BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Sabtu, 24 Maret 2012

HUANG QUAN: ALAM BAKA

Pada masa dinasti Zhou, alam baka atau nether world disebut sebagai huangquan 黄泉. Huangquan bisa diartikan sumber air bawah tanah, seperti dalam cerita Dongzhou Lieguo 东周列国 ( kisah roman dinasti Zhou Timur dan kerajaan-kerajan dibawah dinasti Zhou ) yang salah satunya adalah menceritakan ibu dan anak bertemu di sumber air bawah tanah atau alam baka. Kisah itu tercatat dalam Chun Qiu 春秋 yang merupakan salah satu kitab utama kaum Ruist yang kemudian dikutip atau ditulis lagi dalam banyak kitab sejarah lainnya seperti Gu Wen Guan Zhi 古文观.

Kisah ini amat menarik dan terjadi pada kisaran sekitar 700an BC. Alkisah adipati Zheng Wu 郑武公 ( ?-744 BC ) menikahi seorang wanita yang bernama Wu Jiang 武姜. Dari hasil pernikahan mereka, memiliki dua anak yang bernama Wu Sheng 寤生 ( selanjutnya disebut duke Zheng Zhuang 郑庄公 ) dan Shu Duan 叔段. Adipati Zhuang dibenci ibunya karena mengalami kesulitan saat melahirkannya. Ibunya sering mendorong ayahnya agar mencopot hak Zheng Zhuang menjadi adipati dan mengusulkan adiknya Shu Duan mewarisi wilayah ayahnya. Adipati Zheng Wu selalu menolak usulan tersebut.

Hingga saat ayahnya meninggal, Zheng Zhuang naik menjadi adipati, ibunya kemudian meminta wilayah untuk adiknya. Ternyata wilayah itu amat luas dan sudah mulai mengancam stabilitas wilayah. Walau seringkali diprotes oleh bawahannya, Zheng Zhuang selalu mengalah kepada ibu dan adiknya dan tolerannya amat luar biasa.

Hingga pada satu saat, dengan dukungan ibunya, adiknya berniat melakukan pemberontakan untuk merebut kekuasaan. Zheng Zhuang berhasil memadamkan pemberontakan itu, dan adiknya melarikan diri ke wilayah Gong, dan ibunya ditaruh oleh Zheng Zhuang di kota Ying 城颍 dan bersumpah,"Tidak akan bertemu sebelum di alam baka" 不及黄泉,无相见也. Walau demikian Zheng Zhuang sesungguhnya dalam hatinya amat menyesal tapi apa daya sumpah telah diucapkan. Ibunya juga amat menyesal dan ternyata anaknya yang dibenci tidak sampai tega membantai adiknya dan dirinya. Sumpah itu membuat ibu dan anak tidak bisa bertemu. Hingga akhirnya ada pejabat yang bernama Kao Ying Shu 考颍叔 memahami rasa cinta ibu dan anak tapi terganjal oleh sumpah yang telah dicupakan, Kao Yingshu mengusulkan cara mengatasi sumpah itu dengan bertemunya ibu dan anak di masa hidup. Caranya adalah menggali lubang bawah tanah hingga menemukan sumber mata air dan membuat ruangan di bawah tanah itu. Setelah ruangan tersebut selesai, ibu dan anak bertemu di huang quan 黄泉 atau "alam bawah tanah" tanpa harus melalui proses kematian.

Alhasil dengan cara itu, Zheng Zhuang dan ibunya bisa bertemu kembali dan membina kembali hubungan ibu dan anak yang sempat rusak menjadi baik kembali.

Asal muasal kata Huang Quan adalah berasal dari kitab Yi Jing yang menuliskan bahwa Tian Xuan Di Huang, yang berarti langit berwarna gelap, bumi berwarna kuning, dan quan 泉 adalah sumber air ada dibawah tanah, karena itu disebut huang quan atau mata air kuning. [Ardian Changianto]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA