bubuk mesiu itu ke negara-negara lain. Akhirnya penjualan potasium nitrat kepada orang asing pun dilarang pada tahun 1076. Akan tetapi ilmu pengetahuan tentang bahan yang menakjubkan ini sudah tersebar sejalan dengan Jalan Sutera (sebuah rute/jalur perdagangan yang menghubungan Cina dengan negara-negara Asia Selatan) sampai ke India, Timur Tengah, bahkan Eropa.

Bubuk Mesiu Untuk Hiburan

Pada awal mulanya, bubuk mesiu digunakan untuk hiburan bukan untuk kepentingan militer. Di mata para leluhur, bubuk mesiu sangat unik dalam menghasilkan efek visual. Dengan demikian, bubuk mesiu digunakan untuk membuat kembang api untuk menghibur rakyat. Pada masa Tiga Negara, seorang pandai besi yang ternama, Ma Jun membuat "kembang api" untuk memberikan hiburan dalam bentuk bubuk yang dibungkus kertas, yang memulai penggunaan dari bubuk mesiu.

Dalam Festival Musim Semi, rakyat China suka menyalakan kembang api selain juga petasan. Kembang api, sering disebut juga sebagai "roket langit" dikembangkan dari petasan, terdiri dari tiga bagian termasuk, sumbu, roket penggerak dan bubuk mesiu. Sumbu dinyalakan, dan penggerak roket terbakar, sehingga bubuk ditembak ke langit. Kombinasi dari efek cahaya, warna, suara, kekuatan suara dan asap yang ditimbulkan selama proses pembakaran atau peledakan bubuk membuat penembakan kembang api menjadi sebuah hiburan yang mengagumkan.

Bubuk mesiu adalah substansi peledak pertama yang mulai digunakan oleh manusia dan juga merupakan satu dari empat penemuan besar Tiongkok kuno. Penemuan bubuk mesiu memberikan atribut pada ahli kimia dari Tiongkok kuno, yang terinspirasi dari percikan-api selama pembuatan pil dimana belerang, nitrat dan subtansi lainnya digunakan. Mereka akhirnya menemukan formula bubuk mesiu. Ketika formula tersebut jatuh ke tangan para ahli perang, bubuk mesiu akhirnya dibuat menjadi bubuk hitam yang digunakan untuk perang.

Penggunaan bubuk mesiu dalam militer dimulai pada akhir Dinasti Tang. Menurut catatan sejarah, terdapat perang melawan pengepungan yang menggunakan "api terbang" pada masa itu. Rakyat menggunakan lontaran batu untuk melepaskan paket bubuk mesiu yang dinyalakan untuk membakar musuh. Pada masa Dinasti Song, pemerintah mendirikan bengkel bubuk mesiu, dimana senjata berbahaya atau yang mudah meledak seperti "mortar", "roket" dan "misil" diproduksi dalam periode yang berbeda. Di tahun 1259, sesuatu yang dinamakan "erupsi" mulai diperkenalkan. Ini adalah alat dengan pipa bambu yang diisi dengan bubuk mesiu. Pada masa Dinasti Yuan, sebuah senjata yang dinamakan mortar perunggu ditemukan. Pada abad ke-16, sebuah roket jenis baru yang dinamakan "Naga api keluar dari air" diperkenalkan. Roket ini dikenal sebagai cikal bakal roket tingkat-dua. Dalam masa Dinasti Ming, terdapat roket militer yang dinamakan "sapi terbang dengan api magis" dengan kekuatan ledakan yang tinggi. Senjata penggerak roket primitif yang menggunakan ledakan bubuk mesiu ini, menunjukkan kekuatan militer yang belum pernah dilihat sebelumnya. Senjata-senjata ini juga merupakan cikal bakal dari senjata masa kini.

Bubuk mesiu juga digunakan dalam akrobat dan pertunjukkan boneka sebagai alat dekorasi panggung dan memberikan suasana misterius. Rakyat dari Dinasti Song menggunakan bubuk mesiu dalam pertunjukkan yang mengagumkan seperti semprotan api, sulap menghilangkan panggung.

Dalam abad ke-12 dan ke-13, bubuk mesiu diperkenalkan ke Negara-negara Arab sebelum akhirnya diperkenalkan ke Yunani dan Negara Eropa lainnya. Bubuk mesiu menandai akhir "era senjata dingin" dan memulai bab baru dalam sejarah perang, menyebabkan dampak yang lebih besar dalam perkembangan sejarah manusia. Bubuk mesiu juga digunakan di beberapa area lainnya, seperti membuat kembang api dan petasan, sehingga membuat hidup manusia lebih berwarna.

Bubuk mesiu adalah campuran dari belerang, kalium nitrat dan char, yang mana dua unsur pertama pernah dicatat sebagai material pengobatan penting dalam karya Shennong "Classics of Material Medica" (Material Pengobatan Klasik), yaitu pengobatan klasik pertama di China yang disusun dalam masa Dinasti Han. Bubuk mesiu juga dikategorikan sebagai obat, dengan bukti yang ditemukan dalam Compendium of Materia Medica (Ikhtisar Material Pengobatan) oleh Li Shizhen pada masa Dinasti Ming, dimana bubuk mesiu disebutkan sebagai anthelmintik dan dapat mengobati nyeri dan penyakit kurap dan mencegah kelembaban dan pes. (Mei-Ing)

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA