"Setiap kali ketika giliranmu patroli ke bumi selama 3 bulan (bulan Maret-Mei), maka manusia dibumi akan sangat berisik, tidak pernah tenang dalam sehari pun, sebentar pergi mendaki gunung, sebentar pergi bertamasya ke laut, sebentar berpiknik ke luar kota," kata Dewa Musim Dingin.
"Setiap orang selalu sibuk diluar, tidak ada seorangpun dengan tenang tinggal didalam rumah, juga tidak ada orang yang khawatir apakah akan terjadi angin kencang atau cuaca buruk," ceracau si Dewa musim dingin.
Setelah berhenti sebentar, ia kemudian melanjutkan berkata dengan bangga, "Tidak seperti saya, setiap kali tiba giliran saya berpatroli (Desember – Februari), setiap orang melihat saya akan menundukkan kepalanya, kelihatannya sangat berhati-hati, dan sangat hormat kepada saya, jika tidak ada hal-hal yang penting tidak akan keluar rumah dan selalu tertib.
Dewa musim semi dengan tenang mendengar celaan Dewa musim dingin, setelah dewa musim dingin selesai berkata, dewa musim semi sambil tertawa mengeleng-gelengkan kepalanya dan berkata :
"Sebenarnya, saya dari pada menjadi dewa yang ditakuti setiap orang, saya lebih senang menjadi dewa yang disenangi orang, seperti saya yang sekarang, setiap manusia mendengar nama saya, maka mereka akan tahu masa yang baik akan segera tiba, semua orang pasti akan gembira dan dengan meriah menyambut kedatangan saya, saya tidak ingin menjadi seorang yang dibenci oleh semua orang," ujar Dewi Musim Dingin.
Tekanan dan tindakan seperti musim dingin yang membekukan orang seperti tindakan Dewa musim dingin, membuat orang seperti permukaan menghormatinya, tetapi didalam hati sangat membencinya. Tetapi perhatian dan dorongan sejati seperti Dewa musim semi, selalu membawa kegembiraan, tawa dan sukacita. Akan membuat semua orang merasa senang. [Erlina Goh / Jakarta]