Kehidupan sebagai seorang manusia yang bisa berbelanja dan berkuasa mengatur uang belum bisa disebut bahagia.
Seseorang yang mampu memikul tanggung jawab di masyarakat dan memperluas kasih sayang, memberi kepedulian kepada masyarakat, dan meluas kepada setiap umat manusia hingga menjadi menyayangi masyarakat dan semua makhluk, inilah kebahagiaan sejati.
Dengan memiliki kekayaan seseorang belum bisa dikatakan bahagia. Sebenarnya kehidupan orang kaya, bukan seperti yang dibayangkan orang tanpa beban. Efek negatif yang paling langsung terhadap orang kaya adalah mereka menjadi dingin, acuh tak acuh terhadap keluarga. Hal ini adalah efek fatal dari kekayaan dan efek fatal untuk memperoleh kebahagiaan.
Di dunia ini masa muda dan kesehatan tidak ternilai harganya, tidak dapat ditukarkan dengan uang. Karena di dunia ini tidak ada cara pertukaran dan kesepakatan yang demikian. Manusia hidup didunia ini, memiliki kesehatan termasuk kesehatan fisik dan mental adalah prinsip dasar untuk menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini.
Uang hanyalah salah satu keinginan yang diinginkan manusia. Sebagai manusia, kepuasan hati selain uang adalah mendapat dukungan, perhatian dan penghargaan dari keluarga. Ada sebuah cerita tentang seorang yang miskin sedang putus asa datang bertemu dengan seorang bijak dan bertanya padanya bagaimana dia dapat membuat dirinya menjadi bahagia.
Orang bijak itu berkata, "Jika saya memberikan kepada Anda 100 juta untuk membeli sebuah tanganmu apakah engkau bersedia?" Orang miskin ini menjawab, "Saya tidak bersedia." Lalu orang bijak ini melanjutkan lagi berkata, "Jika saya memberikan kepadamu 100 juta lagi untuk membeli sebuah kakimu, apakah engkau bersedia?." Orang miskin itu menjawabnya masih tidak bersedia. Orang bijak ini melanjutkan berkata lagi, "Sekarang ini engkau sudah memiliki 200 juta, apakah engkau masih tidak bahagia."
Seorang reporter dari Hongkong pernah mewancarai milyuner Li Ka Shing. Selama berlangsungnya proses wawancara, reporter ini menggunakan kata-kata yang sangat sopan. Ketika wawancara usai dan dia hendak berpamitan, reporter itu mengatakan bahwa dia sangat memujanya. Li Ka-shing menjawabnya, "Tuan reporter, saya juga memujamu."
Reporter itu lantas tertegun. Li Ka-shing lalu berkata, "Saya bersedia membagikan separuh dari harta kekayaan saya untuk menukar masa muda denganmu, apakah engkau bersedia? Li Ka-shing adalah seorang milyuner yang terkaya di asia, tetapi dia tidak dapat menukar hartanya dengan masa muda dan waktu yang telah bergulir pergi. [Jasisca Wang / Jambi]