BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Senin, 19 November 2012

KEKUATAN KEBAJIKAN

Langit menganugerahkan pada manusia perasaan bajik atau hati nurani. Ini merupakan bagian terindah dari esensi kehidupan manusia. Selain itu, juga memungkinkan manusia untuk menjaga kebaikan hati dan terus meningkatkan kualitas moralitas, kualitas terpenting manusia yang patut diperjuangkan.

Seorang pria sejati gemar membaca buku-buku yang baik dan melakukan perbuatan baik. Dia juga mempromosikan kebaikan dan mendorong orang lain untuk menjadi baik.

Pria sejati adalah orang yang memperlakukan orang lain dengan kebaikan hati.

Dia mampu menggerakkan orang lain dan membantu orang lain dalam mencerahkan pentingnya kebaikan, sehingga membawa perdamaian dan kemakmuran pada dunia sesuai prinsip-prinsip kebenaran dari Langit.

Ada sebuah pepatah kuno yang mengatakan: "Pria sejati adalah orang yang memperlakukan orang lain dengan kebaikan."

Ada banyak cerita dari orang kuno yang memberikan nasihat baik kepada orang lain. Salah satunya, tentang seorang pria bernama Wu Qianjin dari Dinasti Ming (1368-1644 M).

Wu, seorang pria kuat dan agresif yang berlatih seni bela diri. Jika ada yang menyerempetnya, dia segera akan membalas dengan tinju. Dia merebut milik orang lain sesuka hati, dan semua orang takut padanya.

Suatu hari yang panas, ia pergi ke teras untuk mendinginkan tubuhnya. Sudah ada beberapa orang di teras. Ketika mereka melihat Wu, semua orang ketakutan dan melarikan diri, kecuali satu pria tua.

Wu berkata kepada Bapak tua itu dengan menghardik, "Semua orang telah melarikan diri. Hanya Anda masih belum bergerak. Apakah Anda meremehkan kemampuan bela diri saya?"

* Nasehat bajik

"Anda tersesat dan tidak menyadari kesalahan Anda," jawab Bapak tua.

"Orang tua membesarkan Anda, berharap Anda menjadi orang yang berguna bagi negara. Tapi sebagai seorang ahli bela diri, Anda tidak berpikir bagaimana melakukan sumbangsih pada negara. Malah sebaliknya, Anda memutuskan menjadi berandalan. Negara ini memiliki sedikit orang yang berbakat. Sayang sekali!"

Wu merasa sangat malu. Dengan bercucuran air mata, ia berkata, "Semua orang bilang aku orang jahat, jadi aku juga menganggap diriku buruk. Nasehat baik Anda hari ini seperti suara lonceng pagi hari, tiba-tiba membangunkan saya.

Adalah manusiawi berbuat salah, tetapi tidak ada kebaikan yang lebih besar daripada memperbaiki kesalahan seseorang.

"Tapi saya telah berlaku buruk dalam waktu lama. Seperti bulan yang terhalang awan gelap sulit untuk membuatnya bulat lagi, bahkan jika saya ingin memperbaikinya, bisakah saya menjadi seorang pria sejati?"

Orang tua itu berkata, "Jika Anda benar-benar mengubah hati dan pikiran, mengultivasi watak Anda untuk menjadi orang baik, bagaimana Anda bisa tidak berhasil?"

Sejak saat itu, Wu Qianjin mengubah jalannya. Dia mulai membaktikan diri pada negaranya dan kemudian menjadi wakil pimpinan pasukan. Dia sangat dihormati dan dipuji atas pimpinan profesional dan belas kasihnya pada rakyat.

* Mengubah hati orang

Ada pepatah kuno yang mengatakan: "Manusia berbuat salah, tetapi tidak ada kebaikan yang lebih besar daripada memperbaiki kesalahan seseorang."

Ketika seseorang mengajarkan dengan kebajikan dan berupaya membawa perubahan dengan kebaikan, seseorang dapat mengilhami orang lain untuk merenungkan makna kehidupan yang sebenarnya dan isu-isu moral lainnya, seperti bagaimana memperhatikan dan mengasihi orang lain, bukannya larut dalam keinginan dan kepentingan pribadi.

Kekuatan kebaikan sangat besar, karena meluas dan mampu mengubah hati seseorang dari hatinya.

Kebaikan dapat membimbing orang lain dalam mendapatkan dan mempraktekkan kebenaran, membawa mereka kembali ke hati nurani untuk membuat pilihan yang baik dan adil, dan melarutkan segala sesuatu yang tidak benar. [Sofia Ng / Jember] Sumber: Epochtimes

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA