BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Minggu, 24 Maret 2013

ORANG YANG BAJIK, TIDAH MERASA DIRINYA BAIK

Kebaikan selalu tumbuh bersama dengan kerendahan hati. Dimana ada kebaikan maka disana ada kerendahan hati. Kebaikan tidak dapat tumbuh bersama dengan kesombongan. Bila ada kebaikan yang melahirkan kesombongan maka itu bukan kebaikan. Itu adalah keegoisan dalam bentuk yang halus.

Jika Anda berbuat kebaikan, lalu Anda merasa diri lebih baik dari orang lain. Orang-orang perlu tahu akan kebaikan Anda. Kemudian Anda menjadi kristis dengan orang-orang yang tidak melakukan kebaikan. Merasa diri berhak mengoreksi mereka. Ketika ada yang mengritik, Anda segera menjatuhkannya dengan kebaikan yang Anda miliki, maka kebaikan Anda bukanlah kebaikan. Berbuat baiklah karena memang dirimu baik.

Tidak perlu berbuat baik jika masih ada keinginan. Yang perlu dilakukan hanya mencegah atau berupaya untuk tidak berbuat kejahatan atau keburukan terhadap orang lain. Tidak perlu berangan untuk berbuat kebaikan bagi orang lain, cukup berikan ucapan serta perbuatan yang tidak membuat orang lain bersedih.

Kita sering terjebak bujukan orang agar berbuat kebaikan. Akhirnya kita berbuat baik karena desakan orang lain. Ini bukanlah perbuatan baik. Ini hanya memenuhi keinginan orang lain. Bukan kebaikan yang berasal dari hati yang tulus. Demikian juga saat kita melakukan ibadah. Seringkali hanya memenuhi keinginan orang sekitar.

Banyak orang yang sering menganjurkan agar orang lain berbuat kebaikan untuk mendapatkan pahala. Aneh sekali. Semua bertujuan mendapatkan imbalan. Mereka lupa bahwa ketika seseorang mendapatkan imbalan, baik hanya pujian maupun materi, sesungguhnya ia telah menghapus nilai kebaikan itu sendiri. Inilah ego manusia yang masih melekat erat.

Seseorang yang berkebajikan, walaupun semua orang mengakui kemuliaan pribadinya, namun ia tidak merasa diri istimewa. Sekalipun pengorbanan dan dedikasinya besar namun hatinya tetap biasa seolah ia tidak melakukan sesuatu. Batinnya tenang, wajar alami bagai air mengalir dan angin berhembus. Tidak butuh pujian dan pengakuan. Bekerja tenang dan konsisten sejalan dengan alam.

Seperti kata Guru Agung Lao Tze : "Orang yang sempurna kebajikan, tidak merasa diri baik." [Diana Chuang / Kendari]

***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA