BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Sabtu, 14 Juli 2012

PRIA EGOIS YANG DISAMBAR PETIR DAN ORANG BAIK YANG DIKARUNIA ANAK

Tabib Sun Si Miao ( 孙 思 邈), seorang pakar pengobatan kuno, adalah tabib terkenal pada masa Dinasti Tang. Sepanjang hidupnya, dia mengabdikan diri dalam ilmu pengobatan. Dia banyak menulis buku, termasuk Qian Jin Fang dan Qian Jin Yi Fang. Kedua buku itu telah diwariskan kepada banyak generasi.

Secara kebetulan tabib Sun pernah menyelamatkan jiwa seekor naga. Untuk membalas kebaikan budi Sun Simiao, naga itu menghadiahkannya resep pengobatan yang digunakan di Istana Naga.

Tabib Sun menggunakan resep ini dalam praktek pengobatannya, dan hasilnya sangat baik. Kemudian ia menyunting resep itu ke dalam bukunya, Qian Jin Fang (千金方 ), dan mengukirnya pada sebuah batu untuk diwariskan kepada generasi penerus.

Ada seorang lainnya yang mendengar tentang hal ini. Dengan harapan dapat meraup keuntungan besar, ia menggunakan kekuasaannya untuk menyita batu itu. Ia berencana akan menggunakan cara khusus untuk menyalin resep yang terukir di batu itu, lalu akan mencetak resep itu dan menjualnya.

Secara sengaja ia menghancurkan batu. Segera setelah kejadian itu, ia meninggal disambar petir.

Kemudian, ada seorang yang baik hati menyewa seorang seniman untuk mengukir kembali resep itu pada sebuah batu. Dengan cara inilah Qian Jin Fang yang amat berharga dapat diwariskan kepada generasi berikutnya.

Suatu malam, orang yang baik hati ini bermimpi. Dalam mimpinya, tabib Sun berkata kepadanya: "Sebenarnya anda ditakdirkan tidak punya anak. Karena perbuatan baik, anda akan memperoleh seorang anak laki-laki yang cakap." Tak lama kemudian istrinya  mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ketika dewasa ia menjadi seorang yang cemerlang.

Orang yang egois yang telah meremukkan batu berukir itu dan hanya memikirkan kepentingannya sendiri, sedangkan orang tanpa pamrih yang mengukir ulang resep itu demi memikirkan kepentingan orang lain.

Ironisnya orang yang egois tidak mendapatkan apa-apa, bahkan disambar petir, sedangkan yang tanpa ego secara tak terduga mendapat ganjaran dari perbuatannya yang baik. [Yolanda Li / Banjarmasin]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA