Sejarawan Tiongkok Kuno Sima Qian dalam bukunya Catatan Sejarah Agung atau Shi Ji, mengisahkan tentang Kisah baik dari Tiongkok yang terjadi selama peperangan besar 771 – 221 masehi silam.
Pada saat itu dimana Tiongkok dibagi menjadi tujuh Dinasti besar. Dinasti Qin adalah yang terkuat dan Dinasti Zhao adalah yang paling lemah.
Penguasa Zhao, Kaisar Huiwen, memperoleh sebuah batu giok yang sangat langka yang dikenal sebagai Jade He. Sedangkan Kaisar Qin Zhaoxiang mendengar berita itu dan ingin memiliki giok langka tersebut.
Dikarenakan sebuah negara kuat, Kaisar Qin mengirim utusan untuk menyampaikan surat kepada Kaisar Zhao, mengungkapkan keinginannya untuk bertukar lima belas kota untuk sebuah giok Jade He.
Hal ini membuat Kaisar Zhao dalam dilema. Ia takut bahwa Kaisar Qin mungkin melanggar janji jika ia mengikuti keinginannya. Namun, jika ia menolak kesepakatan itu, Kaisar Qin mungkin menyerang negaranya. Menteri Miu menyarankan kepada Kaisar Zhou bahwa ia harus berkonsultasi dengan Lin Xiangru, penasihat pribadinya.
Lin Xiangru berkata kepada Kaisar Zhao, " Negara Qin kuat sedang dinasti kita lemah, jadi saya pikir sangat sulit bagi kita untuk menolak kesepakatan." Kaisar Zhao menjawab," Bagaimana jika Kaisar Qin mengambil giok saya, tetapi tidak memberikan kota-kota sebagai imbalan?."
Lin segera menjawab, "Dinasti Qin ingin menukar kota-kotanya untuk batu giok itu. Jika kita menolak, itu adalah kesalahan kita. Namun sebaliknya, jika Kaisar Qin menerima giok tanpa memberikan kita kota, kesalahan terletak padanya. Jadi, saya pikir lebih baik kita mengirim batu giok ke diansti Qin."
Kaisar Zhao mengatakan, "Apa yang Anda katakan benar. Lalu siapa yang harus kita kirimkan kepada Kaisar Qin sebagai utusan? " Tanpa ragu-ragu, Lin menjawab, "Yang Mulia, jika Anda tidak memiliki orang yang lebih baik melayani Anda, saya ingin pergi."
"Jika Kaisar Qin menjaga janjinya dan memberikan kota-kota untuk dinasti kita, saya akan memberikan giok kepadanya. Jika dia mangkir dari janjinya, saya akan memastikan bahwa giok yang dibawa kembali utuh kepada Anda," katanya lagi Lin Xiangru.
Kemudian Kaisar Zhao mengirim Lin melakukan perjalanan ke barat menuju negara Qin. Setelah bertemu Kaisar Qin, Lin memberikan giok kepadanya. Kaisar itu sangat senang dan menunjukkan giok untuk selir dan semua orang di sekitarnya, semuanya berseru memuji Yang Mulia.
Lin melihat bahwa Kaisar Qin tidak berniat memberikan negara Zhao lima belas kota sebagai imbalan giok itu. Dia berdiri tegak kembali, berjalan ke Kaisar dan mengatakan, "Jade He adalah harta paling langka di dunia tetapi memiliki cacat kecil. Mari saya tunjukkan kepada Anda". Kaisar Qin lantas mengembalikan giok kepada Lin.
Mengambil batu giok dari tangan kaisar, Lin segera mundur beberapa langkah dan berhenti di depan sebuah tiang besar. Kemarahan membuat rambutnya berdiri tegak dan mempersiapkan diri apa yang akan dia katakan kepada kaisar Qin.
Dia berkata kepada Kaisar, "Yang Mulia mengirim pesan kepada Kaisar Zhao bahwa Anda ingin memiliki batu giok ini. ketika para menteri Zhao mendengar hal itu, mereka semua khawatir bahwa Dinasti Qin yang serakah dan ingin memiliki giok tanpa memberikan kota. Saya berpikir bahwa bahkan orang biasa tidak akan menipu dalam pertukaran, apalagi negara kuat. Selain itu, kami tidak ingin membuat Qin sedih karena sebuah giok. "
Ia melanjutkan, "Kaisar Zhao berpuasa selama lima hari, dan kemudian meminta saya memberikan giok kepada Anda. Mengapa dia melakukan ini? Dia menghormati kekuatan Dinasti Anda. Sekarang saya di sini, tapi Anda telah menerima saya tanpa ritual dan dengan kesombongan. Anda mengambil batu giok untuk memamerkan kepada orang lain."
"Saya melihat Anda tidak memiliki niat untuk memberikan Zhao kota-kota yang dijanjikan, jadi saya telah memutuskan untuk mengambil kembali giok ini. Jika Baginda memaksa saya untuk memberikan giok kepada Anda maka saya akan memukul kepala saya dengan batu giok pada tiang ini dan memecahnya menjadi beberapa bagian," kata penasehat pribadi kaisar Zhao.
Setelah mengatakan ini, Lin Xiangru mengambil ancang-ancang siap menghancurkan kepalanya pada batu giok tersebut. Khawatir bahwa Lin akan memecahkan batu giok menjadi beberapa potongan, Kaisar Qin segera mengambil peta dan menandai lima belas kota Qin untuk Dinasti Zhao.
Pada saat itu Lin telah melewati bagian depan Istana Kaisar Qin. Lin membuat alasan dan mengatakan kepada Kaisar Qin, bahwa ia akan berpuasa selama lima hari untuk menunjukkan ketulusan dan rasa hormat terhadap giok dan saat itu ia bisa memberikan giok untuk Kaisar Qin.
Kaisar Qin melihat dia tidak bisa mendapatkan batu giok dengan kekerasan, untuk mendapatkan sebuah giok, ia juga berjanji untuk berpuasa selama lima hari. Lin menggunakan kesempatan baik ini dan mengatur bawahannya mengambil batu giok secara diam-diam untuk dibawa kembali ke kaisar Zhao.
Lima hari kemudian, kaisar Qin mengetahui bahwa Lin telah mengembalikan giok ke Dinasti Zhao dan dia sangat marah. Tetapi kaisar Qin mengerti bahwa membunuh Lin Xiangru tidak akan memberi keuntungan dan akan melukai hubungan dengan Zhao. Dia memberikan Lin ritual yang tepat dan mengirimnya kembali ke Zhao. Setelah kembali, Lin Xiangru dipromosikan bertugas di pengadilan Zhao.
Perisitiwa ini tertoreh pada pepatah Tiongkok, "Mengembalikan batu giok utuh ke Zhao" atau "bi wan gui Zhao" yang digunakan untuk merujuk pada tindakan mengembalikan sesuatu kepada pemilik aslinya seperti sediakala. [Antony Ong / Jakarta]
Pada saat itu dimana Tiongkok dibagi menjadi tujuh Dinasti besar. Dinasti Qin adalah yang terkuat dan Dinasti Zhao adalah yang paling lemah.
Penguasa Zhao, Kaisar Huiwen, memperoleh sebuah batu giok yang sangat langka yang dikenal sebagai Jade He. Sedangkan Kaisar Qin Zhaoxiang mendengar berita itu dan ingin memiliki giok langka tersebut.
Dikarenakan sebuah negara kuat, Kaisar Qin mengirim utusan untuk menyampaikan surat kepada Kaisar Zhao, mengungkapkan keinginannya untuk bertukar lima belas kota untuk sebuah giok Jade He.
Hal ini membuat Kaisar Zhao dalam dilema. Ia takut bahwa Kaisar Qin mungkin melanggar janji jika ia mengikuti keinginannya. Namun, jika ia menolak kesepakatan itu, Kaisar Qin mungkin menyerang negaranya. Menteri Miu menyarankan kepada Kaisar Zhou bahwa ia harus berkonsultasi dengan Lin Xiangru, penasihat pribadinya.
Lin Xiangru berkata kepada Kaisar Zhao, " Negara Qin kuat sedang dinasti kita lemah, jadi saya pikir sangat sulit bagi kita untuk menolak kesepakatan." Kaisar Zhao menjawab," Bagaimana jika Kaisar Qin mengambil giok saya, tetapi tidak memberikan kota-kota sebagai imbalan?."
Lin segera menjawab, "Dinasti Qin ingin menukar kota-kotanya untuk batu giok itu. Jika kita menolak, itu adalah kesalahan kita. Namun sebaliknya, jika Kaisar Qin menerima giok tanpa memberikan kita kota, kesalahan terletak padanya. Jadi, saya pikir lebih baik kita mengirim batu giok ke diansti Qin."
Kaisar Zhao mengatakan, "Apa yang Anda katakan benar. Lalu siapa yang harus kita kirimkan kepada Kaisar Qin sebagai utusan? " Tanpa ragu-ragu, Lin menjawab, "Yang Mulia, jika Anda tidak memiliki orang yang lebih baik melayani Anda, saya ingin pergi."
"Jika Kaisar Qin menjaga janjinya dan memberikan kota-kota untuk dinasti kita, saya akan memberikan giok kepadanya. Jika dia mangkir dari janjinya, saya akan memastikan bahwa giok yang dibawa kembali utuh kepada Anda," katanya lagi Lin Xiangru.
Kemudian Kaisar Zhao mengirim Lin melakukan perjalanan ke barat menuju negara Qin. Setelah bertemu Kaisar Qin, Lin memberikan giok kepadanya. Kaisar itu sangat senang dan menunjukkan giok untuk selir dan semua orang di sekitarnya, semuanya berseru memuji Yang Mulia.
Lin melihat bahwa Kaisar Qin tidak berniat memberikan negara Zhao lima belas kota sebagai imbalan giok itu. Dia berdiri tegak kembali, berjalan ke Kaisar dan mengatakan, "Jade He adalah harta paling langka di dunia tetapi memiliki cacat kecil. Mari saya tunjukkan kepada Anda". Kaisar Qin lantas mengembalikan giok kepada Lin.
Mengambil batu giok dari tangan kaisar, Lin segera mundur beberapa langkah dan berhenti di depan sebuah tiang besar. Kemarahan membuat rambutnya berdiri tegak dan mempersiapkan diri apa yang akan dia katakan kepada kaisar Qin.
Dia berkata kepada Kaisar, "Yang Mulia mengirim pesan kepada Kaisar Zhao bahwa Anda ingin memiliki batu giok ini. ketika para menteri Zhao mendengar hal itu, mereka semua khawatir bahwa Dinasti Qin yang serakah dan ingin memiliki giok tanpa memberikan kota. Saya berpikir bahwa bahkan orang biasa tidak akan menipu dalam pertukaran, apalagi negara kuat. Selain itu, kami tidak ingin membuat Qin sedih karena sebuah giok. "
Ia melanjutkan, "Kaisar Zhao berpuasa selama lima hari, dan kemudian meminta saya memberikan giok kepada Anda. Mengapa dia melakukan ini? Dia menghormati kekuatan Dinasti Anda. Sekarang saya di sini, tapi Anda telah menerima saya tanpa ritual dan dengan kesombongan. Anda mengambil batu giok untuk memamerkan kepada orang lain."
"Saya melihat Anda tidak memiliki niat untuk memberikan Zhao kota-kota yang dijanjikan, jadi saya telah memutuskan untuk mengambil kembali giok ini. Jika Baginda memaksa saya untuk memberikan giok kepada Anda maka saya akan memukul kepala saya dengan batu giok pada tiang ini dan memecahnya menjadi beberapa bagian," kata penasehat pribadi kaisar Zhao.
Setelah mengatakan ini, Lin Xiangru mengambil ancang-ancang siap menghancurkan kepalanya pada batu giok tersebut. Khawatir bahwa Lin akan memecahkan batu giok menjadi beberapa potongan, Kaisar Qin segera mengambil peta dan menandai lima belas kota Qin untuk Dinasti Zhao.
Pada saat itu Lin telah melewati bagian depan Istana Kaisar Qin. Lin membuat alasan dan mengatakan kepada Kaisar Qin, bahwa ia akan berpuasa selama lima hari untuk menunjukkan ketulusan dan rasa hormat terhadap giok dan saat itu ia bisa memberikan giok untuk Kaisar Qin.
Kaisar Qin melihat dia tidak bisa mendapatkan batu giok dengan kekerasan, untuk mendapatkan sebuah giok, ia juga berjanji untuk berpuasa selama lima hari. Lin menggunakan kesempatan baik ini dan mengatur bawahannya mengambil batu giok secara diam-diam untuk dibawa kembali ke kaisar Zhao.
Lima hari kemudian, kaisar Qin mengetahui bahwa Lin telah mengembalikan giok ke Dinasti Zhao dan dia sangat marah. Tetapi kaisar Qin mengerti bahwa membunuh Lin Xiangru tidak akan memberi keuntungan dan akan melukai hubungan dengan Zhao. Dia memberikan Lin ritual yang tepat dan mengirimnya kembali ke Zhao. Setelah kembali, Lin Xiangru dipromosikan bertugas di pengadilan Zhao.
Perisitiwa ini tertoreh pada pepatah Tiongkok, "Mengembalikan batu giok utuh ke Zhao" atau "bi wan gui Zhao" yang digunakan untuk merujuk pada tindakan mengembalikan sesuatu kepada pemilik aslinya seperti sediakala. [Antony Ong / Jakarta]