BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Senin, 30 April 2012

LEGENDA PUTRI KWAN YIN (2)

Kwan Yin mendengar ucapan mereka yang tidak enak itu dalam keheningan. Dia dapat saja menjelaskan makna dari pemberian naga tersebut. tapi dia memilih untuk membiarkan para biarawati menerka dalam ketidaktahuan. Pada akhirnya biarawati-biarawati yang egois mulai sembarangan lagi dan memperlakukan Kwan Yin bahkan lebih buruk dari sebelumnya. Mereka tidak boleh melihat gadis yang malang itu menikmati waktu luangnya.

'Di sini harus bekerja!', para biarawati berkata kepada Kwan Yin, 'Kami semua bekerja keras untuk berhasil dalam lingkungan ini. Kamu harus melakukan hal yang sama. Jadi mereka merampas kesempatan waktu Kwan Yin untuk belajar dan berdoa dan tidak mempercayakan sumur ajaib itu kepadanya.

Suatu malam para biarawati dibangunkan oleh suara-suara asing, lalu mereka mendengar bunyi terompet. Ayah Kwan Yin telah mengirim sepasukan besar tentara menyerang biara. Nampaknya mata-mata kerajaaan telah berhasil melacak pelarian putri di tempat pengasingan suci ini.

'Oh, siapa yang telah membawa kesengsaraan ini ke kita?' teriak semua wanita, saling memandang satu sama lain dengan penuh ketakutan. 'Siapa yang telah melakukan kejahatan besar? Salah satu diantara kita telah berdosa besar dan sekarang dewa akan menghancurkan kita'. Mereka saling memandang, namun tidak seorangpun mencurigai Kwan Yin, karena mereka berpikir bahwa dia bukanlah orang penting yang dapat membuat langit marah, walaupun pada nyatanya Kwan Yin telah menyebabkan sesuatu yang mengejutkan mereka saat ini. Juga bagi mereka Kwan Yin itu rendahan dan begitu penurut, sehingga mereka tidak menuduh dia macam-macam.

Suara ancaman dari luar terdengar makin keras. Pada saat bersamaan tangisan penuh ketakutan tiba-tiba meledak diantara para biarawati. 'Mereka akan membakar sumur ajaib kita'. Asap telah membumbung di belakang pagar dimana tentara kerajaan membakar kayu, apinya akan segera membesar dan menghanguskan dinding biara menjadi abu.

Tiba-tiba sebuah suara terdengar didalam kegaduhan dan tangisan para biarawati. 'Oh, sayalah penyebab dari semua masalah ini'.

Para biarawati menoleh dengan kaget, melihat wanita yang berbicara tadi adalah Kwan Yin. 'Kamu?' mereka berteriak terkejut.

'Ya, saya. Saya memang putri seorang raja. Ayah saya tidak mengijinkan saya mematuhi perintah suci dari langit. Saya melarikan diri dari istana. Dia telah mengirim tentaranya untuk membakar biara ini dan membawa saya kembali.

'Lihat apa yang telah kamu lakukan terhadap kami, gadis yang menyedihkan', teriak kepala biara. 'Lihat bagaimana kamu membalas kebaikan kami! Biara kami akan dibakar di depan mata kita! Betapa kamu telah membuat kami menjadi malang! Semoga langit mengutukmu!'.

'Tidak, tidak!, teriak Kwan Yin, berbicara dan mencoba mencegah kepala biara mengucapkan kata-kata buruk. 'Kamu tidak berhak mengutuk saya, karena saya tidak bersalah, namun tunggu! Kamu akan segera tahu doa siapa yang akan didengar dewa, doamu atau doaku!. Setelah berkata demikian dia lalu membungkuk dan menempelkan dahinya ke lantai, berdoa agar biara dan biarawati selamat.

Di luar biara suara lidah api sudah mulai kedengaran. Si raja api akan segera menghancurkan setiap bangunan yang ada di atas bukit. Dalam kepanikan para biarawati bersiap-siap meninggalkan biara dan meninggalkan barang mereka kepada si raja api yang kejam dan banyak tentara yang lalim. Hanya Kwan Yin yang masih bertahan sendirian di dalam kamar, berdoa dengan sungguh-sungguh memohon pertolongan.

Tiba-tiba angin sepoi-sepoi bertiup dari hutan sekitar biara. Awan hitam berkumpul di atas langit dan meskinpun saat itu adalah musim kemarau, hujan turun membasahi api. Dalam 5 menit api telah padam dan biara selamat dari api. Baru saja biarawati yang gemetaran berterima kasih kepada Kwan Yin karena telah menghadirkan pertolongan dewa kepada meraka, 2 orang tentara yang mendaki tembok luar kompleks bangunan biara datang dan dengan kasar menanyakan sang putri.

Kwan Yin yang gemetaran tahu bahwa tentara ini hanya menjalankan perintah ayahnya, lalu berdoa kepada dewa dan kemudian menyebutkan dirinya. Kedua tentara itu kemudian menarik Kwan Yin dari hadapan biarawati yang mulai menyukainya. Setelah dipermalukan dihadapan tentara ayahnya Kwan Yin dibawa kembali ke ibukota kerajaan.

Keesokan harinya dia berada di depan ayahnya. Ayahnya menatap dengan sedih kepada putrinya. Dengan pandangan tegang gaya seorang hakim dia memberi isyarat kepada para pengawal untuk membawa dia maju menghadap.

Dari ruang sebelah terdengar musik yang merdu. Sebuah pesta telah disiapkan ditengah kemegahan. Suara tawa yang keras dari para tamu mencapai telinga dari gadis muda ini saat dia membungkuk dengan malu di hadapan singgasana ayahnya. Dia tahu bahwa pesta ini telah di siapkan untuk dirinya dan ayahnya ingin memberi dia satu kesempatan lagi.

'Nak', kata ayahnya pada akhirnya bersuara lagi, 'Meninggalkan istana pada malam pernikahanmu bukan saja mempermalukan ayahmu namun juga calon suamimu. Untuk tindakan ini kamu pantas menerima hukuman mati. Bagaimanapun, dikarenakan catatan prestasimu yang luar biasa sebelum kamu melarikan diri, ayah telah memutuskan untuk memberimu satu lagi kesempatan untuk menebus semua kesalahanmu. Bila kamu menolak, maka hukumannya adalah kematian, bila kamu mematuhi semua akan baik.Tahta kerajaan yang telah kamu tolak tetap milikmu. Semua yang saya inginkan adalah kamu menikah dengan orang yang telah saya pilih'.

'Dan kapan raja yang mulia saya harus memutuskan', tanya Kwan Yin dengan serius.

'Hari ini, sekarang, saat ini', ayahnya menjawab. 'Apa kamu ragu antara tahta dan kematian? Bicaralah putriku, katakan bahwa kamu menyayangi ayahmu dan bersedia menerima tawaran ayahmu!.

Ini adalah saat dimana Kwan Yin dapat berbuat agar dirinya agar tidak terus-menerus berlutut di bawah kaki ayahnya dan memenuhi keinginan ayahnya, bukan karena ayahnya menawarkan dia tahta kerajaan, tapi karena dia mencintai ayahnya dan akan dengan senang hati membuat ayahnya bahagia.

Keinginan hatinya yang kuat telah membuat Kwan Yin jauh dari rasa iba. Tidak ada kekuatan di muka bumi ini yang dapat mencegahnya untuk tidak melaksanakan tugas yang telah diberikan kapadanya.

'Ayah yang tercinta', dia menjawab dengan sedih dan suara yang penuh kelembutan, ini bukanlah pertanyaan mengenai kasih sayang anak kepada ayah. Untuk yang satu ini tidak perlu diragukan. Sepanjang hidup saya, telah tercermin dari semua perbuatan saya. Percaya pada saya. Andai saya bebas memenuhi permintaan ayah, dengan senang hati akan saya lakukan agar ayah bahagia, namun dewa telah berkata, telah menitahkan agar saya mempertahankan kesucian, mencurahkan hidup untuk melakukan perbuatan belas kasih. Bila langit telah menitahkan demikian, apalah yang dapat seorang putri lakukan selain mendengarkan kekuatan yang mengatur bumi ini?'.

Sang raja yang tua sangat tidak puas dengan jawaban Kwan Yin. Dia menjadi marah. Keriput tipis di mukanya berubah jadi berwarna ungu saat darah mendidih naik hingga ke ubun-ubunnya. 'Kalau begitu kamu menolak memenuhi perintah ayah! 'Bawa dia pergi!'' Hukum mati dia karena berhianat kepada raja!'. Ketika Kwan Yin dibawa pergi dari hadapannya, raja yang telah beruban ini jatuh dari kursinya, pingsan.

Malam itu ketika eksekusi mati Kwan Yin dilaksanakan, dia memasuki alam rendah penderitaan. Tak lama kemudian dia telah menginjakkan kakinya di negeri hitam kematian. Kemudian di tempat dimana penderitaan yang tiada akhir itu, tiba-tiba mekar seperti taman surga. Bunga teratai putih-murni muncul di setiap sudut. Aroma harum semerbak dari jutaan bunga memenuhi segenap ruangan dan koridor. Raja Yama, sang penguasa datang tergesa-gesa untuk mengetahui perubahan yang indah ini. Tak lama kemudian matanya terhenti pada wajah muda yang cantik dari Kwan Yin. Lalu dia melihat ada tanda kemurnian dalam dirinya yang memang patut baginya berada di surga.

'Perawan yang suci dan cantik, melakukan banyak perbuatan yang berbelas kasih', setelah berkata demikian dia berkata lagi, 'Saya memohon padamu, atas nama keadilan agar meninggalkan kerajaan yang berlumuran darah ini. Tidaklah pada tempatnya bunga yang tercantik dari surga menebarkan keharumannya di ruangan ini. Yang bersalah harus menderita dan yang berdosa akan mendapat ganjaran. Berangkatlah engkau dari tempatku ini. Kehidupan yang abadi akan dilimpahkan kepadamu dan hanya surga yang akan menjadi tempat tinggalmu'.

Kwan Yin menjadi dewi yang belas kasih. Dia menempati tempat kediamannya yang indah, jauh melebihi raja dan ratu yang ada di bumi. Sejak saat itu, disebabkan oleh kebajikannya, ribuan orang miskin memanjatkan doa kepada dia memohon pertolongan. Tidaklah ada ketakutan dari para miskin ini saat mereka menatap patung Kwan Yin. Mata mereka berlinang air mata kasih. [Julianty Chang / Singkawang]

* Sumber: Google Search Engine

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA