Pada suatu hari, si kutu buku itu terlihat satu ayat yang berbunyi, "Jika seseorang mendapatkan daun yang digunakan oleh cengkadak untuk menutup badannya ketika menangkap riang-riang, dia dapat menjadi orang limunan." Pikirnya dalam hati, "Alangkah baiknya jika saya mendapat daun itu!"
Sejak itu, tiap-tiap hari, dia merayap-rayap di hutan untuk mencari daun seperti itu. Pada suatu hari, dia benar-benar nampak ada seekor cengkadak yang menyembunyikan diri di belakang sehelai daun, sedang menjangkau untuk menangkap seekor riang-riang.
Dia terus menuju cengkadak tersebut, dan berhasil mendapatkan daun itu. Namun, karena terlalu terjauh, daun yang dipegangnya terjatuh ke tanah, lalu bercampur dengan daun-daun lain yang sudah gugur di situ. Dia terpaksa mengumpulkan semua daun yang ada di situ, dan membawanya pulang ke rumah untuk dicoba sehelai demi sehelai.
Setelah tiba di rumah, si kutu buku itu pun menutup matanya dengan salah sehelai daun, lalu bertanya kepada istrinya, "Bisahkah kamu melihat saya?"
Pertama, istrinya senantiasa menjawab dengan sabar, "Ya, bisa!"
Namun, lama-kelamaan, istrinya semakin hilang sabar. Akhirnya, dia terpaksa menjawab dengan sambil emosi, "Kali ini, saya sudah tak nampak kamu!"
Mendengar jawaban istrinya itu, si kutu buku itu menjadi sangat gembira. Dia segera membawa daun itu menuju ke sebuah toko di pasar tanpa sepatah kata pun. Setelah tiba di sana, dia mulai mengambil apa-apa saja yang dillihat di toko itu secara terang-terangan. Pemilik toko itu sangat marah.
Dia menanggap "pencuri" itu, dan membawanya ke kantor Kepala County. Setelah mendengar daun yang berlaku, kepala kabupaten itu merasa sangat heran, masih ada orang yang berani mencuri di depan orang. Setelah menginterogasi si kutu buku itu, barulah Ketua County itu paham akan apa yang telah terjadi. Dia menahan ketawanya, sambil berkata,
"Tindakan kamu justru seperti mata terhalang oleh sehelai daun, pemandangan Gunung Tai pun tak nampak!"
Si kutu buku itu mujur dibebaskan tanpa hukuman. Tetapi, sejak itu, dia telah menjadi bahan ketawa orang sekampungnya.
Catatan Keterangan:
Peribahasa "Yi Ye Zhang Mu, Bu Jian Tai Shan" atau "Sehelai Daun di Depan Mata Menutup Pemandangan Gunung Tai" digunakan untuk menyindir orang atau golongan yang mudah terpengaruh dengan fenomena lahiriah atau eksternal, tetapi tidak dapat melihat inti atau kondisi keseluruhan sesuatu benda. (Mei Ing)