BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Jumat, 22 April 2011

LEGENDA KODOK BERMAIN DENGAN NAGA

Pada zaman Dinasti Han Timur, di sekitar kota Luoyang, ibu nergara Tiongkok pada saat itu, sering terjadi gempa bumi. Menurut catatan sejarah, dalam periode lebih 50 tahun, yaitu mulai tahun 89 sampai tahun 140 Masehi, 33 kali gempa terjadi di area tersebut, mengakibatkan banyak bangunan hancur, dan banyak orang dan hewan ternak terbunuh. Rakyat jelata sangat takut akan bencana itu. Kaisar saat itu, menganggapnya sebagai hukuman Kaisar Kayangan atas tingkah laku manusia yang tidak menghormati dewa-dewi. Maka, beliau pun meningkatkan kutipan pajak dalam kalangan rakyat, untuk mengadakan kegiatan memuja dewa-dewi. Namun, seorang ilmuwan yang bernama Zhang Heng, menganggap bencana gempa ini sebagai satu fenomena alam saja, cuma belum dikenal oleh manusia. Maka, dia pun mempercepat penyelidikannya terhadap bencana tersebut.

Zhang Heng memperhatikan dan menyelidiki setiap gempa yang terjadi dengan teliti, dan menganalisis sebab terjadinya bencana itu dengan cara ilmiah. Dengan percobaan yang dilakukannya selama beberapa tahun, pada tahun 132 Masehi, dia berhasil menciptakan alat pendeteksi gempa satu di dunia. Alat ini dinamakan seismoskop, atau "Di Dong Yi" dalam bahasa Mandarin.

Alat pengukur gempa yang berbentuk bola ini, terbuat dari tembaga. Garis pusat bola itu adalah sekitar 1 meter. Di tengahnya, ada sebuah tiang besar yang terbuat dari tembaga, yang terhubung dengan delapan tiang yang kecil. Delapan ekor naga yang terbuat dari tembaga terpasang pada bola tersebut. Kepala delapan ekor naga itu pula tersambung dengan delapan tiang kecil tadi, dan masing-masing mengarah ke delapan arah yang berbeda, yaitu utara, selatan, timur, barat, timur laut, tenggara, barat laut dan barat daya. Dalam mulut setiap ekor naga tersebut, terdapat sebuah bola tembaga yang kecil. Di bagian bawah delapan ekor naga tersebut pula, ada delapan ekor kodok yang ternganga yang juga terbuat dari tembaga. Mereka saling berpandangan. Keadaan itu dilihat seolah-olah kodok sedang bermain dengan naga. Menurut desain Zhang Heng, saat gempa terjadi, bola kecil dalam mulut naga yang menghadap ke arah tempat terjadinya gempa, akan terjatuh ke dalam mulut kodok yang terletak di bagian bawahnya itu.

Selama 4 tahun setelah alat tersebut selesai dibuat, empat kali gempa terjadi di sekitar Luoyang, dan kesemuanya telah berhasil terdeteksi secara akurat oleh alat itu. Namun, pada suatu hari di tahun 138 Masehi, mulut ekor naga yang menghadap ke arah sebelah barat pada bola tersebut terbuka, dan bola kecil dalam mulut naga itu terjatuh ke dalam mulut kodok di bawahnya. Ini menunjukkan bahwa gempa telah terjadi di suatu tempat yang terletak di sebelah barat Luoyang. Namun, gegaran sedikit pun belum dirasakan. Oleh itu, banyak orang mulai mencurigai efektivitas alat ini. Namun, tidak beberapa lama setelah itu, utusan dari Provinsi Gansu, sebelah barat Luoyang, telah melaporkan berita bahwa gempa telah terjadi di sana. Hingga saat itu, barulah mereka percaya bahwa alat pendeteksi gempa yang dibuat oleh Zhang Heng itu, bukanlah hanya mainan, seperti "kodok bermain dengan naga" saja. Ia benar-benar sejenis peralatan ilmiah yang sangat berguna. Sejak itulah, rakyat Tiongkok mulai menggunakannya untuk mendeteksi gempa bumi dari jarak jauh. [Chen Mei Ing]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA