BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Jumat, 22 April 2011

LEGENDA MOZI DAN YUNTI

Mozi hidup pada abad ke-5 sebelum Masehi. Pada zaman itu, Tiongkok terdiri dari beberapa buah negeri. Antaranya, negeri Chu adalah negeri yang besar, sedangkan, negeri Song pula adalah negeri yang agak kecil.

Pada saat itu, seorang tukang kayu terkenal yang bernama Gongshu Ban telah menciptakan sejenis senjata baru yang disebut "Yunti", atau "tangga perang" dalam bahasa Melayu. Senjata yang besar dan panjang itu terutama digunakan untuk memudahkan prajurit mendakinya pelindung negeri musuh. Selesai saja ia dibuat, negeri Chu pun siap menyerang negeri Song, untuk menguji efektivitas senjata itu.

Bila mendengar berita tersebut, mozi, dari negeri Song, segera berangkat ke negeri Chu untuk meminta Gongshu Ban agar membujuk raja membatalkan rencana itu. Mozi berkata kepada Gongshu Ban, "Di sebelah utara sana, ada seseorang yang selalu mengganggu saya. Dapatkah awak membantu saya membunuh orang itu?" Gongshu Ban tidak berapa senang mendengar permintaan mozi itu. Namun, dia tidak berkata apa-apa. Maka, mozi terus berkata, "Saya akan memberikan imbalan yang besar ke awak". Gongshu Ban menjawab, "Saya memiliki harga diri. Saya tidak akan melakukan apapun kejahatan meskipun imbalan yang ditawarkan besar." Mozi terus berkata, "Negeri Chu, sebagai sebuah negeri yang besar, ingin menyerang negeri Song yang lemah dan kecil. Pada anggapan awak, apakah ini perang yang adil? Jika perang itu berlangsung, banyak orang yang tidak berdosa tewas akibat senjata yang awak cipta . Apakah hal ini berbeda dengan pembunuhan yang dilakukan dengan tangan awak sendiri? "

Pertanyaan tersebut menjadikan Gongshu Ban terdiam. Sebenarnya, raja negeri Chu itulah yang memutuskan untuk menyerang negeri Song. Jadi, kedua mereka segera pergi menghadap raja tersebut. Mozi tidak menyebut tentang perang itu terlebih dahulu. Sebaliknya, dia berkata kepada raja negeri Chu, "Hamba ada satu hal yang ingin hamba tanyakan kepada tuanku. Ada seseorang yang memiliki mobil dan pakaian yang mewah di sana. Namun, dia tetap ingin mencuri mobil dan pakaian yang usang dari tetangganya. Pada pandangan tuanku , bagaimana sifat orang itu? " Raja negeri Chu menjawab, "Orang itu memiliki kebiasaan mencuri yang buruk." Mozi terus berkata, "Negeri Chu besar dan kaya, sedangkan, negeri Song kecil dan miskin. Kedua negeri ini seolah-olah perbandingan antara pakaian yang mewah dengan yang usang itu. Jadi, pada anggapan hamba, Negeri Chu ini sama sifatnya dengan pencuri tersebut jika ia menyerang negeri Song. "

Ketika mendengar pernyataan tersebut, Raja negeri Chu menjadi berang. Beliau bertitah, "Yang kamu katakan tadi memang agak masuk akal. Namun," Yunti "sudah siap dibuat. Maka, beta pasti akan menyerang negeri Song". Mozi berkata dengan tenang, "Sebenarnya, senjata itu tidak begitu hebat seperti sangkaan tuanku. Hal ini dapat kita buktikan dalam perang lakonan antara hamba dengan Gongshu Ban". Jadi, raja negeri Chu pun membuat perintah agar segera diadakan "perang" itu. Namun, walau dengan cara apa pun jua, Gongshu Ban tidak dapat mengalahkan mozi.

Gongshu Ban tidak rela mengaku kalah. Dia berkata kepada mozi, "Saya tahu bagaimana caranya untuk melawan tuan. Namun, saya tidak akan menceritakannya kepada tuan". Mozi berkata, "Begitu juga dengan saya". Raja negeri Chu bertanya ke mozi sebabnya mereka berkata demikian. Maka, mozi menjawab, "Niat Gongshu Ban itu semata-mata untuk membunuh hamba saja. Pada anggapannya, jika hamba terbunuh, di negeri Song, tidak ada lagi orang yang mampu mempertahankan negerinya. Namun, hamba sudah mengajarkan cara ini ke pengikut hamba. Maka , meskipun hamba terbunuh, dia tetap tidak dapat mengalahkan negeri hamba".

Mendengar pernyataan mozi itu, mau tak mau, raja negeri Chu terpaksa membatalkan rencananya untuk menyerang negeri Song itu. Dengan yang demikian, mozi berhasil mempertahankan negerinya dari diserang musuh dengan kebijaksanaan dan keberaniannya yang luar biasa. [Chen Mei Ing]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA