Pada suatu hari, kaisar Zhou, yaitu Raja Wuwang, memanggil petugas kanannya ke istana, dan bertanya kepada mereka, bagaimana mengelola tawanan yang begitu banyak itu. Salah seorang dari mereka menjawab:
"Hamba pernah mendengar orang berkata, jika sayang kepada seseorang itu, burung gagak yang bertengger di atas atap rumahnya pun kita sayangi. Sebaliknya, kalau kita benci kepadanya, nampak dinding atau pagar rumahnya pun rasa jengkel. Tawanan itu musuh bagi kita. Lebih baiklah kita bunuh mereka semua. "
Raja Wuwang merasakan perbuatan tersebut terlalu kejam, lalu menolak rekomendasi tersebut.
Seorang lagi pejabat mengemukakan saran:
"Tawanan yang dikonfirmasi bersalah dan tidak bersalah harus diberikan layanan yang berbeda. Tuanku dapat membebaskan mereka yang tidak bersalah, tetapi mereka yang disahkan bersalah harus dibunuh, karena mereka inilah saki baki pejuang yang berbahaya yang mungkin mengancam negeri kita pada suatu hari nanti."
Raja Wuwang juga tidak berkenan dengan saran itu.
Kemudian, seorang lagi pula menampilkan diri, sambil berkata,
"Hamba rasa, semua tawanan harus dibebaskan. Berikanlah tanah kepada mereka agar mereka dapat menggunakan energi sendiri untuk memulai hidup baru. Selain itu, janganlah tuanku bersikap pilih kasih terhadap siapa pun ketika memberikan imbalan atau hukuman kepada rakyat, baik dia orang biasa atau pun keturunan kerajaan. Jika negeri diatur menurut lunas hukum, barulah dapat memenangkan keyakinan rakyat. "
Raja Wuwang merasa bahwa saran tersebut masuk akal. Maka, dengan memilih cara itu, beliau berhasil membangun negerinya hingga menjadi sebuah negeri yang stabil, makmur dan kuat.
Catatan Keterangan:
Peribahasa "Ai Wu Ji Wu" ini membawa arti, jika sayang ke seseorang, orang lain atau benda yang ada kaitan dengannya pun disayangi.
Diterjemahkan oleh: Chen Mei Ing