BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Selasa, 18 September 2012

KEKUATAN KEBAIKAN DAN KEJUJURAN

Di bagian utara India ada sebuah desa bernama Keema. Tanahnya tandus dan gersang. Kehidupan penduduk di sini sangat sulit dan miskin, sehingga untuk mengenyangkan perut saja menjadi masalah.

Berjarak tidak jauh dari desa Keema  ada sebuah jalan umum yang sederhana, kendaraan yang lewat di jalanan itu sering kali mengalami kecelakaan.

Suatu ketika, ada sebuah truk yang bermuatan makanan kaleng masuk ke dalam selokan dan terbalik. Sopirnya mengalami luka-luka, dia menghentikan sebuah mobil untuk membawa dirinya ke rumah sakit, barang muatan di dalam truk tidak ada yang jaga.

Penduduk desa Keema melihat kejadian itu, mereka lalu dengan sembunyi-sembunyi mengangkut makanan kaleng itu ke rumah, berturut-turut selama beberapa hari.
Setiap rumah semuanya memiliki makanan kalengan untuk dimakan.

Kejadian ini telah mengilhami para penduduk desa Keema, pepatah mengatakan, dekat dengan gunung mencari makan di gunung, dekat dengan air mencari makan di air, mereka dekat di jalanan lalu mencari makan di jalanan. Akan tetapi kecelakaan kendaraan pada hakekatnya tidak bisa sering terjadi.

Oleh karena itu mereka terpikir sebuah ide, menggunakan kesempatan malam hari ketika jalanan tiada orang lewat, mereka membawa peralatan untuk menggali lubang, dan membuat seluruh permukaan sepanjang jalanan itu berlubang-lubang. Dengan demikian, kesempatan terjadinya kecelakaan akan lebih banyak.

Walaupun kendaraan itu tidak mengalami kecelakaan, tetapi karena situasi jalanan yang tidak baik, laju semua kendaraan akan menjadi pelan. Para penduduk desa bisa mengikuti di belakang mobil, memanfaatkan keteledoran pengemudi, secara sembunyi-sembunyi mengambil barang-barang yang mereka butuhkan.

Peristiwa ini sedikit demi sedikit berkembang, mula-mula mereka hanya mencuri makanan, lambat laun barang-barang yang lain pun mereka ambil, setelah mereka ambil dibawa ke pasar untuk dijual. Berkembang lagi sampai akhirnya mereka merampas secara terang-terangan.

Sesaat itu, ruas jalanan itu menjadi ruas yang paling tidak aman di sepanjang jalan umum itu, setiap bulan selalu terjadi beberapa kali kasus perampasan.

Kantor polisi mengutus personilnya untuk membongkar kasus kejahatan ini. Polisi telah menangkap dua orang penduduk desa Keema yang sedang merampok barang di tempat kejadian perkara, menuntut dan menghukum dua orang penduduk desa ini.

Tetapi tindakan tersebut tidak membuat penduduk lain menjadi takut, sebaliknya menjadikan mereka lebih terselubung dan lebih waspada ketika mereka melakukan kejahatan.
Mereka melakukan kejahatan mulai teratur dan terorganisir. Ada orang khusus yang bertanggung jawab berjaga-jaga dan memberi kode.

Setelah mendapatkan barang rampasan dibawa pulang dulu untuk disembunyikan, atau kemasan barang itu diganti, sehingga ketika digeledah oleh polisi tidak bisa men-dapatkan barang bukti.

Pemerintah setempat juga telah memikirkan berbagai macam cara, agar penduduk desa Keema bisa mengerti dan meninggalkan perbuatan merampas yang tidak berakhlak moral dan melanggar hukum itu, serta membimbing mereka ke jalan yang benar. Apa boleh buat, penduduk desa Keema telah mencicipi manisnya menjarah barang dari orang lain.

Mereka sudah terbiasa dengan mendapatkan keuntungan dari kerja orang lain, sudah terbiasa dengan gaya hidup semacam ini. Maka dari itu kasus perampasan barang sering-sering terjadi di sekitar desa Keema. 

Di musim dingin tahun itu, oleh karena sering kehilangan barang ketika melewati desa Keema, maka banyak sekali pengemudi truk barang memilih jalan memutar untuk menghindari ruas jalanan di desa Keema. Dengan demikian, penduduk desa  telah beberapa hari tidak mendapatkan hasil jarahan.

Akhirnya pada suatu hari ada sebuah truk yang melewati jalan itu, di atas truk penuh dengan muatan bersak-sak serbuk pati asam damar, bahan sejenis kanji yang dipergunakan pada industri.

Semua orang berbondong-bondong maju ke depan, merampas dua puluh sak lebih serbuk pati asam damar. Pengemudi truk adalah seorang anak muda. Melihat ada orang yang merampas barang muatannya, dia segera menghentikan truknya, dan mengejar orang-orang yang merampas barangnya sampai ke desa Keema.

Tindakannya ini malah sebaliknya telah memberikan kesempatan kepada penduduk Keema lainnya. Mereka dengan seenaknya memindahkan semua serbuk kanji muatan truk yang tidak dijaga itu.

Anak muda ini mengejar sampai ke dalam desa, dia memohon para penduduk desa mengembalikan barang muatannya, tetapi tidak ada seorangpun yang mau mengaku telah mengambil barangnya.

Biarpun anak muda ini meminta dengan sepenuh hati, namun usahanya itu sia-sia belaka. Dia terpaksa memberitahu kepada para penduduk desa, bahwa serbuk pati asam damar bukan serbuk kanji untuk makanan, melainkan serbuk kanji industri yang mengandung racun. Orang bisa mati jika memakan serbuk itu, mereka mengambil serbuk itu juga tidak berguna.

Anak muda ini telah berkata terus terang. Tetapi penduduk desa Keema  tidak ada seorang pun yang percaya, karena serbuk pati asam damar ini punya warna dan bentuk yang sama persis dengan kanji yang mereka makan sehari-hari.
Mengetahui penduduk desa tidak percaya dengan perkataannya, anak muda ini takut bukan main.

Sebenarnya dia ingin melapor kepada polisi, akan tetapi dia khawatir, jika dia meninggalkan mereka, segera akan ada orang yang menggunakan kanji itu sebagai makanan untuk dimakan. Maka saat itu pasti terjadi korban jiwa.

Lalu dia mendatangi setiap rumah serta memberi penjelasan, bahkan berlutut di hadapan para penduduk desa untuk memohon kepada mereka, "Jangan sekali-kali mencoba untuk memakan kanji itu, karena nyawa bisa melayang."

Usaha gigih pemuda itu, membuat para penduduk desa menjadi ragu-ragu terhadap perkataannya. Ada yang lalu mengambil serbuk kanji dicobakan untuk ayam, hasilnya ayam yang memakan serbuk kanji itu sesaat kemudian segera mati. Melihat kejadian ini para penduduk ketakutan setengah mati, selanjutnya mereka terharu dengan sangat mendalam.

Mereka telah merampas barang muatan pemuda itu, seharusnya pemuda itu sakit hati kepada mereka, walaupun mereka keracunan dan mati karena mengonsumsi serbuk kanji itu, juga adalah hukuman yang selayaknya.

Tetapi pemuda ini demi menyelamatkan nyawa mereka dia rela berlutut dan memohon mereka untuk jangan memakan kanji itu. Hati belas kasih, keluasan pandangan dan kebaikan hati semacam ini, membuat mereka semuanya merasa malu dan terharu bukan main.

Penduduk desa secara spontan menyerahkan kembali bubuk kanji industri itu, dan dikembalikan ke atas truk yang dikemudikan oleh pemuda itu.

Sejak peristiwa itu, penduduk desa Keema  tidak pernah lagi merampas barang muatan orang lain. Meskipun masih ada penduduk yang mempunyai niat merampas truk yang melewati jalan itu, segera ada penduduk lain yang mengangkat bicara, "Berpikirlah kepada pemuda yang baik hati itu, kita telah melukai dia, sebaliknya pemuda itu malah menolong nyawa penduduk seluruh desa. Berpikirlah kepada dia, apakah kita masih mempunyai muka melanjutkan perbuatan yang merugikan orang lain? Memangnya kita semua adalah iblis ?"

Jalan umum di sekitar desa Keema  sudah aman kembali. Desa Keema  setelah ditertibkan oleh polisi dan mendapatkan bimbingan dari pemerintah setempat tidak pernah membuahkan hasil, tetapi keadaan itu berubah total karena kebaikan hati seorang pengemudi muda.

Kebiasaan manusia itu dapat diubah, hanya melihat bagaimana Anda mengubahnya. Pikiran baik manusia itu dapat digugah, hanya melihat bagaimana Anda menggugah.

Walaupun kita berada di dalam masyarakat yang mengalami kemerosotan moral dengan sangat cepat, asalkan kita masih memiliki semangat pantang mundur untuk mempertahankan kebaikan, berkorban untuk orang lain tanpa pamrih, maka masyarakat ini masih mempunyai harapan.

Di dalam hati siapapun saja, sebenarnya masih ada seutas senar kebaikan. Senar ini hanya bisa dipetik dengan hati yang welas asih. Ingin orang lain menjadi baik, pertama-tama Anda harus membayar dengan kasih Anda.

Seberapa jahatnya orang itu, jika Anda menggunakan kasih, maka Anda bisa menggugah kebaikan orang itu, membuat orang itu melenyapkan pikiran jahatnya. [Albert Chuan / Makassar]

EMAIL KAMI

Anda juga bisa mengirim berita Tionghoa atau artikel lain untuk tampil dalam situs ini, dengan cara kirim ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

MENU LINKS

http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA