Pahatan patung batu adalah sebuah kesenian yang melegenda di Tingkok kuno. Yang paling terkenal adalah pahatan figur singa, sang raja hewan, sebagai simbol keberanian, kekuatan, pelindung rumah, pengusir iblis, lambang kebanggaan dan status. Patung singa adalah sebuah hadiah yang diberikan kepada duta bangsa lain oleh Kaisar Dinasti Han pada zamannya.
Tahukah Anda bahwa kedua patung singa itu berbeda? Patung singa jantan dapat dibedakan dengan patung singa betina. Singa jantan biasanya diletakkan di bagian kiri, mengangkat salah satu kaki depannya memegang bola semak, yang melambangkan kesatuan bangsa. Singa betina duduk di sebelah kanan, dibawah telapak kakinya ada anaknya yang kecil, melambangkan kesuburan sampai anak-cucu.
Sejak zaman dinasti Ming dan Qing, kepala patung singa melambangkan status pemiliknya. Bagaimana mengetahui sang pemilik itu pejabat tinggi atau rendah? Mari kita hitung bundaran besar (dari rambut ombak) pada kepala patung singa tersebut. Pejabat tertinggi memiliki 13 bundaran, bawahannya 12 bundaran dan seterusnya semakin kecil sesuai jabatannya. Pejabat tingkat ketujuh tidak diperbolehkan memiliki patung singa didepan rumah mereka.
Patung singa pertama dipahat pada awal Dinasti Han Barat (25-220 AD) pada saat awal penyebaran aliran Buddha di daratan Tiongkok kuno. Singa melambangkan kemuliaan dan martabat, yang melindungi kebenaran dan menjauhkan kejahatan.
Menghias jembatan dengan patung singa juga populer. Jembatan Lugoqiau (dikenal juga dengan nama Jembatan Marcopolo) yang dibangun tahun 1189 – 1192 dihias oleh patung-patung singa pada kedua sisi jembatan, dari ujung ke ujung. Dikatakan ada 485 patung singa waktu itu, mungkin lebih. Untuk menggambarkannya, ada sebuah pepatah yang berbunyi, "Singa di Lugoqiao tidak terhitung." (*v*)
Mobile Upload by - Chen Mei Ing