BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Selasa, 08 Februari 2011

AWAL MUSIM BUNGA DI CHINA

Kalender "24 Musim" adalah sistem kalender yang diciptakan oleh rakyat Tiongkok pada zaman kuno berdasarkan perubahan iklim, silabus hujan dan berbagai fenomena alam lainnya.

Dalam sistem "24 musim", waktu setahun dibagi menjadi 24 periode yang panjangnya hampir sama dan perubahan iklimnya tidak besar. Sistem kalender "24 musim" merupakan hasil penelitian rakyat Tiongkok setelah menjalankan cerapan alam semesta dan membuat pengamatan yang teliti dalam bidang meteorologi. Sistem kalender itu telah memainkan peran penting dalam aktivitas produksi pertanian.

Berdasarkan catatan sejarah, pada tahun 104 Sebelum Masehi orang Cina telah menghasilkan kalender "24 musim". Rakyat Tiongkok pada zaman kuno juga telah menciptakan "Lagu 24 Musim" dan "Sajak 24 Musim" agar orang lebih mudah untuk mengingat akan sistem kalender itu.

Berikutnya, saya akan perkenalkan periode pertama dalam "24 Musim" yaitu "Permulaan Musim Semi". Hari "Permulaan Musim Semi" menandakan kedatangan musim semi di Tiongkok dan biasanya jatuh pada 4 Februari setiap tahun. Tahun Baru Cina tidak selalu jatuh pada hari "Permulaan Musim Semi". Misalnya, Tahun Baru Cina untuk tahun ini disambut pada 18 Februari, yaitu lewat 14 hari dari hari "Permulaan Musim Semi". Bagi kaum tani, "Permulaan Musim Semi" juga menandakan dimulainya musim penyemaian benih atau penanaman, karena dalam dunia alam, musim semi merupakan musim bertunas dan mulai tumbuh dan hewan terjaga dari tidur di sepanjang musim dingin. Mulai dari hari "Permulaan Musim Semi" suhu udara, sinar matahari dan silabus hujan akan menjadi semakin bertambah. Setelah hari itu, segala Tamanan pertanian juga tumbuh semakin pesat dan membutuhkan banyak air. Maka, mulai dari hari itulah, petani akan lebih giat bercocok tanam, lebih sering menyiram dan menggunakan baja untuk menambah kesuburan tanah. Karena Tiongkok adalah negara produsen produk pertanian yang besar, maka petani di Tiongkok lebih mementingkan hari "Permulaan Musim Semi".

Sempena kedatangan hari "Permulaan Musim Semi", rakyat Tiongkok pada zaman kuno akan mengadakan berbagai aktivitas untuk menyambut awal periode itu. Dalam pada itu, "sambutan musim semi" merupakan adat istiadat yang paling penting. Istiadat itu diadakan sehari sebelum hari "Permulaan Musim Semi" yang bertujuan untuk menyambutku "musim semi" dan "dewa musim semi". Orang-orang akan membangun pondok di area ladang mereka dan menyediakan lilin, colok dan anggur putih. Seorang anak yang berumur sekitar 10 tahun akan dipilih untuk bermain sebagai "dewa musim semi". Selain itu, "sapi" yang terbuat dari bambu atau mensiang akan diisikan dengan kacang tanah, walnut dan pisang kaki kering juga akan disediakan untuk aktivitas sambuatan itu. Dalam upacara "sambutan musim semi", pejabat pemerintah lokal dan penduduk desa akan pergi ke ladang tersebut untuk menyambutku "dewa musim semi" dan "dewa lembu". Setelah kedua dewa itu dipersilakan masuk ke kampung, orang banyak akan membakar lilin dan colok dan menyerahkan anggur putih sebagai menghormati dewa tersebut.

Kebiasaan "memukul sapi" sempena hari "Permulaan Musim Bunga" juga ada di beberapa area desa Tiongkok pada masa lampau. Sebelum hari "Permulaan Musim Semi", seekor "sapi" yang terbuat dari tanah liat akan disediakan untuk upacara "memukul sapi". Dalam upacara itu, para ibu akan mendukung anak mereka dan berjalan mengelilingi "sapi" itu sebanyak tiga putaran. Dengan melakukan hal, konon anak itu tidak akan sakit di tahun ini. Setelah itu, seorang tua akan menyebat "sapi" itu tiga kali untuk mengumumkan dimulainya aktivitas pertanian di tahun yang baru. Akhirnya, penduduk kampung massal akan menyebat "sapi" itu sehingga hancur dan menjadi tanah liat, lalu membagi-bagikan tanah liat itu ke semua keluarga untuk disebarkan di atas tanah tanaman mereka untuk mendoakan perolehan hasil panen yang baik.

Saat kedatangan hari "Permulaan Musim Semi", rakyat Tiongkok juga memiliki kebiasaan memakan "roti musim semi", lobak dan rempah-rempah yang terdiri dari bawang, jahe, bawang putih dan lain-lain. Selain itu, orang Cina juga memiliki tradisi yaitu memakan roti gulung goreng yang berinti. Sempena hari "Permulaan Musim Semi", roti gulung goreng yang berinti itu dapat dibeli di mana-mana termasuk di tepi jalan. Di beberapa tempat yang lain, penduduk lokal juga memiliki kebiasaan memasak sayur yang segar-segar untuk dimakan pada hari "Permulaan Musim Semi". Katanya, memakan masakan sayur dapat mencegah dari mengidap penyakit.

Ada satu peribahasa Cina berbunyi: "kerja sepanjang tahun tergantung pada awal yang baik di musim semi". Kedatangan hari "Permulaan Musim Semi" tidak hanya mengingatkan kaum tani pada dimulainya pekerjaan di ladang, tetapi juga mengingatkan semua orang bahwa ini menandakan awal untuk tahun yang baru. Orang Cina semuanya akan diajarkan peribahasa itu sejak kecil, agar mereka dapat membuat perencanaan untuk pemelajaran dan kehidupan pada setiap awal tahun. [Mei-Ing]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA