Ketika anak-anak lain yang seusianya masih bermanja dengan orang tuanya, Wu Meng sudah tahu bagaimana menghormati orang tua juga bagaimana menaati orang tuanya.
Diawal musim panas, Wu Meng melihat bahwa mata orang tuanya selalu merah- merah dan tidak ada semangat. Dia merasa sangat aneh, tidak tahu mengapa dan setelah dia mengamati ulang dengan seksama dia kemudian menemukan penyebabnya.
Keluarganya sangat miskin, sehingga mereka tidak mampu membeli kelambu. Mereka tinggal di daerah yang terpencil dan tertinggal, rumahnya sudah bobrok dan dekat dengan sungai, sehingga nyamuk sangat banyak. Setiap malam jika di musim panas, mereka sangat terganggu oleh suara nyamuk yang berdengung dan gigitan nyamuk, sehingga kedua orang tuanya tidak dapat tidur di malam hari.
Bapaknya setiap hari harus bangun pagi untuk bekerja di luar sebelum matahari terbit dan kelelahan setelah pulang ke rumah untuk beristirahat agar hari berikutnya memiliki kekuatan mental dan fisik untuk terus bekerja. Ibunya juga keluar pagi untuk pergi bekerja sebagai pembantu rumah tangga agar mendapatkan sedikit uang untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka.
Melihat kesusahan orang tuanya, Wu Meng yang waktu itu baru berusia 8 tahun merasa sangat tertekan dan cemas sehingga dia berusaha untuk mencari jalan keluar agar kedua orang tuanya bisa tidur nyenyak.
Setelah makan malam, Wu Meng lalu mengambil kipas dan pergi ke kamar orang tuanya. Dia berusaha mengusir nyamuk dengan mengipasi mereka, namun nyamuk itu terus saja kembali.
Merasa gagal dengan usahanya maka setelah melalui banyak pertimbangan, akhirnya Wung Meng lalu melepas pakaiannya meskipun begitu banyak nyamuk di sekelilingnya, ia tetap sabar dan membiarkan tubuhnya untuk di gigiti nyamuk yang kemudian menghisap darahnya.
Wu Meng menahan sakit dan gatal di sekujur tubuhnya, dengan harapan supaya nyamuk-nyamuk itu kekenyangan dan tidak menganggu orang tuanya lagi saat mereka tidur. Dia terus melakukan hal itu sepanjang musim panas.
Cara yang di tempuhnya berhasil, kedua orang tuanya kini bisa tidur dengan nyenyak. Ulah Wu Meng akhirnya di ketahui banyak orang. Para pejabat setempat yang mendengar kisahnya tergerak hati untuk membantu. Mereka lalu memberinya jaring nyamuk supaya ia tidak usah lagi mengorbankan dirinya sendiri untuk di gigiti nyamuk.
Saat sekarang ini, orang tua menjaga dan merawat anak-anak mereka sepanjang hari karena merasa khawatir bahwa anak-anak mereka tidak makan dengan baik, khawatir bahwa ketika anaknya sedang pergi keluar nanti akan mendapat kecelakaan.
Terutama jika di musim panas, maka orang tua akan membeli pengusir serangga untuk melindungi kulit halus anak-anaknya dan menggunakan segala cara untuk menangkap nyamuk. Jika anak masih bayi, maka orang tuanya akan menggendong anaknya di lengannya dalam pelukannya. Di musim dingin, mereka akan menyelimuti anaknya karena takut anaknya kedinginan di tengah malam, sehingga ibunya beberapa kali terbangun untuk menjaga anak-anaknya.
Setiap anaknya mengalami cedera kecil, maka orang tua akan marah dan merasa tertekan. Para orang tua tidak menghitung semua kerja kerasnya, mereka hanya berharap bahwa anak-anaknya berada di tempat yang aman, hangat dan terlindungi ketika mereka sedang beranjak dewasa. Orangtua selalu merawat anak-anak mereka sendiri dengan penuh kasih sayang.
Oleh karena itu, seharusnya kita belajar untuk bertanggung jawab seperti Wu Meng, yang memberi perhatian pada orang tuanya. [Lidya Tjhia / Pontianak]
***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id