BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 21 Desember 2011

HIDUP SEPERTI SEBUAH MIMPI, APA YANG PERLU DIKHAWATIRKAN ?

Sebenarnya, hidup bagaikan seperti sebuah mimpi. Kehidupan dari kehidupan, hanya kesadaran utama melanjutkan untuk hidup. Apapun kekayaan dan ketenaran yang anda miliki dalam kehidupan saat ini,mereka akan hilang seperti asap mengepul. Anda hanya akan menderita sendiri secara fisik dan mental oleh perjuangan yang tanpa akhir, cinta dan penderitaan.

Anda tidak dapat merubah takdir anda sedikitpun. Satu-satunya hal yang mengikuti anda dari satu kehidupan ke kehidupan yang lain adalah kebajikan dan dosa (karma). 

Qian Yang, dari kota Wuxi, propinsi Jiangso, adalah seorang sarjana terkenal dari dinasti Qing. Dia sangat berpengetahuan luas mengenai tulisan-tulisan batu tua dan klasik, serta membuat catatan-catatan sejarah ukiran dan tulisan.

Suatu hari dia bermimpi. Di dalam mimpi, dia berada di dalam sebuah rumah yang sangat besar dan mewah, pelayan-pelayan, istri serta para selir datang untuk melayaninya. Mereka berkata," Dua putra anda sedang di ibukota mengikuti ujian, dan kita baru saja memiliki cucu lagi.

Seluruh keluarga kita sangat bahagia!" Qian berjalan menuju ke salah satu kamar dan melihat potongan-potongan emas ditumpuk seperti gunung. Kemudian seorang pelayan tua berlari masuk dan berkata, "Kedua putra anda telah lulus ujian". Dia bangun, dan masih menikmati mimpinya.

Beberapa hari kemudian, dia bermimpi yang lain lagi. Dalam mimpinya, dia sedang mengagumi harta, lukisan dan buku-buku milik seorang bangsawan. Ada sepasang hiasan angsa dari permata hijau yang tak ternilai harganya, yang ingin dia pegang ketika hendak melihat lebih jelas. Tiba-tiba angsa-angsa itu jatuh dan pecah bekeping-keping.

Pemiliknya sangat marah. Qian berlutut dihadapannya dan memohon ampunannya. Dia berjanji akan mengganti seluruh kerugiannya. Dia telah menjual seluruh hartanya tetapi masih tidak cukup. Kemudian dia pergi ke rumah teman-teman lamanya untuk meminjam uang, tetapi tidak ada satupun yang meminjaminya. Qian berada dalam kemiskinan dan penderitaan. Seluruh keluarganya sedang kelaparan dan istrinya tampak sangat menyedihkan.

Setelah dia bangun,dia menyadari bahwa dia telah mempunyai pengalaman berada dalam kondisi kaya maupun miskin, memperoleh dan kehilangan. Dia menulis sebuah puisi untuk mengekspresikan perasaannya: "Hidup seperti sebuah mimpi hingga kematian saat anda terjaga. Mengapa khawatir tentang kehilangan dan perolehan? Anda akan menderita sampai anda keluar dari kondisi tersebut."

Apakah tujuan menjadi manusia? Apakah makna kehidupan? Didalam sebuah buku kultivasi berjudul Zhuan Falun tertulis: Manusia harus balik ke asal kembali ke jati diri barulah merupakan tujuan sebenarnya dari menjadi seorang manusia. [Sunny Lin / Pekanbaru / Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA