BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Sabtu, 31 Desember 2011

SHAO LIN SHE (BIARA SHAOLIN)

Begitu nama Biara Shaolin disebut, biasanya yang terlintas di benak kita adalah murid-muridnya, kewajiban, kesederhanaan, heroisme, dan kerja keras. Secara umum Biara Shaolin dikaitkan dengan ketenaran kungfunya yang melegenda di seluruh dunia, di samping sebagai pusat agama Buddha.

Meskipun demikian, popularitas Biara Shaolin dalam kaitannya dengan kungfu jauh melebihi kesadaran orang tentang perannya dalam pusat agama Buddha. Sedemikian populernya kungfu Shaolin sehingga sering secara "berlebihan" khalayak mengatakan bahwa semua kungfu di seluruh dunia berasal dari Biara Shaolin.

Biara Shaolin telah berulang kali dihancurkan dan dibangun kembali dalam waktu lebih dari seribu tahun sejak pemerintahan Wei Utara (386–534), Dinasti SUi, Tang, Song, Yuan, Ming, dan CHing. Masing- masing dinasti ikut berperan dalam pembangunan dan pembesarannya, yang pada akhirnya menjadikannya sebagai harta seni Cina yang besar.

Biara Shaolin berlokasi di Provinsi Henan, Cina, sekitar 13 km barat laut Kabupaten Deng Feng, di kaki barat Songshan (Gunung Song). Nama Shaolin ditetapkan setelah mempertimbangkan lokasi biara yang terletak di bawah pepohonan rindang (lin) di lereng utara Puncak SHaoshih dekat Loyang, yang ditanam oleh para juru taman kaisar pada waktu mereka mempersiapkan pembangunan biara.

Oleh karena itulah, secara harafiah Shaolin berarti hutan baru atau hutan muda. Songshan yang dikenal sebagai pusat dari "lima gunung" di Cina memiliki panorama indah yang sedemikian menakjubkan. Keindahan alam di Songshan diilustrasikan mampu menggambarkan keelokan dunia, penuh dengan puncak-puncak yang berbentuk aneh, yang oleh bangsa Tionghoa ditinggikan sebagai tempat mutiara budaya yang melimpah. Tempat berdirinya Shaolin She di bawah Puncak Wuru di kaki barat Gunung Song merupakan longsoran batu alam.

Disimak dari bentuknya, longsoran tersebut tampak sangat biasa dan sama sekali tak ada keistimewaannya, tetapi dari longsoran inilah lahir aliran Buddha Zen yang gaungnya mampu menembus seluruh pelosok Cina.

Hingga kini, Biara Shaolin dianggap sebagai tempat penting bagi pengembangan ajaran Buddha Zen di negara Cina. Dalam hal ini aliran Zen bertindak sebagai katalisator yang mampu menampilkan satu budaya pendalaman ajaran Buddha serta berlatih kungfu dalam kehidupan keseharian.

Menurut perkiraan, pada masa pemerintahan Kaisar Ming Di dari Dinasti Han Timur (25 – 220), agama Buddha mulai diperkenalkan di CIna. Selama masa pemerintahan Wei Utara (386 – 534), fanatisme terhadap ajaran Buddha berkembang dengan sangat pesat.

Pada masa itu dibangun lebih dari 13.000 kuil Buddha dengan 100.000 biksu dan biarawati. DI samping itu, banyak pula didirikan kuil dan patung. Salah satu mahakarya yang tekenal pada masa itu adalah Perkampungan Gerbang Naga.

Biara Shaolin dibangun oleh Kaisar Xiaowen dari Dinasti Wei Utara sebagai fasilitas menetap dan melaksanakan aktivitas misionari bagi Buddhabadra, seorang biksu Buddha India terkenal yang datang ke Cina pada tahun ke-19 saat pemerintahan Tai He dari DInasti Wei Utara (495 M).

Di Cina Buddhabadra memperoleh nama CIna, Batuo (Bada). Sayangnya, ajaran Buddha Hinayana yang diajarkan Batuo tidak memiliki gaung yang besar. [Michael Suswanto / Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA