Zhang Yong, seorang menteri dari Dinasti Tang, pernah mengalami mimpi aneh. Beliau melihat Sang Raja di Istana Ungu dalam mimpinya. Kemudian seorang lainnya muncul. Beliau diberitahu bahwa orang ini adalah seorang anggota pemerintah tingkat rendah dari wilayah Ximen bernama Huang Jianji. Sang Raja di Istana Ungu datang menuruni tangga menuju ruang depan istana untuk menyambut Huang Jianji dengan sikap yang sangat hormat. Lalu Sang Raja di Istana Ungu mempersilahkan Huang Jianji duduk di tempat yang lebih tinggi dari Zhang. Saat beliau terbangun dari mimpinya, Zhang terus memikirkan hal tersebut namun tidak dapat menebak apa maksud dari mimpinya itu.
Di hari berikutnya beliau membuat sebuah rencana khusus untuk menyelidiki Ximen dalam upaya mencari Huang Jianji. Beliau sangat terkejut ketika sungguh-sungguh menemukan seorang anggota pemerintah tingkat rendah dengan nama yang sama. Beliau memanggilnya dan sangat terkejut melihat dia benar-benar sama dengan orang yang dilihatnya dalam mimpi. Beliau bertanya pada Huang Jianji, "Apakah Anda pernah melakukan suatu bentuk amal dalam kehidupan? Mengapa Sang Raja di Istana Ungu dalam mimpiku memperlakukan anda dengan rasa hormat yang amat dan bahkan menempatkan anda di sebuah tempat di atasku?"
Huang Jianji berpikir sejenak dan menjawab, "Saya tidak mengira telah melakukan amal yang begitu besar. Seandainya saya memikirkan sesuatu, maka pasti ada sesuatu: Saat musim panen tiap tahun, saya akan membeli kelebihan beras dan gandum yang tidak dapat dijual oleh petani. Selama tahun-tahun itu saat hasil panen buruk dan harga beras dan gandum melangit, saya akan menjual beras dan gandum dari pabrik dengan harga yang sangat murah kepada penduduk miskin. Saya tidak akan mengambil kesempatan untuk memperoleh keuntungan. Sebagai hasilnya, penduduk di wilayah wewenang saya tidak pernah menderita kelaparan.
Menteri Zhang Yong menarik napas panjang dan berkomentar, "Betapa seorang anggota pemerintah yang patut dipuji! Sungguh ia seharusnya ditempatkan di atasku!" Beliau berjalan ke arah Huang Jianji dan menunduk padanya dengan rasa hormat untuk berterimakasih pada apa yang telah dilakukannya bagi orang-orang. Huang Jianji hidup sampai 100 tahun. Ini adalah sebuah ilustrasi bahwa manusia dapat mengakumulasi kebajikan dengan melakukan perbuatan amal yang akan membuahkan keberuntungan yang sangat besar. [Merry Huang / Menado]