BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 11 Mei 2011

REINKARNASI DAN KEHIDUPAN

Ada sebagian orang yang dapat mengetahui sedikit banyak hal tentang kehidupan terdahulunya. Peristiwa ini sangat umum terjadi pada jaman dahulu kala, ketika kebudayaan kultivasi masih lazim terjadi dalam masyarakatnya. Su Shi adalah contohnya.

Su Shi atau lebih dikenal juga sebagai Su Dongpo (1037-1101) adalah seorang yang memiliki keahlian di banyak bidang. Orang Tiongkok jaman sekarang mengenal Su Dongpo sebagai seorang sastrawan yang terkenal, juga pelukis dan kaligrafi pada masa Dinasti Song Utara, serta pernah menjabat sebagai Sekretaris Kementrian Tata Cara. Namun demikian, banyak orang yang tidak mengetahui bahwa kehidupan masa lalunya  adalah seorang biksu.

Sebenarnya, didalam karya pui-si dan tulisannya, Su Dongpo telah mengungkapkan beberapa kali kisah kehidupan masa lalunya. Dia menulis, "Pada mulanya saya adalah seorang kultivator, dan telah berkultivasi dengan tekun selama tiga kali masa kehidupan. Suatu ketika pikiran-pikiran saya telah menyimpang / tersesat, dan oleh karenanya, saya akan menerima hukuman selama seratus tahun." (Kuil Nanhua) "Saya mengunjungi Huangzhou dalam kehidupan masa lalu. Di manapun saya pergi, semuanya tak terlihat asing."

Pada bulan April dari Tahun Ketujuh Yuanfeng (1084 SM) sebelum Su Dongpo tiba di Yunzhou, Biksu Yun'an bermimpi bahwa dia telah bepergian dengan Shu Zhe (saudara laki-laki Su Dongpo) dan Biksu Cong dari Kuil Shengshou ke sebuah tempat di luar kota, untuk menyambut Biksu Wujie. Ketika dia terbangun, Biksu Yun'an sangat terkejut.

Dia menceritakan mimpinya kepada Su Zhe. Sebelum Su Zhe mengatakan sesuatu, Biksu Cong tiba. Su Zhe berkata, "Barusan, Yun'an menceritakan mimpinya kepadaku. Apakah anda datang kesini akan mengatakan tentang mimpi juga?" Biksu Cong berkata, "Saya telah bermimpi tadi malam bahwa kita bertiga akan kedatangan Biksu Wujie." Su Zhe bertepuk tangan seraya tertawa," Bagaimana bisa tiga orang memiliki mimpi yang serupa? Ini sungguh aneh!"

Tak berapa lama kemudian, utusan pesan Su Dongpo tiba. Dia mengatakan barusan tiba di Fengxin, dan ingin bertemu segera. Su Zhe, Biksu Cong dan Biksu Yun'an merasa gembira. Mereka berlari menuju kuil Jianshan, yang berada sekitar 6 mil dari kota, untuk menanti kedatangan Su Dongpo. Ketika Su Dongpo tiba, mereka langsung menceritakan mimpi mereka.

Su Dongpo termenung memikirkannya, kemudian berkata, "Ketika saya berusia 8 atau sembilan tahun, saya bermimpi saya adalah seorang biksu pada kehidupan lalu. Saya tinggal dibagian timur Shaanxi. Ketika ibu mengandung, beliau bermimpi bertemu seorang biksu yang ingin bermalam di rumah kami. Biksu ini berwajah tampan, namun satu matanya telah buta." Yun'an berteriak, "Biksu Wujie berasal dari bagian timur Shaanxi dan satu matanya buta.

Pada tahun-tahun terakhir, beliau bepergian ke Gao'an dan meninggal di Dayu. "Mereka memperkirakan biksu tersebut telah meninggal 50 tahun yang lalu, sedangkan Su Dongpo saat ini telah berusia 49 tahun. Berdasarkan waktu, lokasi dan mimpi-mimpi mereka, terbukti bahwa Su Dongpo adalah Biksu Wujie dalam kehidupan masa lalunya."

Su Dongpo kemudian menulis karya Yun'an. "Biksu Wujie tak takut menjadi bahan tertawaan. Dia datang kembali ke dunia manusia. Ini cukup menggelikan! Namun bagaimanapun juga, jika benar-benar ada takdir pertemuan dengan Buddha (Sang Sadar), saya harus tekun. Saya jadi benar-benar beruntung jika saya kembali ke tempat di mana saya berada."

Su Dongpo sangat suka memakai pakaian biksu, mungkin hal ini dikarenakan takdir pertemuannya dari kehidupan masa lalu. Kaisar Zhe dari dinasti Song pernah bertanya kepada pengawalnya bernama Chen Yan, "Apa yang dikenakan Su Dongpo di balik baju seragamnya?" Chen mengatakan, "Pakaian biksu." Kaisar pun tertawa.

Ketika Su Dongpo berada di Hangzhou, dia mengunjungi Kuil Dewa Panjang Umur ditepi Danau Barat bersama seorang teman, Can Liao. Setelah Su Dongpo melihat sekitarnya, dia berkata kepada Can, "Saya pernah di sini sebelum kehidupan sekarang, semuanya terlihat begitu familiar. Mulai dari sini hingga ke Ruang Penyesalan, terdapat 92 anak tangga." Kemudian seseorang menghitungnya dan sungguh tepat sesuai dengan perkataannya. Su Dongpo juga mengatakan kepada Can, "Kehidupan masa lalu saya dahulu adalah seorang biksu yang tinggal di pegunungan. Saya pernah tinggal di kuil ini." Sejak saat itu, dia sering mengunjungi dan beristirahat di kuil tersebut.

Lalu siapakah Biksu Wujie itu? Dikatakan bahwa satu matanya buta. Biksu Mingwu adalah teman seperguruan dengan Wujie. Dikarenakan sekilas pikiran sesat, Wujie memiliki hubungan asmara dengan seorang gadis bernama Honglian. Wujie telah melanggar peraturan biara. Teman biksunya bernama Mingwu telah memperoleh kemampuan supernormal dan mengetahui hubungan tersebut. Wujie merasa sangat malu dan memutuskan untuk meninggal dalam meditasinya agar dapat bereinkarnasi.

Mingwu menggunakan kemampuan supernormalnya melihat kehidupan masa depan Wujie. Mingwu melihat, kehidupan mendatang Wujie bakal mengatakan hal-hal yang buruk tentang Buddha (Sang Sadar), sehingga akan tertimpa nasib yang mengerikan. Untuk menolong Wujie, Mingwu juga meninggal dalam meditasinya dan bereinkarnasi mengikuti Wujie. Didalam kehidupan ini Wujie menjadi Su Dongpo, dan Mingwu menjadi teman baiknya, bernama Biksu Foyin. Pada awalnya Su Dongpo tidak mempercayai Buddhisme dan hanya menginginkan ketenaran dan kekayaan dalam hidupnya.

Namun bagaimanapun juga, Foyin selalu mengikuti Su Dongpo kemana pun dan terus me-nerus mengajaknya melakukan perbuatan baik dan mendapat pencerahan. Seiring waktu berlalu, Su Dongpo memperoleh pandangan kehidupan yang lebih mendalam, dan atas dorongan Foyin, Su Dongpo menjadi tersadarkan. Pada akhirnya, dia tidak hanya sangat mempercayai reinkarnasi secara mendalam, namun juga mengikuti Buddhisme dan sangat tekun dalam kultivasinya.

Pada tanggal 28 Juli Tahun Pertama Jingguo, pada masa pemerintahan Kaisar Hui dari dinasti Song, Su Dongpo meninggal dunia. Sebelum dia meninggal, dia berpesan kepada ketiga putranya yang berada di samping tempat tidurnya, "Saya tidak melakukan banyak hal buruk dalam kehidupan ini, jadi saya pikir saya tidak akan jatuh ke neraka. Harap kalian jangan terlalu sedih." Su Dongpo juga memperingatkan orang-orang bahwa alam surga dewata benar-benar eksis, namun sangat disayangkan sudah terlambat baginya untuk mencapai alam tersebut. Dia berkata, "Terlihat disana benar-benar ada Surga Barat Ultimate Bliss, akan tetapi saya tidak dapat berbuat apa-apa saat ini." (*)

http://yinnihuaren.blogspot.com
Disalin oleh: Chen Mei Ing - Jakarta

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA