Wu Zetian dilahirkan pada tahun 624 Masehi. Saat berusia 14 tahun, ia dipilih sebagai dayang di istana Kaisar Taizong Dinasti Tang generasi ke-2 Li Shimin lalu menjadi selir Baginda.
Berdasarkan tatasusila pada zaman feodal di Cina, wanita yang sopan dan ramah tamah dianggap sebagai wanita yang baik meskipun tidak memiliki kepandaian. Akan tetapi Wu Zetian tidak mau mematuhi tatasusila yang disetujui umum dan memiliki karakter tersendiri.
Wu Zetian selalu memperlihatkan karakter yang tabah dan tegas serta bernafsu terhadap kekuasaan. Karena itulah maka Kaisar Taizong telah mengabaikan Wu Zetian selama 12 tahun. Namun, Pangeran Mahkota Li Zhi telah menyukai Wu Zetian yang lebih tua 4 tahun dari secara diam-diam.
Setelah Kaisar Taizong Li Shimin mangkat, Wu Zetian menjadi biksu perempuan berdasarkan ketetapan kerajaan dan Pangeran Mahkota Li Zhi naik takhta menjadi Kaisar Gaozong Dinasti Tang. Tidak lama kemudian, Beliau mengundang kembali Wu Zetian ke istana dan menjadikan Wu Zetian sebagai gundiknya tak peduli tantangan para pembesar.
Wu Zetian tidak puas terhadap kedudukannya dan bercita-cita besar ingin menjadi Ratu. Ia memainkan taktik yang sangat kotor sehingga Kaisar Gaozong telah melepaskan gelar Ratu Puan Uang dan menganugerahkan gelar Ratu ke Wu Zetian. Setelah dianugerahi gelar Permaisuri, Wu Zetian segera melakukan tindakan yang kejam dengan membunuh atau mengabaikan selir-selir yang disukai oleh Kaisar Gaozong.
Kaisar Gaozong selalu bersikap ragu-ragu dan tidak begitu tegas dalam mengelola administrasi negara. Sebelum menjadi Ratu, Wu Zetian selalu membantu beliau mengelola administrasi negara secara diam-diam. Setelah menjadi Ratu, Wu Zetian membatalkan sistem tradisional pada wanita tidak bisa mengatur negara dan memaksa Kaisar Gaozong mengizinkan ia mengelola urusan penting negara. Kaisar dan Permaisuri mengelola bersama-sama administrasi negara, hal ini adalah jarang ada dalam sejarah China.
Setelah Kaisar Gaozong mangkat, kedua Pangeran mahkotanya berurutan naik tahta, akan tetapi yang benar-benar menguasai pemerintahan adalah ibunya Ratu Wu Zetian.
Saat Wu Zetian berusia 67 tahun, ia telah melepaskan jabatan Kaisar boneka dan merebut takhta. Ini menjadikan ia satu-satunya Maharani dalam sejarah China. Maharani Wi Zetian telah mengubah Dinasti Tang sebagai Zhou.
Setelah menjadi Maharani, Wu Zetian melantik pegawai yang kejam dan jahat, membunuh orang yang tidak bersalah dengan sewenang-wenang, menindas orang yang tidak mendukung dasarnya dan menjalankan pemerintahan secara otoriter. Namun demikian, beliau telah memperlihatkan kepandaiannya dalam mengatur negara. Beliau telah mendorong perkembangan pertanian, mengurangi pemungutan pajak dan berpartisipasi dalam kegiatan pemeliharaan ulat sutra dan penanaman padi-padian.
Wu Zetian telah mementingkan orang yang berbakat terlepas keturunannya. Dengan demikian, banyak orang yang berbakat walaupun berasal dari keluarga yang berkedudukan rendah telah ditunjuk sebagai pejabat pemerintah menduduki ujian. Menyusul dengan itu, sejumlah dari mereka telah menjadi pejabat dan sarjana yang terkenal. Wu Zetian juga berusaha meningkatkan posisi kaum wanita. Ini merupakan tindakan yang bersifat progresif dalam masyarakat feodal pada zaman itu.
Wu Zetian menjadi Maharani selama 15 tahun dan melaksanakan administrasi negara selama 50 tahun. Selama pemerintahan Wu Zetian, Cina telah menjadi negara yang kuat dengan masyarakatnya yang stabil dan ekonominya yang berkembang. (Yinnihuaren/Ing)