Jika dalam dunia ini hanya ada pemenang dan pecundang, coba bayangkan, akan terjadi berapa banyak orang yang murung dan bersedih karena kegagalan dalam persaingan? Dibelakang satu per satu lingkaran sinar keberhasilan, akan melahirkan berapa banyak tulang yang menjadi layu karena keberhasilan seorang jenderal?
Dalam kehidupan yang 90% permasalahan tidak sesuai dengan kehendak hati, mungkin kita membutuhkan pandangan yang lebih inovatif dan optimis. Dua kisah berikut bercerita tentang keberuntungan seekor kuda terkenal di Jepang bernama Chun Li, yang selalu kalah dalam pertandingan, dan seekor ikan lumba-lumba yang bahkan tidak bisa melakukan lompatan tinggi yang baik, kisah keberuntungan mereka ini telah memberikan inspirasi yang sangat bagus.
* Chun Li dan Xing Yun
Chun Li, seekor kuda betina keturunan murni dari ras kuda ternama, mulai terjun ke masyarakat pada 1998, pernah bertanding di arena pertandingan sebanyak 113 kali tetapi selamanya tidak pernah menang, ketenarannya yang selalu kalah mencitrakan dirinya sebagai sosok yang pantang mundur.
Masyarakat Jepang mengeluhkan persaingan dalam masyarakat yang kian hari kian meruncing, banyak sekali perusahaan tidak lagi menjamin memperkerjakan karyawan seumur hidup, perbedaan antara yang kaya dan miskin kian hari kian melebar, reaksi psikologis nyata, bersorak menyemangati kepada yang selalu kalah dan simpati kepada kaum lemah, seperti juga sebuah proyeksi psikologis diri kita mencari penghiburan dan semangat bagi diri kita yang mengalami kegagalan dalam persaingan yang ketat ini.
Xing Yun, seekor ikan lumba-lumba yang sama sekali tidak mempunyai keahlian berperan, tetapi dia selalu bersedia mencoba dengan sekuat tenaga. Didalam aquarium pertunjukan di Water World Tokyo, setiap kali Xing Yun melompat bersama dengan tiga rekannya, selalu berusaha sekuat tenaga, meski demikian dia selalu tak bisa melompat dengan baik, ketika tampil ke permukaan air juga tidak bisa seanggun rekannya yang lain.
Seorang penyiar TV Jepang dalam blognya menulis: "Xing Yun benar-benar berbeda dengan yang lain, sampai hari ini ternyata dia masih begitu buruk, tapi keburukan dia ini juga merupakan sebab dari dia begitu disenangi orang. Saya berharap dia selamanya menjadi pecundang kecil seperti ini, setiap kali ketika ikan lumba-lumba yang lain melompat setinggi 6 meter, yang ingin saya lihat adalah tampang Xing Yun ketika 3 meter saja, ia tidak bisa melompat dengan baik."
Perkataan ini telah merefleksikan pandangan para penggemar Xing Yun. Sesuai namanya, Xing Yun memang sungguh beruntung, meski gerakannya tidak lincah bukan hanya tidak menyebabkan ejekan, malah memperoleh simpati banyak orang Jepang.
Siapa yang bilang "tidak memperbincangkan pahlawan dari keberhasilan atau kegagalannya"? Kisah Chun Li dan Xing Yun disini, telah mendapatkan pembuktian yang paling baik. Nilai keagungan dari sebuah kehidupan seharusnya terletak pada proses usaha kerasnya, dan bukan terletak pada hasil. Seperti Chun Li dan Xing Yun mereka memiliki semangat yang pantang mundur, walaupun akhirnya mereka tidak bisa mencapai prestasi yang lebih baik dari rekan mereka, tetapi mereka telah mendapat perhatian dan persahabatan yang lebih banyak.
* Jangan gunakan segala cara demi mendapatkan keuntungan
Di arena pekerjaan, banyak orang akan menggunakan segala cara, halal maupun tidak untuk meraih keberhasilan, bahkan telah berkembang menjadi teori yang disebut "tebal dan hitam", yang diturunkan dalam teori tersebut adalah cara bagaimana manusia mendapatkan keuntungan yang paling maksimal dalam persaingan.
Tetapi berbagai macam muslihat ini, acapkali harus melukai orang lain baru bisa mencapai tujuan, karena itu demi keuntungan saling berebut dan bersaing, selanjutnya saling menjaga, dipermukaan walaupun pergaulan antar manusia masih bisa mempertahankan tampang yang damai, pada hakekatnya seperti musuh yang bertemu diarena pertempuran. Lambat laun tidak peduli siapa yang telah mendapatkan keuntungan, akan merusak dasar hubungan antar manusia yang jujur tulus dan saling memercayai, menyebabkan fenomena hubungan tersebut umumnya menjadi renggang, juga akan mencelakai anak cucu kita.
Pribahasa Tiongkok kuno mengatakan: "Jika ada dalam nasib pasti ada, jika tidak ada jangan memaksa." Manusia acapkali terikat akan segala nafsu keinginan yang sulit terpuaskan serta mengejar dengan berbagai cara, oleh karena itu muncul kerisauan dan kesengsaraan yang tiada habis. Jika bisa menyadari dengan mendalam perkataan diatas, segala sesuatunya berada dalam nasib, kekayaan dan kemuliaan serta kebahagiaan semua itu lahir dari De (moral kebajikan), kehilangan De maka semua kekayaan dan kemuliaan serta kebahagiaan akan sirna. Jika manusia mengerti prinsip tersebut, dia pasti tidak akan demi keuntungan di dunia fana, dengan bodoh melukai orang lain untuk mendapatkan keuntungan itu, sedangkan untuk mendapatkan keuntungan itu dia harus menukarkan dengan De dirinya sendiri yang sangat berharga itu.
Melihat kisah dari Chun Li dan Xing Yun, semangat mereka yang pantang mundur, bisa mengharukan manusia yang mempunyai sebutan sebagai makhluk yang paling tinggi di dunia. Dan bagaimana manusia bisa tahu akan Tuhan Yang Maha Kuasa, akan memberikan belas kasih dan dorongan yang lebih banyak, kepada orang lugu yang tidak bersaing dan perhitungan dengan orang lain, serta hidup dengan sungguh-sungguh dan mantap. [Erlina Goh / Jakarta]
Iklan baris:
MELAYANI IMPORT BORONGAN DARI SINGAPORE TO JABODETABEK RP.45.000 PER KG
Kontak Telp: 021-26264750 Fax: 021-26264760 Hp.0856-755-0123, 0812-9855-8800 Email: pttci@yahoo.co.id
.