Ren: Sabar
Zhang Er dan Chen Yu adalah pejabat tinggi di negara bagian Wei (hidup sekitar 500 BC-221 BC). Zhang dan Chen bertualang dengan cara menyamar dan tiba di kabupaten Chen, dan mereka bekerja menjadi penjaga pintu. Pada suatu hari seorang pejabat rendah marah-marah dan memukul Chen Yu. Chen Yu ingin membalas, namun Zhang Er memperingatkannya. Saat pejabat rendahan itu berlalu, Zhang Er bertanya pada Chen Yu: "Ingat apa yang saya katakan padamu sebelumnya? Pernahkah kamu berpikir akan akibat dari perbuatanmu bila tidak mau melepas emosi dari sedikit penghinaan ini?" Chen Yu malu dan setuju akan perkataan Zhang Er. Tak lama setelah kejadian itu, mereka diangkat oleh raja menjadi menteri. Bila mereka waktu itu bertengkar dengan pejabat rendah dan menjadi tontonan orang-orang, pasti kejadian itu akan sampai di telinga raja, dan mereka batal dipromosikan.
Di Changzhou, ada seorang bapak tua bernama Pak You yang membuka toko gadai pakaian. Pada suatu hari menjelang tahun baru, seorang kakek yang pernah menggadaikan beberapa baju-bajunya dan beberapa barang lain di toko itu kembali ke toko dengan tangan kosong dan meminta bajunya dikembalikan semua. Karyawan toko tidak memenuhi permintaanya karena kakek ini tidak membawa uang untuk menebus semua hutangnya, kemudian kakek ini mulai membuat keributan. Pak You buru-buru menenangkannya dan berkata, "Sebentar lagi kita akan merayakan tahun baru, mengapa harus ribut? Dia lalu memerintahkan karyawannya untuk mengambil semua baju untuk kakek ini. Dia memberikan jaket kakek itu dan berkata, "Ini akan membuatmu merasa hangat. " Kemudian dia memilih baju si kakek yang terbagus dan berkata, "Ini juga pasti diperlukan saat berkunjung ke rumah sanak saudara di hari tahun baru." "Yang lain masih belum penting sekali untuk dipakai, biarkan dulu disini ya?" Si Kakek terdiam, kemudian mengambil baju dan jaketnya kemudian berlalu pergi. Malam harinya, terdengar kabar bahwa dia tewas di rumah orang lain. Keluarga si kakek ribut dengan pemilik rumah tempat si kakek tewas, malah menuduh mereka mengincar harta si kakek, karena kasus ini, kedua belah pihak bolak-balik ke pengadilan.
Sebetulnya, si kakek memang adalah orang kaya dengan banyak masalah dalam pikirannya. Pada siang hari itu dia sudah minum racun dan ingin tewas di rumah orang lain agar tidak dianggap bunuh diri, dan saat itu ia teringat baju gadainya dan pergi ke rumah Pak You. Namun kebaikan hati dan kesabaran Pak You membuat si kakek merubah rencananya. Jadi dia pergi ke rumah orang lain dan pada akhirnya membuat masalah bagi orang lain tersebut. Saat kejadian ini menjadi perbincangan di tengah masyarakat, Pak You berkata, "Saat seseorang muncul di pintumu dengan permintaan yang tak masuk akal, dia pasti punya motif tersembunyi. Bila kamu tidak menuruti sedikit permintaannya, malapetaka dapat terjadi." [Rosvina Ang / Palu]
* Sumber: Google Search Engine