Nabi melakukan wawancara dengan Loocu yang beliau anggap mempunyai banyak pengetahuan, baik tentang kesusilaan, kebudayaan dan peradaban kuno maupun saat itu. Tetapi nampaknya Loocu mempunyai keragu-raguan terhadap faedahnya segala tatacara peradaban yang diwariskan di dalam Kitab-Kitab Suci purba dan tidak melihat kemungkinannya untuk dapat ditegakkan kembali melihat kekalutan jaman itu. Loocu hanya berkata, "Orang-orang yang Anda bicarakan itu sudah mati, tulang-tulangnya pun telah hancur menjadi debu, hanya kata-katanya yang tinggal. Bila seorang susilawan mendapatkan waktu yang tepat, ia akan menanjak tinggi; bila tidak mendapatkan waktu yang tepat, ia pergi sampai kakinya gemetar, Aku mendengar, seorang pedagang yang pandai, biarpun kaya menyimpan harta miliknya dalam-dalam di almari dan menampakkan diri sebagai orang miskin; dan seorang Susilawan biar sempurna pengetahuan, menampakkan diri sebagai orang bodoh. Jauhilah kesombongan, banyak keinginan, suka mencela dan kemauan yang menggebu-gebu itu. Itu tidak berfaedah. Demikianlah yang dapat kusampaikan."
Tentang Loocu ini Nabi bersabda, "Aku tahu, burung dapat terbang; ikan dapat berenang dan hewan dapat lari. Tetapi yang lari dapat dijerat, yang berenang dapat dijaring dan yang terbang dapat ditembak. Hanya naga, katanya dapat naik angin menembus awan sampai ke langit. Hari ini Aku bertemu Loocu, ia dapat dibandingkan naga." [Bersambung]