Pada masa pemerintahan Kaisar Wen dari Dinasti Han, seorang pria dengan nama Su Dan berhasil menjadi seorang dewa. Orang-orang pun memanggilnya "Su Sang Dewa." Dia tinggal di sebuah tempat yang berjarak 50 kilometer dari pusat kabupaten. Ibunda Su Dan suatu hari mengatakan bahwa dia ingin makan ikan, tapi mereka lagi tidak memiliki ikan. Sebagai seorang anak yang berbakti, Su Dan pun berkata, "Ibu, saya akan pergi membeli." Hanya dalam sekejap, dia pun kembali dengan membawa ikan.
Setelah kepulangannya, ibunya bertanya, "Bukankah kamu barusan pergi untuk pergi beli ikan? Kenapa kamu ada disini?"
Su Dan menjawab, "Ya, saya sudah kembali dari membeli ikan."
Ibunya tidak mempercayainya. Dia menekannya dengan bertanya lebih banyak lagi.
Su Dan berkata, "Jika kamu tidak percaya, saya dapat membuktikannya. Saya bertemu dengan paman di pasar kota, dan dia memberitahuku bahwa dia akan pulang ke rumah besok. Dia seharusnya tiba di sini sekitar dua hari lagi." Persis seperti yang dia katakan, pamannya pun kembali dua hari kemudian. Dia memberitahu ibu Su, "Saya bertemu dengan Su Dan di pusat kabupaten ketika dia sedang membeli ikan."
Ibu Su pun percaya setelah itu.
Pada hari yang lain, tiba-tiba, musik surgawi terdengar. Sebuah barisan petugas datang menghampiri pintu rumah Su. Su Dan pun berkata kepada ibunya, "Ibu, Saya akan pergi untuk menjadi seorang dewa sekarang. Maafkan putramu yang tidak dapat menjaga dan melindungi ibu lagi."
Ibunya menjawab, "Putraku, kepada siapa aku harus bergantung hidup di kemudian hari?"
Lalu Su Dan mengambil dua buah piring dan memberikannya kepada ibunya, salah satu piring berukuran lebih besar dari yang satunya. Dia berkata kepada ibunya, "Jika ibu perlu makanan, ketuk saja piring yang kecil; jika ibu perlu uang dan pakaian, ketuk saja piring yang besar. Semuanya akan muncul di hadapan ibu."
Lalu Su berkata, "Akan ada sebuah wabah penyakit tahun depan. Jika ada orang datang kepada ibu untuk menyembuhan penyakit, ibu ambil saja sedikit air dari sumur kita, terus celupkan daun yang berasal dari pohon jeruk kita, dan mintalah si orang sakit itu untuk meminumnya. Maka penyakit dari orang tersebut akan segera sembuh."
Sama seperti yang diprediksikan, tahun berikutnya setelah Su Dan pergi, orang yang tak terhitung banyaknya datang meminta air dan daun jeruk dari ibunya, beberapa diantara mereka bahkan datang dari tempat sangat jauh. Mereka semua hanya meminum air dan daun jeruk, lalu sembuh.
Kebudayaan Tiongkok Kuno adalah sebuah kebudayaan untuk kultivasi. Generasi demi generasi orang-orang benar menyaksikan sendiri bagaimana manusia bisa menjadi dewa melalui cara kultivasi. Itulah mengapa kisah sejarah Tiongkok Kuno penuh dengan banyak kisah-kisah yang ajaib. Beberapa orang mungkin menganggap cerita-cerita seperti cerita di atas adalah sebagai legenda / mitos saja, tetapi bagi mereka yang benar-benar kultivasi kisah-kisah ini sudah merupakan hal yang biasa. Banyak orang sebenarnya memiliki kemampuan supernormal, tetapi kebanyakan kekuatan mereka itu telah terkubur didalam tubuh mereka karena orang-orang sekarang tersesat dalam godaan barang materi. Kekuatan yang lebih kuat dapat didapatkan ketika seseorang sudah melepaskan keterikatan pada barang-barang materi tersebut. Banyak tokoh-tokoh sejarah bahkan memiliki kekuatan supernormal yang sangat hebat, salah satunya adalah Ci Gong, meski Ci Gong berpenampilan seperti orang miskin dan kotor. Bagaimanapun juga, kisah-kisah dari kemampuan supernormal mereka selalu melengkapi setiap kisah mereka yang diceritakan secara luas di kalangan rakyat. (*)
http://yinnihuaren.blogspot.com
Email from: Meilinda Chen - Jakarta