Rukun di kalangan manusia mendatangkan keberuntungan,
Ribut dalam rumah tangga, yang datang adalah bencana. Selain diam-diam ditertawai para tetangga, sudah pasti tidak ada hari baik yang bakal menyusul.
Jodoh suami istri telah ditetapkan pada masa hidup silam, jika suami istri seia sekata, segala sesuatu akan berhasil.
Berbuat kebajikan selama ratusan masa hidup, baru bisa bersama-sama berada dalam sebuah perahu penyeberangan.
Berbuat kebajikan selama ribuan masa hidup, Baru bisa tidur bersama di satu ranjang.
Sang suami tidak boleh merasa kurang berkenan karena istri berwajah jelek; Sang istri sekali-sekali jangan merasa kurang berkenan karena suami miskin.
Sang istri tidak cantik sebab telah ditetapkan pada masa hidup lalu,
Sang suami miskin karena takdirnya demikian.
Bila bernasib baik, tidak akan menuju / lahir di keluarga miskin;
Bila nasibnya miskin, sulit masuk pintu / lahir di keluarga kaya.
Sang suami harus berjuang demi kemakmuran keluarga; Sang istri harus rajin dan berhemat untuk membantu sang suami.
Miskin atau kaya adalah takdir yang menentukan, Suami istri harus hidup bersama dengan tulus dan ikhlas.
Yang berkarakter keras dan lemah-lembut saling menunjang dan
hidup berdampingan dengan aman,
Kerukunan dapat mengurangi bencana dalam rumah tangga.
Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul, agar hidup menjadi mudah,
Walau hidup miskin namun senantiasa tetap merasa kehangatannya.
Jodoh suami istri sebenarnya sudah terikat pada masa hidup lalu,
Hargailah waktu baik yang begitu pendek dalam hidup ini.
Suami istri harus saling hormat laksana tamu (yang saling menghargai), Hidup bersama selama ratusan tahun sesungguhnya bukan hal yang mudah.
Jika direnungkan dengan tenang,
Perjodohan ini amat indah dan baik.
Jangan membedakan tingkat sosial,
sebaliknya harus saling hormat laksana sikap kita terhadap sang tamu.
Tidak marah, gusar atau mengucapkan kata-kata kasar dalam sehari, Akan memelihara suasana damai dalam keluarga.
Kesabaran adalah mustika bagi diri seseorang, Ketidaksabaran adalah petaka bagi diri seseorang. [Tjang Yen Ping / Jakarta]