BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Jumat, 17 Februari 2012

ISTRI TELADAN YANG BAIK

Wang Yu Tao termasuk salah satu dari orang yang ternama, dia mempunyai seorang istri yang bermarga Meng. Pada suatu hari, karena akan mengikuti ujian negara, maka dia berangkat menuju ke ibu kota dan menyuruh istrinya untuk pulang ke rumah ibunya selama beberapa hari.

Sewaktu nyonya Meng melakukan perjalanan pulang ke rumahnya, ditengah perjalanan itu mendadak turun hujan yang amat deras, sehingga dia harus berteduh di sebuah tempat peristrahatan untuk menunggu hujan reda. Tak lama kemudian terlihat ada seorang pemuda berlarian datang dan memasuki tempat peristrahatan itu untuk berteduh pula.
Sampai saat matahari terbenam, hujan masih belum reda juga sehingga mereka harus menginap satu malam disana. Setelah hari sudah agak terang, barulah mereka dapat meninggalkan tempat tersebut. Pada saat itu barulah terlihat, yang pria sangat tampan sedangkan yang wanita sangatlah cantik bagaikan bidadari. Tapi dalam hati mereka masing-masing sama sekali tidak timbul pikiran yang bukan-bukan dan mereka masing-masing saling mengambil jalan sendiri, sepatah kata pun tidak saling berucap.

Sesampainya nyonya Meng di rumah, adik iparnya bertanya dimana dia menginap semalam ? Lalu nyonya Meng menjawab bahwa dia tidur di tempat peristrahatan bersama seorang pria yang tidak dikenal dan untunglah pria itu sangat baik, jika tidak hancurlah hidupnya. Karena nyonya Meng adalah seorang yang pandai bersastra, maka dia membuat sebuah syair yang berbunyi :

"Hujan lebat, berteduh bersama di tempat peristrahatan, Saat tengah malam sama sekali tiada suara dan tindakan, Pria dan wanita saling menghadap ke arah berlawanan, Ternyata sang pria berbudi baik serta berkebajikan."

Sepulangnya Wang Yu Tao dari ujian, adiknya kemudian menceritakan peristiwa yang dialami oleh kakak iparnya dan syair yang dibuat oleh kakak iparnya itu juga dibacakan, tapi dia hanya mengingat tiga bait pertama saja, sisanya dia robah menjadi, " Aku tidak kalah dengan Yik Chan Cien (Wanita tercantik di China)".

Mendengar semua cerita itu, Wang Yu Tao menjadi amat gusar lalu menyuruh istrinya keluar dan pada saat itu juga dia menulis surat perceraian yang sudah dia masukkan ke dalam amplop. Kemudian dia menyuruh istrinya untuk kembali ke kampung halamannya dan berbohong kepada istrinya dengan mengatakan, " Bapak mertua tiba-tiba jatuh sakit, kamu cepat-cepatlah pulang ke rumah untuk mewakili saya menjenguk bapakmu."

Nyonya Meng sama sekali tidak merasa curiga, lalu dia pulang ke rumahnya dan menyerahkan surat itu kepada ayahnya yang ternyata masih dalam keadaan sehat. Begitu sang ayah membaca surat itu, beliau sama sekali tidak memberi komentar apa-apa, lalu menyerahkan surat itu kepada nyonya Meng dan setelah nyonya Meng membaca surat cerai itu, dia langsung jatuh pingsan tidak sadarkan diri.

Wang Yu Tao setelah menerima kabar bahwa dirinya telah berhasil lulus ujian dan mendapat rangking kedua, dia merasa amat girang, lalu dengan buru-buru dia menemui pengawas ujian dan kebetulan saat itu Liu Chun Seng yang mendapat rangking pertama juga berada disana. Pengawas ujian bertanya kepadanya, " Kamu telah berbuat kebajikan besar apa sehingga dapat meraih rangking pertama ?". Liu Chun Seng berkata, "Tidak ada ".

Pengawas itu berkata lagi, " Aneh ! Sampai tiga kali saya periksa kertas ujianmu, sebenarnya kamu tidak bisa meraih rangking pertama, namun di saat kertas ujianmu itu saya kesampingkan, mendadak saja ada satu perasaan yang mengatakan kepadaku bahwa kertas ujianmu tidak boleh dibuang, jadi tidak mungkin kalau kamu tidak berbuat kebajikan yang berjasa besar ?".

Mendengar sampai disini, barulah Liu Chun Seng teringat dan menceritakan kejadian di tempat peristirahatan itu. Wang yu Tao setelah mendengar ceritanya menjadi sadar dan berkata, " Nyonya muda itu adalah istriku ! dan ternyata aku telah salah paham terhadapnya dan menceraikannya".

Pengawas itu setelah mengetahui kejadian yang sebenarnya lalu menasehati Wang Yu Tao untuk segera menjemput kembali istrinya dan juga memuji nyonya Meng dengan berkata, "Sungguh-sunguh beliau adalah seorang istri yang bijaksana !".

Kemudian sebagai tanda terima kasih, Wang Yu Tao menjodohkan adik perempuannya kepada Liu Chun Seng. Peristiwa ini sampai sekarang masih dibicarakan orang-orang sebagai satu contoh teladan yang baik. [Anita Li / Jayapura]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA