BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Kamis, 10 Maret 2011

PO JING CHONG YUAN

Pada abad ke-6 Masehi, bagian utara Tiongkok dikuasai oleh pemerintah Dinasti Sui. Bagian selatan Tiongkok terdiri dari beberapa buah negeri yang kecil. Namun, negeri-negeri tersebut ditawan satu demi satu oleh tentara pemerintah Sui, dan akhirnya, hanya tinggal negeri Chen saja.

Melihat situasi yang semakin tegang pada saat itu, suami Putri Le Chang di negeri Chen, yaitu Xu Deyan, percaya bahwa negerinya akan mengalami nasib yang sama seperti negeri-negeri yang lain itu, dan jika ini terjadi dia pasti akan terpisah dengan istri yang begitu disayanginya itu. Oleh itu, dia mengambil sebuah cermin yang berbentuk bulat, dan membelah cermin itu menjadi dua keping. Sekeping disimpannya sendiri, dan selembar lagi disimpan oleh istrinya. Mereka berjanji, jika benar-benar terpisah, mereka akan menjual cermin yang pecah itu di pasar di negeri Sui pada hari Cap Goh Meh, untuk mencarinya.

Tidak lama setelah itu, negeri Chen benar-benar ditumbangkan oleh negeri Sui. Xu Deyan terpaksa melarikan diri. Putri Le Chang pula ditangkap oleh militer Sui untuk dijadikan gundik bagi Yang Su, seorang menteri kanan di negeri tersebut.

Setelah mendapat berita bahwa istrinya berada di Daxin, ibu kota negeri Sui, Xu Deyan segera berangkat ke kota tersebut untuk mencari istrinya.

Pada hari Cap Goh Meh yang dijamin itu, Xu Deyan yang berada di Daxin itu, melihat seorang wanita yang menjual separuh keping cermin di supermarket. Dia segera mengambil keluar cermin yang separuh lagi yang disimpannya, dan mencoba mencantumkannya dengan cermin milik wanitanya itu. Melihat kedua cermin itu bergabung dengan baik menjadi sekeping cermin yang lengkap tanpa cacat sedikit pun, Xu Deyan merasa sangat terharu. Namun, setelah diketahuinya bahwa istrinya sudah menjadi selir ke seorang menteri kanan yang bernama Yang Su, dia merasa sangat kecewa. Dengan hati yang penuh duka, dia menulis serangkap puisi di cermin itu:

Hilangnya cermin perunggu bersama cinta hatiku,

Bertemu kembali cermin, di manakah pula kekasihku.

Dewa Bulan tidak lagi terlihat,

Yang tinggal hanyalah cahaya bulan.

Wanita tersebut membawa pulang cermin itu, lalu diberikan kepada Putri Le Chang. Setelah membaca puisi tersebut, puteri itu menangis segala hari karena terlalu rindu kepada suaminya. Menteri Yang Su merasa amat kasihan kepadanya. Maka, dia meminta Xu Deyan datang untuk membawa pulang istrinya. Dengan yang demikian, pasangan yang telah mengalami begitu banyak derita itu, bertemu kembali, dan hidup dengan bahagia hingga ke akhir hayat mereka.

Catatan Keterangan:

Peribahasa "Po Jing Chong Yuan" ini membawa arti pasangan suami istri yang bercerai atau terpisah akan menikah atau bertemu kembali.


Diterjemahkan oleh: Chen Mei Ing

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA