Suatu hari Xu Xun membeli tatakan lampu besi dari seorang yang menjual barang-barangnya di sebuah pasar. Saat ia memoles tatakan lampu tersebut di rumah, ia menemukan bahwa di bawah cat itu adalah emas, bukan besi. Maka, ia kembali ke pasar, menemui si pemilik dan mengatakan kepada dia bahwa ia mau mengembalikannya, karena itu adalah barang seni yang sangat mahal.
Penjual sangat berterima kasih kepadanya dan mengatakan kepadanya bahwa karena peperangan yang bertahun-tahun ia tidak bisa mencari uang dan harus menjual barang milik keluarga yang diwariskan turun temurun padanya oleh nenek moyangnya. Dasar Moral yang tinggi dipertahankan oleh Xu Xun yang sungguh terkenal di kota tersebut.
Ketika Xu Xun menjadi hakim di daerah Jingyang, ia membuat daerah disana bersih dari korupsi. Ia juga memberikan remisi bagi orang yang mau bertobat, mengembangkan kebaikan, dan menggunakan orang-orang lurus sebagai teladan. Ketika ia memulai pekerjaannya sebagai hakim, kebun-kebun milik sebagian orang terkena banjir. Ia membiarkan orang-orang mengunakan lahan pemerintah untuk bertani agar mereka tetap produktif.
Banjir tersebut juga menyebabkan wabah. Ia mampu menerapkan pengetahuannya sendiri tentang kedokteran untuk menyembuhkan penyakit. Orang-orang yang tinggal di daerah-daerah yang berdekatan mendengar tentang bagaimana kepeduliannya pada orang-orang di daerah Jingyang dan banyak yang pindah ke daerahnya.
Xu Xun adalah penegak kebenaran dan ia mengajarkan kepada orang-orang untuk melakukan hal yang sama kapan pun ia mendapatkan kesempatan. Ia menulis sebuah buku, “Pemaparan 8 Prinsip” untuk mulai membantu masyarakat. Buku ini mengacu tentang perbaikan-perbaikan karakter di dalam delapan bidang: 1) jadilah orang yang jujur dalam berhubungan dengan masyarakat; 2) hindari tendensi pemberontakan; 3) melenyapkan ketamakan; 4) melakukan hal sehari-hari dengan penuh perhatian; 5) memelihara sebuah pikiran yang terbuka; 6) berbelas kasih; 7) menerima orang-orang apa adanya; dan, 8) bersikap toleran. Ia percaya dengan meningkatkan moralitas, orang akan menuju pada jati dirinya yang lurus. Karena perilaku-perilakunya yang positif, para penduduk di daerahnya tertarik menjadi warganegara yang baik. waktu itu, di bagian Timur dari Dinasti Jin terjadi peperangan. Kondisi kehidupan tidak baik di sana kecuali beberapa ratus mil disekitar Xu Xun tinggal. Dalam kenyataannya, ada kedamaian dan kemakmuran di daerahnya.
Xu Xun mengembangkan belas kasih dan kebaikan. Dalam buku mengenai keabadian, ditulis ketika Xu Xun berusia tiga puluh enam tahun, dia dan seluruh keluarganya naik ke surga. Ia dan sebelas muridnya dikenal sebagai “Dua Belas Raja”. Nama daerahnya dirubah menjadi “Daerah Deyang” untuk mengenang Xu Xun yang menekankan berperilaku berbudi luhur, yang memimpin menuju kemakmuran semua warganegaranya. Sejak dulu, orang-orang dengan standar moral yang tinggi adalah pencari kebenaran dan juga merupakan guru spiritual. Mereka adalah pembela kebenaran dan keadilan. [Mei ing - Jakarta]