Lotus adalah sejenis tanaman air berbunga yang dapat hidup dalam jangka waktu lama. Selain dibudidayakan secara luas di China, tempurung (berkumpulnya biji-biji) dan bijinya serta akarnya juga dimanfaatkan. Pada sejumlah tembikar dan porselin kuno juga banyak ditemukan ornamen berbentuk Lotus.
Pada zaman Dinasti Han-Timur (25-220), bersamaan dengan penyebaran agama Budha (dari India) ke China, lotus mulai sering disebut. Karakternya yang mulia dan bersih, selaras dengan para penganut agama Budha yang berharap kehidupan di dalam dunia fana tidak tercemari oleh dosa dan dengan sepenuh hati berkultivasi, sehingga ada harapan untuk memasuki Tanah Suci Surga Budha, itulah mengapa sifat-sifat positifnya sangat dipuja di dalam agama Budha.
Seiring dengan penyebaran agama Budha dan pendirian serta perkembangan aliran Tanah Suci Lotus, sifat alami bunga ini oleh agama Budha dianalogkan dengan doktrin, aturan dan pantangan agama Budha serta lambat laun telah terbentuk respek terhadap kesempurnaan bunga lotus. Sebagai perwujudan mendasar, Surga Budha disebut "Dunia Lotus", kuil (wihara) disebut "Griya Lotus", jubah kasaya para biksu disebut "Busana Lotus", metode gerakan tangan penghormatan disebut "Telapak Terkatup Lotus" dan lain-lain.
Secara riil, bunga lotus melambangkan hasil pencapaian kesempurnaan dan keagungan sang Budha.
Hingga kini di dalam banyak kuil, bisa disaksikan Budha leluhur Sakyamuni dengan pose Anjali (metode gerakan tangan penghormatan) dan bersila lotus (duduk bersila dengan kaki terlipat ganda) di atas singgasana (berbentuk) bunga lotus. Budha Amitabha yang disebut sebagai pimpinan "Tiga Suci dari Barat" juga bersila lotus di atas singgasana bunga lotus, kedua telapak tangan-Nya menengadah dan diletakkan di atas lutut, di atas telapaknya terletak sebuah singgasana lotus mini, seolah sedang menuntun para umat-Nya menuju ke Tanah Suci Surga Budha.
Sedangkan Dewi Kwan Im yang tersohor dengan maha belas kasihnya, berbusana serba putih dan duduk di atas bunga lotus, Ia memegang sebuah botol (berisi air) suci pada salah satu tangan sementara pada tangan lainnya memegang sekuntum bunga lotus putih, bagaikan menuntun para pengikut-Nya mencapai Tanah Suci Surga Budha. Singgasana Lotus dimana sang Budha dan Bodhisatwa bersemayam, mewujudkan hasil pencapaian kesempurnaan dan keagungan sang Budha.
Sesuai yang tercatat di dalam sutera Budha, sebelum Budha Sakyamuni dilahirkan, di dalam taman istana pernah muncul 8 pertanda baik, ratusan burung berkumpul dan mereka bersiul nyaring yang menentramkan hati dan bunga-bunga empat musim bermekaran. Yang paling menakjubkan ialah, di dalam kolam besar istana sekonyong-konyong tumbuh sekuntum bunga lotus putih sebesar roda kereta-kuda, saat lotus tersebut tumbuh, kebetulan bertepatan dengan detik-detik Sakyamuni dilahirkan.
Pada masa awal kelahiran Budha Sakyamuni, dari bunga lotus putih itu memancar ribuan cahaya keemasan dan setiap berkas sinar emas tersebut kemudian berubah menjadi setangkai bunga lotus putih dengan ribuan daun.Pada setiap bunga lotus tersebut juga duduk bersila ganda seorang Bodhisatwa mini. Ini menandakan kelahiran Budha Sakyamuni telah menggetarkan dunia atas maupun dunia fana, keagungan-Nya tak dapat dilukiskan dengan bahasa manusia. Itulah mengapa kejadian tersebut dinamakan: perwujudan bunga suci Surga Budha.
Benar, kecintaan manusia terhadap bunga lotus, justru berasal dari karakternya yang anggun dan diberikanlah kepada bunga lotus makna yang begitu mendalam. Bukankah dengan ini para sang Sadar sedang memberi pencerahan yang sedemikian gamblang kepada umat manusia yang cinta kebajikan? (*)
http://yinnihuaren.blogspot.com
Email dari: Lena Huang, Medan