BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Senin, 16 Mei 2011

LEGENDA NIU LANG DAN BIDADARI

Menurut legenda, pada malam hari ketujuh di bulan ketujuh dalam kalender Tiongkok, Si pengembala sapi Niu Lang dan Bidadari Kayangan akan bertemu di galaksi Bima Sakti melewati jembatan yang dibentuk oleh burung-burung walet. Mereka hanya sekali setahun bertemu. Kisah ini telah lama beredar diberbagai kalangan masyarakat Tiongkok.

Bidadari adalah putri bungsu Raja Kayangan, dia terampil menenun berbagai pola yang indah dan pandai mewarnai. Bila Anda melihat langit terang benderang dan terdapat tujuh warna pelangi, itu pasti berasal dari tangan-tangan terampil Bidadari tersebut.

Niu Lang adalah seorang pengembala sapi yang dilahirkan dalam sebuah keluarga miskin di selatan Tiongkok. Orangtuanya meninggal saat ia masih muda, dan tumbuh dewasa dengan berbagai kesulitan. Dia tinggal sendirian dan memelihara sapi untuk mencari nafkah. Dia jujur, baik dan rajin, tapi karena miskin, ia belum menemukan seorang perempuan yang mau diajak menikah.

Suatu hari, ketika mengembala sapi di padang rumput, Niu Lang melihat sembilan bidadari kayangan turun ke tepi sungai. Sambil bersembunyi di balik pohon dia mengawasi para bidadari tersebut. Para bidadari melepaskan pakaian warna-warni mereka, meletakkanya di tepi sungai, dan mulai bermain di air. Niu Lang terpana pada kecantikan mereka, terutama pada bidadari yang paling muda, matanya melihat tanpa berkedip.

Seekor sapi yang ia pelihara selama bertahun-tahun, tiba-tiba berbicara dengannya dan berkata, "Dia adalah Bidadari Kayangan. Jika Anda menyembunyikan pakaiannya, dia tidak dapat kembali, ia tetap disini dan akan menikah dengan Anda. " Mendengar itu Niu Lang bergegas mengambil dan menyembunyikan pakaian Bidadari tersebut.

Beberapa saat kemudian, ketika para bidadari selesai mandi dan bersiap pergi, Bidadari paling muda tertinggal di belakang. Dia mencari pakaiannya tapi tidak berhasil menemukanya, dia bingung dan akhirnya tidak dapat kembali ke kayangan. Waktu untuk kembali ke kayangan telah berlalu, Niu Lang kemudian muncul dari balik pohon dan dia menyerahkan pakaian milik bidadari tersebut.

Niu Lang mengajak bidadari menikah dengannya. Walaupun tidak senang karena telah 
meyembunyikan pakaian, ia melihat bahwa Niu Lang seorang pria yang baik, jadi dia setuju untuk menikah dengannya.


Niu Lang dan Bidadari menjalani hidup bahagia. Mereka saling mencintai dan menghormati, dan mereka berdua bekerja keras. Bidadari berbaik hati dengan mengubah rumah sederhana Niu Lang menjadi rumah yang indah dan penuh dengan kehangatan Dua tahun cepat berlalu, Bidadari telah melahirkan dua anak, laki-laki dan perempuan.

Waktu dua tahun di bumi, di khayangan hanyalah sebentar. Begitu para bidadari lainya kembali ke kayangan, Raja Kayangan menemukan putri bungsunya telah hilang. Dia melihat putrinya telah menikah dengan seorang manusia di bumi. Dia marah, dan meminta Ratu Kayangan memimpin tentara kayangan membawa putri bungsunya kembali.

Di bumi, langit tiba-tiba menjadi gelap dan angin mulai menderu. Sesaat kemudian, tentara kayangan muncul dan mengambil Bidadari.

Walaupun sudah mengira hari ini akan datang, Niu Lang tetap terkejut, dan ia menjadi putus asa. Menempatkan masing-masing anaknya dalam keranjang dan membawa kedua keranjang dengan tongkat panjang, Niu Lang berlari setelah tahu ada pasukan yang mengambil istrinya, Dia mencoba untuk meraih istrinya. Para tentara harus membawa Bidadari naik ke kayangan, Niu Lang menemukan dirinya naik dengan mereka. Dia hendak maju tapi jarak antara dia dan istrinya telah dibatasi.

Setelah kejadian itu, Ratu Kayangan melemparkan jepit rambut emas ke arah 
Niu Lang. Jepit itu dengan cepat tiba-tiba berubah menjadi sebuah sungai, memisahkan Niu Lang dan istrinya. Sungai ini kemudian disebut sebagai Bima Sakti.

Niu Lang dan istrinya saling memandang dengan bergelimang air mata, mereka ingin sekali tetap bersatu. Tergerak oleh cinta mereka yang tulus, burung-burung walet membentuk sebuah jembatan di atas sungai kayangan.

Ratu Kayangan  melihat Bidadari dan Niu Lang saling mencintai. Ia membiarkan mereka untuk bertemu setahun sekali, di malam ketika mereka dipisahkan yaitu pada hari ketujuh di bulan ketujuh.

Saat malam, pada hari ketujuh di bulan ketujuh, Anda akan menemukan sangat 
banyak burung-burung walet, karena mereka naik untuk membentuk jembatan kayangan. Jika angin tenang, Anda mendengarkan dengan cermat, mungkin Anda dapat mendengar suara Niu Lang dan Bidadari mengungkapkan cinta dan kerinduan mereka. (*)

http://yinnihuaren.blogspot.com
Email dari: Hui Tek - Pontianak

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA