BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 28 Desember 2011

BENARKAH MENUNJUK BULAN AKAN DIPOTONG TELINGANYA?

Ini ada ceritanya, di zaman dulu, orang-orang percaya bahwa dewi bulan itu sangat buruk rupanya. Karenanya ia merasa bahwa bila ada orang yang menunjuk kepadanya, maka orang itu pasti sedang membicarakan keburukan rupanya. Makanya, ia akan memotong telinga orang yang menunjuk kepadanya, baik sengaja maupun tidak.

Dari sinilah, kemudian muncul kepercayaan bahwa seseorang akan dipotong telinganya bila menunjuki bulan, dipotong bukan dalam arti kehilangan telinga, namun cuma terluka sedikit di bagian bawah telinga, terutama dekat bagian pertemuan juntai telinga dengan sendi tulang rahang.

Saya sendiri ingin mencerita pengalaman saya. Seingat saya, setua ini saya cuma pernah satu kali menjadi korban "potongan" sang bulan. Namun bila ditanya apakah benar ini dikarenakan saya sebelumnya berani-beraninya menunjuki bulan? Terus terang saja, saya sudah lupa. Namun ada satu hal yang sangat saya pastikan, bahwa saya sering menunjuk ke bulan tanpa sengaja, namun pada akhirnya tidak menjadi korban potongan telinga sang bulan.

Bagi saya bulan tidak ada hubungannya dengan telinga kita yang terluka. Biasanya, jenis luka pada telinga tersebut bukan luka sabetan pisau atau benda tajam, melainkan adalah luka infeksi yang memang lumrah terjadi pada anak kecil di zaman dulu. Di zaman dulu, kebersihan dan higienis memang merupakan hal yang mewah.

Apalagi telinga memang merupakan bagian tubuh yang sering tidak mendapat perhatian sewaktu mandi atau membersihkan badan. Bagi dokter, infeksi tersebut mayoritas divonis sebagai atopic dermatitis, yang terjadi karena infeksi kuman pada permukaan kulit yang tipis. Kulit di juntai telinga memang merupakan kulit yang tipis relatif dibanding dengan bagian tubuh lainnya.

Jadi jangan salahkan bulan bila kita sendiri yang kurang bersih menjaga telinga. Kasihan bulan yang selalu menjadi kambing hitam bila ada anak-anak yang menderita infeksi kulit pada telinganya.

Namun, saya kira masih banyak yang percaya akan hal ini. Bagi yang percaya, tidak apa-apa, teruskan komitmen anda tidak menunjuki bulan. Namun saya kira tidak etis untuk menakuti dengan memberitahu mereka agar tidak menunjuki bulan lagi.

Tugas kita sebagai orang tua adalah mengajari anak-anak bagaimana menjaga kebersihan telinga dengan baik. Jangan bangkitkan rasa takut anak2 pada bulan yang indah itu. Bagi yang tidak percaya jangan menertawai yang percaya dan mencari pembuktian menunjuki bulan terus menerus di malam hari. Jangan salahkan saya bila anda dianggap sebagai orang kurang kerjaan. [Sizi Li / Jakarta / Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA