BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Sabtu, 05 Maret 2011

CHANG AN ADALAH PANGGUNG KEJAYAAN DINASTI TANG (1)

Chang An, ibukota dinasti Sui, kota imperium kejayaan Tang agung. Wajah kota yang rapi dan lapang tapi tak terkesan monoton, menjadi saksi perang keji yang mengiringi pergantian dinasti Tiongkok, juga mengiringi jatuh bangunnya era terjaya di Tiongkok. Kisah itu, dimulai pembukaan layarnya di bawah pintu Xuan Wu (玄武, nama dewa utara yang diyakini oleh kaum Taois) di dalam kota Chang An.........

Tahun 626, sembilan tahun masa pemerintahan Tang Gaozhu (唐高祖), Zhangsun Wuji (長孫無忌, 594-659) memacu kudanya dengan tergesa-gesa melesat di jalanan kota Chang An (長安), perasaan di hatinya dibandingkan dengan tatkala pertama kali datang pada 9 tahun sebelumnya, dirasakan Chang An ini begitu besar.

* Chang An nan megah

9 tahun yang silam, kota Chang An masih merupakan kota-raja dinasti Sui (隋朝). Kala itu adalah 13 tahun masa pemerintahan Da Ye (617 M), adalah masa akhir pemerintahan kaisar Sui Tang (隋煬帝), kaisar ke-2 dinasti Sui.

Lantaran kelakuan sang penguasa yang amoral sehingga negaranya terpecah belah, para adipati di berbagai daerahpun memberontak dan hendak menaklukkan Tiong Goan (dataran rendah di Tiongkok pusat, merupakan pusat geografis dan budaya Tiongkok).

Liu Shou (留守, sebutan penguasa sementara yang kekuasaannya berdasarkan titah Sang kaisar, apabila kaisar tidak berada di tempat) kota Tai Yuan: Li Yan (李淵), sebetulnya adalah saudara sepupu kaisar Sui Tang (Ibunda keduanya adalah kakak beradik) dan tidak berniat menentang dinasti Sui.

Akan tetapi dengan situasi punggung terancam musuh, maka ia terpaksa juga memobilisasi pasukan memproteksi dirinya sendiri. Waktu itu adik perempuan Zhangsun Wuji sudah dinikahkan dengan anak ke-2 dari Li Yan yakni: Li Shimin (李世民). Usia Zhangsun Wuji dan adik ipar sebaya dan mempunyai cita-cita yang sama, tentu saja ia bergabung dengan Sang jenderal, maka ketika pasukan Li menyerbu ke Chang An, Zhangsun Wuji juga ikut memasuki ibukota tersebut.

Zhangsun Wuji berasal dari kota Luo Yang, yang bersama dengan kota Chang An dinobatkan sebagai dwi ibukota, kaisar Sui Tang memindahkan pemerintahannya ke Luo Yang dan membangun istana dalam skala besar sehingga Luo Yang nampak indah dan mentereng. Zhangsun Wuji semula mengira ibukota di seluruh dunia tak ada lagi yang semegah itu, sesampainya ia memasuki Chang An, baru mengenal ibukota yang lainnya ini begitu megah dan luas.

Chang An kala itu memiliki pintu masuk kota yang terletak di pusat tembok kota selatan disebut pintu Ming De, mereka menyusuri jalan raya Pipit Merah menuju istana yang terletak di ujung utara kota.

Jalan raya Pipit Merah total panjangnya 8 km, lebarnya 150 meter (setara dengan lebar total 45 lajur jalan buatan zaman sekarang, lebih lebar 1,5 kali bila dibandingkan dengan jalan raya Chang An yang terletak di kota Beijing abad ke-20 yang disebut memiliki lebar 100 meter), terbagi menjadi 3 lajur.

Tengah jalan khusus diperuntukkan bagi Sang kaisar, di samping kiri-kanannya masing-masing untuk kalangan atas dan rakyat jelata. Paling tepi adalah saluran terbuka dan pepohonan berderet, kemudian baru samar-samar terlihat perumahan di balik pagar pembatas. Suasana kota imperium terkesan rapi, luas dan tidak terlihat monoton, betul-betul adalah panggung seni canggih yang dibangun demi kejayaan dinasti Tang agung.

* Li Shimin merebut hampir seluruh negeri

Sesudah 9 tahun, berbagai kekuasaan lokal yang membelot, di bawah sepak terjang Li Shimin, seluruh negeri akhirnya berhasil dikuasai oleh pasukannya.

Namun karena masih terdapat gangguan suku nomaden di utara, Tu Jie (突厥) dan di dalam negeri terjadi perebutan kekuasaan sesama saudara, situasi secara keseluruhan belum benar stabil.

Oleh karena wilayah dinasti Tang yang telah berkembang hampir keseluruhan adalah berkat hasil jerih payah Li Shimin, Kaisar Tang Gaozhu memberinya gelar Jendral Besar Anugerah Tuhan (Tian Ce Shang Jiang, 天策上將).

Hal ini menandakan bahwa sang kaisar tidak berani atas inisiatif sendiri, hanya melalui anugerah langsung dari Langit, untuk menyatakan kemuliaan dan kebanggaan.

Markas Jenderal Besar diperbolehkan menyusun pejabatnya sendiri dan Li Shimin secara tulus berhubungan dengan para relasinya, maka telah menyedot banyak orang yang mumpuni bergabung di bawahnya.

Dalam bidang non militer terdapat Fang Xuanling, Du Ruhui dan sejumlah 18 cendekiawan lainnya. Di dalam bidang militer terdapat Yuchi Jingde, Qin Shubao, Cheng Yaojin dan jenderal lain yang gagah berani.

Li Shimin selain pintar juga trampil dalam kemiliteran dan jasanya sangat besar. Jenderal Besar Anugerah Tuhan ini menempati posisi pertama dalam pemerintahan, hanya di bawah kaisar dan pangeran utama. Ditambah lagi di dalam markasnya terkumpul banyak bawahan yang luar biasa.

Meskipun Jenderal Li Shimin tak berniat memperebutkan tahta kaisar, lain halnya dengan Li Jiancheng, sebagai pangeran utama, hatinya merasa tidak nyaman. Posisinya sebagai pangeran utama bukan berkat jasanya, juga bukan karena dirinya pandai dan berakhlak, hanya lantaran ia beruntung terlahir sebagai putera sulung Li Yan (sang kaisar).

Ia tak dapat mentolerir adik kedua yang di dalam berbagai bidang mengunggulinya, maka ia berkolaborasi dengan adik ketiga, Li Yuanji untuk memusuhi Jenderal Li Shimin, selain seringkali di depan Kaisar Tang Gaozhu membuat fitnahan juga seringkali merencanakan pembunuhan terhadap Li Shimin, untungnya setiap kali bisa digagalkan.

Tahun 626, pasukan suku Tu Jie melakukan invasi, sebetulnya Kaisar Tang Gaozhu menghendaki Jenderal Li Shimin yang selama ini memimpin pasukan untuk memimpin serangan balasan.

Akan tetapi Pangeran Li Jiancheng mengusulkan Li Yuanji menggantikan Jenderal Li Shimin, dan mengalihkan para jenderal hebat lengkap dengan pasukannya dari markas Jenderal Besar ke bawah pimpinan Li Yuanji.

Tujuan mereka sengaja untuk mengosongkan orang kepercayaan Jenderal Li Shimin, dengan demikian bisa lebih mudah membunuhnya. Oleh karena fitnahan mereka, Fang Xuanling dan Du Ruhui sebelumnya sudah dikeluarkan dari markas Jenderal Besar, jika para jenderal lainnya akan dialihkan, sikon Jenderal Li Shimin bakal semakin membahayakan.

Zhangsun Wuji, Yuchi Jingde dan kawan-kawan berulang kali memberi usulan agar Li Shimin bergerak terlebih dahulu, tetapi ia senantiasa menolak mengingat hubungan persaudaraan dan ragu-ragu untuk bertindak.

* Membalikkan momentum sejarah

Tanggal 1 bulan ke-6 (sesuai kalender Imleek), bintang Venus muncul pada siang hari bolong tepat di arah selatan cakrawala, ini adalah pertanda buruk tentang pergantian pemerintahan.

Jenderal Li Shimin memperoleh sebuah laporan rahasia bahwa kedua saudara kandungnya hendak menggunakan peluang pelepasan tentara yang dikirim ke medan perang untuk membunuh dirinya, kemudian menghabisi semua anak buahnya, dan memaksa Kaisar Tang Gaozhu menyerahkan tahtanya yang akan digantikan oleh Pangeran Li Jiancheng serta Li Yuanji akan diberi gelar Adinda Sang Kaisar.

Laporan rahasia tersebut oleh Li Shimin disampaikan kepada para jenderal dan penasehatnya, mereka sepakat agar Li Shimin mengambil inisiatif.

Zhangsun Wuji diberi tugas sebagai agen rahasia memanggil kembali Fang Xuanling dan Du Ruhui guna merundingkan siasat jitu. Dengan urgensinya urusan, Zhangsun Wuji melesatkan kudanya menuju kediaman Fang Xuanling.

Meskipun tempat tinggal pejabat kebanyakan terpusat di bagian timur laut kota Chang An yang berdekatan dengan tanah lereng komplek istana, tetapi wilayah kota yang luas ditambah lagi hati yang tegang sehingga Zhangsun Wuji merasakan perjalanan itu sedemikian jauhnya.

Bunga-bunga bermekaran di Chang An pada awal bulan 6 itu, betul-betul seperti yang dilukiskan pada puisi-puisi pujangga besar Bai Juyi yang ditulis seratus tahun kemudian, namun Zhangsun Wuji malah tak berminat menikmatinya.

Pada tanggal 3 bulan 6, bintang Venus terlihat muncul di padang Qin (propinsi Shanxi). Pejabat tinggi bagian ilmu falak menyampaikan secara rahasia tentang fenomena itu kepada Kaisar Tang Gaozhu, diramalkan negara bakal menjadi milik raja Qin (sewaktu Tang Gaozhu mengangkat diri menjadi kaisar, ia memberi gelar raja Qin kepada Li Shimin).

Maka Gaozhu menunjukkan naskah ramalan itu kepada Jenderal Li Shimin yang kebetulan datang ke istana menghadap sang kaisar. Pada kesempatan itu Shimin melaporkan juga tentang perbuatan asusila kedua saudaranya di istana harem/para selir kaisar. Kaisar Gaozhu terperanjat dan ia memutuskan keesokan paginya hendak mengumpulkan ketiga bersaudara itu untuk disidang.

Pada malam harinya, Zhangsun Wuji membawa beberapa puluh pasukan khusus dari markas besar, dengan pesat melintas di jalanan Chang An. Mereka semuanya berpakaian perang lengkap dan menunggangi kudanya, kerap terdengar bunyi logam berdenting saling bertumbukan.
Untungnya kota di zaman kuno semenjak zaman Zhan Guo (para raja kecil saling berperang) ini, setiap wilayah penduduk selalu tertutup oleh dinding keliling, hanya pada pintu keluar-masuk diterapkan jam malam.

Dikala senja menghampiri, pintu pada dinding wilayah kependudukan lantas digembok, selain pejabat eselon tertentu dilarang keluar. Hanya pada situasi mendesak seperti mencari tabib karena sakit keras, barulah boleh melintas di jalanan.

Itulah mengapa rombongan Zhangsun Wuji meskipun sedikit berisik, tapi tidak menimbulkan perhatian khalayak, merekapun berusaha tidak mengeluarkan suara yang tidak perlu, dengan hati berdebar, mereka menyelinap menuju ke pintu gerbang Xuan Wu yang terletak tepat di utara kota Chang An.

Bersambung ke.2
Disalin oleh: Chen Mei Ing

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA