Kaisar Qianlong adalah seorang pecinta teh dan telah banyak menurunkan legenda. Menekan meja dengan satu jari adalah salah satu cerita yang menarik.
Menceritakan tentang tata cara minum teh, yaitu ketika seseorang memberikan anda teh, dengan rasa hormat dan terima kasih, maka tekan beberapa kali bagian atas meja secara ringan dengan jari.
Kaisar Qianlong bersama pengikut-pengikutnya keluar dari istana menyamar dengan menggunakan pakaian manusia biasa. Suatu kali, ia datang ke danau Putih di Songjiang dan minum teh di rumah penduduk.
Pertama-tama seorang pelayan membawa semangkuk teh, kemudian dia mundur beberapa langkah dari meja. Dia mengangkat teko tembaga dan menuangkan air dari jauh ke dalam mangkuk teh. Semua orang bisa melihat cucuran air mengalir turun dari atas kanan ke dalam mangkuk tanpa percikan atau tumpah sedikitpun.
Qianlong menjadi penasaran, ia berjalan menghampiri dan mengambil teko itu dari pelayan. Karena kejadian ini kemudian Kaisar berdiri menjauh beberapa langkah dan meniru pelayan, menuangkan teh ke dalam mangkuk-mangkuk teh lain yang masih kosong.
Rombongan Kaisar Qianlong menjadi terkejut. Mereka ingin berlutut setelah menerima kebaikan tersebut, tetapi mereka tidak berani mengungkap identitas kaisar. Menghadapi dilema seperti ini, mereka semua membengkokkan jemarinya dan mulai menekan meja sampai berbunyi "tuk tuk tuk…"
Kemudian, Kaisar Qianlong bertanya pada pengikutnya, "Mengapa menekan meja dengan jari-jari?." Mereka berkata, "Yang Mulia, kami tidak bisa minum teh ini karena anda telah melayani kami. Kami mengetuk meja untuk memberitahu anda bahwa kami berlutut untuk menerima kebaikan anda dan berterimakasih untuk semua ini.
Setelah itu, masyarakat biasa juga memakai kebiasaan ini yaitu menekan meja dengan jarinya sebagai ucapan terima kasih kepada seseorang yang telah melayani dan menuangkan teh untuk mereka. [Linda Lim / Denpasar]
* Sumber: Google Search Engine