Kisah ini amat menarik dan terjadi pada kisaran sekitar 700an BC. Alkisah adipati Zheng Wu 郑武公 ( ?-744 BC ) menikahi seorang wanita yang bernama Wu Jiang 武姜. Dari hasil pernikahan mereka, memiliki dua anak yang bernama Wu Sheng 寤生 ( selanjutnya disebut duke Zheng Zhuang 郑庄公 ) dan Shu Duan 叔段. Adipati Zhuang dibenci ibunya karena mengalami kesulitan saat melahirkannya. Ibunya sering mendorong ayahnya agar mencopot hak Zheng Zhuang menjadi adipati dan mengusulkan adiknya Shu Duan mewarisi wilayah ayahnya. Adipati Zheng Wu selalu menolak usulan tersebut.
Hingga saat ayahnya meninggal, Zheng Zhuang naik menjadi adipati, ibunya kemudian meminta wilayah untuk adiknya. Ternyata wilayah itu amat luas dan sudah mulai mengancam stabilitas wilayah. Walau seringkali diprotes oleh bawahannya, Zheng Zhuang selalu mengalah kepada ibu dan adiknya dan tolerannya amat luar biasa.
Hingga pada satu saat, dengan dukungan ibunya, adiknya berniat melakukan pemberontakan untuk merebut kekuasaan. Zheng Zhuang berhasil memadamkan pemberontakan itu, dan adiknya melarikan diri ke wilayah Gong, dan ibunya ditaruh oleh Zheng Zhuang di kota Ying 城颍 dan bersumpah,"Tidak akan bertemu sebelum di alam baka" 不及黄泉,无相见也. Walau demikian Zheng Zhuang sesungguhnya dalam hatinya amat menyesal tapi apa daya sumpah telah diucapkan. Ibunya juga amat menyesal dan ternyata anaknya yang dibenci tidak sampai tega membantai adiknya dan dirinya. Sumpah itu membuat ibu dan anak tidak bisa bertemu. Hingga akhirnya ada pejabat yang bernama Kao Ying Shu 考颍叔 memahami rasa cinta ibu dan anak tapi terganjal oleh sumpah yang telah dicupakan, Kao Yingshu mengusulkan cara mengatasi sumpah itu dengan bertemunya ibu dan anak di masa hidup. Caranya adalah menggali lubang bawah tanah hingga menemukan sumber mata air dan membuat ruangan di bawah tanah itu. Setelah ruangan tersebut selesai, ibu dan anak bertemu di huang quan 黄泉 atau "alam bawah tanah" tanpa harus melalui proses kematian.
Alhasil dengan cara itu, Zheng Zhuang dan ibunya bisa bertemu kembali dan membina kembali hubungan ibu dan anak yang sempat rusak menjadi baik kembali.
Asal muasal kata Huang Quan adalah berasal dari kitab Yi Jing yang menuliskan bahwa Tian Xuan Di Huang, yang berarti langit berwarna gelap, bumi berwarna kuning, dan quan 泉 adalah sumber air ada dibawah tanah, karena itu disebut huang quan atau mata air kuning. [Ardian Changianto]