Setelah mengetahui niat jahat Lian Po itu, Lin Xiangru pun mencoba menghindar dari bertemu dengan Lian Po. Melihat kondisi tersebut, petugas yang lain berpikir bahwa pastilah Lin Xiangru takut kepada Lian Po. Hal itu juga membuat Lian Po sangat besar hati. Namun, Lin Xiangru menjelaskan bahwa:
"Saya bukanlah takut kepada Hulubalang Lian Po itu. Sekarang ini, negeri Qin benar-benar takut kepada negeri kita, karena Hulubalang Lian Po dan saya masih menjabat di sini. Jika kami berdua sering bertelagah, maka negeri Qinlah yang akan untung. Untuk menjaga kepentingan negeri, kita harus mengabaikan perselisihan pribadi terlebih dahulu. "
Bila kata-kata tersebut sampai ke telinga Lian Po, Lian Po merasa sangat malu. Maka, dia pun membawa ranting berduri di atas belakangnya yang tidak berbaju, ke rumah Lin Xiangru untuk meminta maaf darinya. Dia berlutut di depan Lin Xiangru, sambil berkata:
"Betapa bodoh dan naifnya saya dulu. Saya tak sangka, hati awak begitu lapang!"
Setelah peristiwa tersebut, kedua mereka pun menjadi teman yang sangat dekat hingga sanggup sehidup semati.
Catatan Keterangan:
Peribahasa "Fu Jing Qing Zui" atau "membawa ranting berduri di atas belakang tanpa memakai baju" ini berarti meminta maaf karena sesuatu kesalahan. Ia digunakan untuk menyindir seseorang yang sanggup mengakui kesalahan dirinya dan memohon maaf secara terbuka.
Disalin oleh: Chen Mei Ing