Seorang kawannya mencuri sebuah artikel darinya, kemudian menggunakannya selama ujian kerajaan dan memperoleh nilai tertinggi. Kawannya ini menjadi lupa diri dalam kesuksesan dan selalu menyombongkan dirinya. Dia bahkan berani menepuk dada di hadapan Xu Rong. Banyak kawan Xu Rong merasa marah melihat kelakuannya dan ingin melampiaskan kemarahan mereka langsung ke wajah orang itu. Tetapi Xu Rong mencegah mereka dan berkata: "Itu memang sudah suratan orang itu. Nasibnya merupakan hal pertama dan tidak terkait dengan artikel tersebut. Lebih lanjut, saya tidak sungguh-sungguh menulis artikel tersebut dan berharap kawan-kawan tidak salah mengerti." Kawan yang mencuri artikel tersebut mendengar tentang hal ini dan datang untuk meminta maaf. Dia kemudian meminta Xu menuliskan sebuah manuskrip dan Xu Rong memberikan manuskrip terbaiknya. Kemudian, temannya ini ternyata menggunakan manuskrip hasil karya Xu dalam ujian kenegaraan dan berhasil lulus dalam ujian tertinggi kerajaan. Sementara, Xu Rong gagal melewati ujian tersebut. Temannya ini bukan saja tidak berterima kasih, tetapi juga berpura-pura tidak kenal dengan Xu Rong ketika dirinya diangkat menjadi pejabat hakim kabupaten. Namun Xu Rong tidak pernah mempersoalkan hal tersebut.
Belakangan, Xu Rong berhasil lulus dalam ujian kerajaan yang tertinggi dan diangkat langsung oleh Kaisar menjadi gubernur dari Provinsi Shandong. Dikisahkan dia menjadi atasan langsung dari temannya tersebut. Temannya karena malu melihatnya, kemudian mengajukan pengunduran diri dengan alasan kesehatan. Tetapi Xu yang belas kasih menenangkan temannya dan tetap memperlakukannya dengan baik seperti sedia kala. [Anita Li / Jayapura]