Padahal seharusnya mereka bisa menilai dan menghargai juga berpikir secara mendalam bagaimana untuk tetap mempertahankan orang-orang yang memiliki kemampuan di sekeliling mereka.
Dengan tidak membiarkan mereka untuk pergi meninggalkannya. Tetapi kenyataan situasi ini sering terjadi di dalam kehidupan manusia yang tanpa disadari oleh manusia itu sendiri.
Pada suatu masa, ada seorang pria yang bernama Tian Rao yang bekerja dengan Raja Negara Lu, Lu Aigong selama beberapa tahun. Sayangnya, Lu Aigong tidak melihat kemampuan dan ambisi Tian Rao dan memperlakukannya sebagai orang biasa. Tian Rao merasa bahwa kemampuannya tidak dipergunakan secara penuh dan bertekad untuk meninggalkan Negara Lu.
Tian Rao berkata kepada Lu Aigong, "Saya berencana untuk meninggalkan anda seperti angsa yang terbang jauh, jauh sekali."
Lu Aigong berkata, "Bukankah di sini adalah tempat yang bagus untuk bekerja – mengapa anda ingin pergi ?"
Tian Rao menjawab, "Yang Mulia, anda sering kali melihat seekor ayam jantan dengan jambul merahnya, yang sangat mempesona. Dia memiliki tungkai yang panjang dan taji yang tajam, sangatlah gagah.
Dia tidak memiliki perasaan takut terhadap musuh, sangat berani. Tapi ayam memiliki keanggunan angkuh dan kasih sayang orang tua. Ketika dia menemukan makanan, dia akan berseru kepada semua teman temannya untuk datang dan berbagi, sangatlah baik.
Selain itu, meskipun tidak ada yang memberikan tugas apapun, tapi dia akan selalu bangun setiap pagi dan atas inisiatifnya sendiri berkokok dengan suaranya yang keras. Tetapi, meskipun ayam jantan ini memiliki banyak kualitas yang bagus, tapi Yang Mulia tidak menghargainya dan malah memerintahkan untuk menyembelih ayam itu untuk dimakan.
Mengapa begitu ? Karena Yang Mulia sering melihatnya; sehingga dia tidak lagi istimewa dan bulu-bulunya tidak lagi indah. Tetapi angsa yang datang dari beribu-ribu mili jauhnya yang minum dari kolam Yang Mulia dan makan ikan yang berenang di dalamnya. Angsa yang datang ke ladang dan merusak panen.
Meskipun angsa tersebut tidak memiliki kualitas sebagus ayam jantan, akan tetapi Yang Mulia malah lebih menghargainya. Mengapa begitu ? Karena angsa tersebut berasal dari tempat jauh, dan Yang Mulia mengira dia sangatlah magis dan apa yang dilakukannya adalah baik. Dengan demikian, Yang Mulia, biarlah saya terbang jauh seperti seekor angsa."
Lu Aigong berkata, "Jangan pergi dulu dan tuliskan apa yang baru saja anda katakan."
Tian Rao berkata, "Anda berpikir saya biasa biasa saja dan tidak berharga untuk dipertahankan. Apa gunanya kata-kata saya untuk anda ?" Dengan demikian Tian Rao meninggalkan Negara Lu dan pergi ke Negara Yan.
Raja Yan mengangkat Tian Rao menjadi seorang perdana menteri. Tian Rao memiliki banyak kesempatan untuk menggunakan kemampuannya. Setelah tiga tahun dibawah pengaturan Tian Rao, negara Yan menjadi makmur dan damai – tidak ada kerusuhan di perbatasan dan tidak ada pencurian di dalam negeri. Tian Rao menjadi sangat terkenal dan Raja Yan sangatlah senang.
Ketika Lu Aigong mengetahui keberhasilan Tian Rao di Negara Yan, dia sangat menyesal tidak mempertahankan Tian Rao tiga tahun lalu. Lu Aigong sangat menyesali kesalahannya, sehingga dia menyendiri dan merenungkan hal ini terus menerus.
Dia menghela napas panjang, "Sebelumnya, saya telah gagal mempertahankan orang-orang yang bertalenta, sehingga Tian Rao meninggalkan saya. Sekarang, saya sangat berharap Tian Rao akan kembali lagi kepada saya, tetapi saya tahu hal ini sangatlah tidak mungkin." [Ernawati H / Medan] Sumber: Kebajikan dalam kehidupan
PESAN KHUSUS
Silahkan kirim berita/artikel anda ke ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id
MENU LINKS
http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com