BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Selasa, 19 Maret 2013

AKIBAT SUKA PAMER

Sekelompok kera tinggal di sebuah gunung yang dekat dengan sebuah sungai. Gunung itu sangat subur, pemandangannya juga indah.

Saat musim semi pengunungan akan ditumbuhi penuh dengan buah-buah hutan yang bermekaran.

Tidak tahu sejak kapan, sekelompok kera datang dan tinggal diatas gunung yang subur nan indah ini. Mulai saat itu mereka tidak usah khawatir kelaparan karena diatas gunung banyak makanan. Kawanan ini bisa hidup dengan makmur.

Pada suatu hari, Raja Wu ketika bertamasya dengan perahunya melewati gunung. Dia melihat pemandangan serta keindahan gunung itu, sangat tertarik dan bersemangat.

Raja Wu lalu memerintahkan prajuritnya berhenti disana, bersama dengan rombongannya naik ke atas gunung menikmati pemandangan yang indah.

Kera-kera di atas gunung yang biasanya hidup dengan damai dan tenang, tiba-tiba didatangi sekelompok manusia naik keatas gunung mengacaukan suasana damai dan tenang diatas gunung. Kawanan kera menjadi ketakutan lari kocar kacir bersembunyi didalam hutan.

Ada seekor kera yang  tidak sama dengan kelompoknya. Dia memutuskan tidak akan berlari dan tetap berada ditempat itu. Sesekali dia memegang telinganya, kemudian menari dan melompat-lompat, sepertinya tidak peduli kepada raja Wu dan rombongan.

Dia memamerkan kelincahannya kepada rombongan itu. Raja Wu menarik busur panahnya dan memanahnya. Si kera ini sama sekali tidak takut. Anak panah yang melesat kearahnya dengan gesit segera ditangkapnya.

Merasa tertantang, Raja Wu memerintahkan para prajuritnya mengejar dan memanah kera itu. Menghadapi begitu banyak anak panah yang melesat kearahnya, kera kewalahan tidak dapat menangkis semuanya, akhirnya salah satu anak panah menebas jantungnya.

Setelah kera tersebut mati, raja Wu membalikkan badannya berkata kepada pengawalnya, "Kera ini adalah seekor kera yang suka pamer, ingin memamerkan ketangkasannya, mempertaruhkan hidupnnya akhirnya nyawanya sendiri yang melayang, sangat menyedihkan, kalian harus ingat, jangan meniru kera ini sok pamer sedikit ketangkasan didepan orang. Akhirnya nyawanya yang melayang."

Orang yang bijaksana biasanya selalu rendah hati menyembunyikan dan tidak memamerkan kepintarannya. Orang yang memiliki sedikit ketangkasan dan kepintaran memamerkan diri kepada semua orang adalah orang yang paling bodoh. Mereka akan menjadi lelucon bagi orang lain, akhirnya akan mengalami kegagalan yang menyedihkan. [Sofia Ng / Jember]

***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA