BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Senin, 28 Februari 2011

JAM AIR DAN MATAHARI TIONGKOK KUNO

Ada sebuah pepatah Tiongkok, "Waktu adalah uang, tetapi Anda tidak bisa membelinya dengan uang." Kalimat tersebut mengungkapkan dengan jelas betapa bangsa Tiongkok menghargai waktu. Namun, sebelum penemuan jam di jaman modern, bagaimana bangsa Tiongkok mengukur waktu?

Alat penunjuk waktu tertua disebut gnomon, solarium atau sundial. Prinsip dasarnya adalah mengetahui waktu dari arah dan proyeksi matahari. Alat ini secara umum disebut jam matahari.

Jam matahari kehilangan fungsinya saat mendung, hujan atau malam tiba. Kemudian, muncul jam air yang dapat memberi informasi waktu baik pada siang atau malam hari. Jam ini disebut clepsydra. Clepsydra, yang dikenal juga sebagai gelas air, adalah alat kuno yang mengukur waktu dengan cara menandai air yang dialirkan melalui sebuah bukaan kecil. Sebagai penunjuk waktu, clepsyndra lebih umum digunakan daripada sundial.

Adalah sangat tidak praktis mengukur waktu dengan air mengalir, jadi bangsa Tiongkok kuno menciptakan alat penunjuk waktu yang menggunakan tenaga air sebagai penggeraknya. Pada dinasti Han Timur, sekitar tahun 117 S.M., Zhang Heng menciptakan alat penunjuk waktu berukuran besar dengan penggerak utama air.

Alat ini secara umum berfungsi untuk mencatat waktu secara mekanik. Kemudian, generasi selanjutnya sukses membuat alat penunjuk waktu yang salah satunya adalah menara jam tenaga air (shuiyun yixiangtai) oleh Su Song pada jaman dinasti Song. Ini merupakan sebuah pencapaian baru dalam perkembangan jam mekanik pada masa itu. Pada jam ini, ada sebuah boneka yang berfungsi memberi informasi waktu dengan memukul drum atau membunyikan lonceng.

Di musim dingin, timbulnya masalah air yang membeku pada clepsydra mendorong terciptanya jam pasir. Bagian "Risalah Astronomi" dari Sejarah Dinasti Ming mencatat tentang pembuatan "Gelas Pasir Lima Roda" oleh Zhan Xiyuan pada awal dinasti Ming.

Selama ratusan tahun, bangsa Tiongkok kuno menggunakan beberapa alat primitif sebagai penunjuk waktu.

Selain cara-cara di atas, beberapa orang menggunakan dupa yang dibakar untuk mengukur waktu, sehingga muncul ungkapan 'yizhuxiang' dan 'liangzhuxiang', yaitu periode waktu saat sebuah atau dua buah dupa terbakar habis. Namun, konsep-konsep waktu ini belumlah akurat bila dilihat secara umum.

Menara jam tenaga air (jam air) yang diciptakan oleh Su Song dianggap pantas dan masuk akal sebagai jam mekanik pertama di dunia.

Jam tersebut merupakan alat komprehensif yang berfungsi untuk mengamati dan menggambarkan fenomena langit dan sekaligus mencatat dan melaporkan waktu. Secara garis besar, menara ini merupakan alat observasi astronomi mini. (*v*)

Mobile Upload by - Chen Mei Ing

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA