Li Zicheng dilahirkan pada tahun 1606 dalam satu keluarga petani di Shaanxi, utara China. Li Zicheng mengikuti studi di sekolah saat berusia 8 tahun. Akan tetapi, karena keluarganya sangat miskin, pelajarannya di sekolah terpaksa diputuskan tidak lama setelah itu. Demi mencari rezeki, Li Zicheng dikirim oleh keluarganya ke kuil dan menjadi biksu. Selain itu, ia juga pernah menggembala kambing.
Saat berusia 20 tahun, Li Zicheng menjadi seorang tukang pos, tetapi upahnya sangat rendah dan tidak cukup belanja makanannya. Meskipun demikian, Li Zicheng yang sasa tubuhnya memiliki karakter yang tabah dan keterampilan menunggang kuda, memanah dan main pedang, tambahan pula ia selalu memberi bantuan kepada orang lain, maka beliau disanjung oleh para tukang pos.
Pada waktu itu, tindakan kejam yang dilaksanakan oleh pemerintah Dinasti Ming terhadap rakyat dan bencana alam yang terjadi semakin serius telah mengakibatkan banyak rakyat kehilangan rezeki dan ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan Dinasti Ming semakin menghebat. Pada tahun 1627, pemberontakan petani pertama terjadi di Shaanxi. Li Zicheng yang dianiayai oleh pejabat pemerintah juga memimpin para tukang pos membunuh pejabat pemerintah dan menjadi anggota pasukan pemberontak petani.
Dalam peperangan pemberontakan, ada pasukan pemberontak petani telah dibasmi oleh tentara pemerintah dan juga ada yang tumbuh membesar dengan pesat. Pasukan pemberontak yang dipimpin oleh Li Zicheng menjadi semakin kuat, Li Zicheng disebut "Hulubalang Chuang".
Karena Li Zicheng dan pasukan pemberontak pimpinannya sangat terkenal pada masa itu, banyak masyarakat malah pasukan pemberontak lainnya telah menjadi anggota pasukan. Anggota pasukan berjumlah lebih 100 ribu orang, sedangkan Li Zicheng telah digelar sebagai "Raja Chuang". Sejumlah pujangga juga menjadi anggota pasukan. Mereka yang berpadangan jauh telah membantu Li Zicheng mengatur program tindakan yaitu menyediakan tanah ke petani, mengurangi pajak pertanian, membunuh pejabat pemerintah yang kejam, tidak merampas harta rakyat dan tidak membunuh orang yang tidak bersalah. Selain itu, mereka membantu Li Zicheng telah mengatur disiplin yang tegas. Dengan demikian, pasukan pemberontak pimpinan Li Zicheng telah disambut baik dan mendapat dukungan rakyat dalam perang terhadap tentara pemerintah Dinasti Ming.
Setelah peperangan selama belasan tahun, anggota pasukan pemberontak pimpinan Li Zicheng mencatat lebih sejuta orang. Pada Maret tahun 1644, pasukan pimpinan Li Zicheng menyerbu masuk dan manawan kota Beijing. Kaisar Dinasti Ming terpaksa membunuh diri. Li Zicheng telah memasuki Kota Terlarang Beijing yaitu istana kerajaan Dinasti Ming dan mendirikan pemerintahan Dashun.
Setelah mencapai kemenangan dalam peperangan untuk menggulingkan pemerintahan Dinasti Ming dan berhasil mendirikan pemerintahan sendiri, Li Zicheng mencontoh perilaku otokratis dari kaisar dan dengan tergesa-gesa telah membunuh beberapa orang hulubalang tentaranya yang ternama.
Pada waktu itu, pemerintahan yang didirikan oleh etnis Manchu di timur laut China menjadi semakin kuat dan tentaranya selalu berniat untuk memerintah seluruh Cina. Tentara Dinasti Qing yang ingin memerintah seluruh Cina harus menawan sebelumnya Pass Shanhaiguan, satu-satunya jalur dari timur laut ke bagian utara dan tengah China. Pass Shanhaiguan dikontrol oleh hulubalang tentara Dinasti Ming Wu Sangui. Karena kelalaian Li Zicheng, anggota keluarga dan harta Wu Sangui di Beijing telah terpengaruh. Wu Sangui yang dimarahkan telah menyerah diri kepada tentara Dinasti Qing. Li Zicheng yang naik takhta hanya 42 hari terpaksa melarikan diri dari Beijing karena dikalahkan oleh tentara Dinasti Qing. [Yinnihuaren.blogspot.com]