Muridnya sangat sedih, dengan sedihnya dia berkata kepada gurunya, "Kesalahan yang saya lakukan tidak sebesar kesalahan yang dilakukan orang lain, kenapa guru demikian kejam memarahi saya?."
Mo Tzu setelah mendengar keluhan muridnya lalu berkata, "Jika engkau akan mendaki gunung Taishan, ada seekor kuda dan seekor kambing, engkau akan memilih mencambuk kuda atau mencambuk kambing?."
Muridnya setelah mendengar perkataan gurunya menjawab,"Tentu saja saya akan mencambuk kuda. Lalu Mo Tzu bertanya lagi, "Kenapa engkau memilih tidak mencambuk kambing?."'
Muridnya menjawab, "Karena kuda dapat lari dengan cepat maka harus mencambuknya, sedangkan kambing tidak mempunyai kemampuan seperti kuda." Mo Tzu berkata lagi, "Saya memarahi kamu karena kamu seperti kuda tersebut bukan seperti kambing, pantas mendapat kritik."
Seseorang dimasa proses pertumbuhan, tidak dapat menghindari lingkungan serta pergaulannya dengan orang yang dapat menciptakan pola berpikirnya. Ketika pola berpikirnya yang menyimpang mendapat kritikan, maka akan timbul emosi yang negatif, atau bisa timbul rasa marah, rasa benci dan rasa sedih.
Tetapi jika kita dapat menyadarinya serta dapat keluar dari pola berpikir lama yang menyimpang ini, maka kita akan sangat berterima kasih kepada orang yang mengkritiknya dan dapat menerima kekurangan dan kelemahan dirinya sendiri. Sehingga kita akan menjadi seekor kuda yang dapat berlari dengan cepat ribuan mil, bahkan dalam proses pertumbuhan dapat maju dengan pesat. [Ernawati H / Medan] Sumber: Kebajikan