Bagaimanapun juga orang akan mengenali mereka. Mereka yang mempertunjukkan keangkuhan dan menyombongkan diri sangatlah tidak layak menyandang nama dan gelar mereka.
Xue Tan belajar bernyanyi pada Guru Qin Qing. Pada akhirnya ia meminta izin kepada gurunya agar membolehkannya pulang ke rumah, karena ia berpikir telah menguasai semua hal-hal yang perlu diketahuinya tentang teknik bernyanyi, dan semua yang dapat diajarkan Qin kepadanya. Namun Xue Tan ternyata salah.
Qin Qing tidak menjadi gelisah ataupun kecewa, dan berpegang pada kebulatan tekadnya untuk mengajar muridnya. Akhirnya sang guru mengatur sebuah perjamuan perpisahan untuknya di pinggiran sebuah kota, dimana saat itu Guru Qin menyanyikan lagu-lagu melankolis untuk Xue Tan.
Melodi-melodi yang dibawakan begitu agung sehingga pohon-pohon dalam hutan yang ada di dekat sana merasa tersentuh, dan awan-awan di langit seolah-olah berhenti berkejaran hanya untuk mendengarkan.
Xue Tan merasa malu, karena menyadari keangkuhan dirinya dan mengerti bahwa di hadapannya masih terbentang jalan yang panjang untuk bisa memahami kemampuan Guru Qin yang amat mendalam. Ia lalu meminta maaf kepada gurunya dan memohon agar tetap bisa tinggal lebih lama bersamanya, untuk belajar lebih banyak, dan tidak lagi berani untuk meminta pulang.
Tidak menjadi masalah apakah seseorang sedang dalam tahap pencarian terhadap kemampuan artistiknya, atau sedang dalam pencarian akan kultivasi ataupun pengetahuan semuanya tidak terbatas. Rasa puas diri dan keangkuhan diri akan merintangi diri seseorang untuk bisa maju ke depan dan akan membatasi pencapaian potensinya. [Amanda Lim / Makassar]
Silahkan klik menu kategori lain di bawah ini:
http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com
Atau ngajak teman Tionghoa anda ikut gabung disini http://www.facebook.com/chinese.indo bersama ribuan teman Tionghoa lainnya.