Kakak iparnya adalah seorang yang antusias, dia melihat iparnya walaupun cerdas tetapi gagal dalam ujian, hatinya cemas. Pada suatu malam dimalam tahun baru, dia bermimpi di depan istana khayangan, ada pengumuman dimana nama adik iparnya lulus ujian dan diangkat menjadi pejabat, hatinya sangat gembira. Tetapi dalam sekejap, namanya segera terhapus dari papan pengumuman, dalam keadaan curiga ingin bertanya, di sampingnya ada seorang pengawal yang berkata kepadanya, "Pelajar yang lulus ujian ini, mempunyai niat pikiran jahat, pada bulan januari dia akan melakukan perbuatan jahat, oleh sebab itu namanya terhapus dari papan pengumuman ini."
Kakak iparnya bertanya, "Adik ipar saya hanya mempunyai niat pikiran jahat, belum melakukannya, apakah masih bisa tertolong?" pengawal itu menjawab, "Hal ini saya tidak tahu, coba kamu tanyakan sendiri ke dalam." Lalu pengawal tersebut membawanya masuk kedalam istana, dia melihat raja langit duduk diatas singasana, lalu dia segera berlutut dan memohon, raja langit melemparkan sebuah buku catatan kecil kepadanya. Dia membuka lembaran catatan kecil ini melihat, dia melihat dalam catatan kecil ini tertulis, "Pelajar Wu sebenarnya akan menjadi perdana menteri, tetapi karena tulisan, serta perkataannya yang dikatakan selalu menciptakan karma, oleh sebab itu separuh dari jasanya telah dicopot, sehingga haknya menjadi pejabat juga dicopot, seperti yang dikatakan pengawal tersebut." Kakak iparnya dengan memelas memohon, "Hal yang lalu tidak dapat diubah lagi, tetapi untuk masa depan, saya akan dengan nyawa seluruh anggota keluarga saya menjamin, kelak dia tidak akan berbuat jahat lagi, saya mohon raja langit tidak mencopot namanya menjadi pejabat, bisakah?" Akhirnya raja langit menganggukkan kepalanya menyetujuinya, lalu menyuruh pengawal membawa dia keluar dari istana, setelah keluar dari istana, dia melihat diatas papan pengumuman, nama iparnya sudah ada disana lagi.
Dia segera terbangun dari mimpinya, dia bermaksud menceritakan hal tersebut kepada istrinya, tetapi pada saat ini istrinya berteriak, seperti bermimpi buruk, dia lalu membangunkan istrinya bertanya kenapa menjerit ketakutan? Istrinya berkata, "Saya bermimpi ada orang yang datang melapor, adik saya lulus ujian dan diangkat menjadi pejabat, tetapi sekejap kemudian telah direbut oleh orang lain. Saya tahu adik saya mempunyai niat pikiran jahat, sehingga dicopot jabatannya. Oleh sebab itu saya berteriak."
Setelah mendengar perkataan istrinya lalu dia menceritakan mimpinya, mereka berdua sangat kaget, oleh sebab itu mereka berdua berpikir mencari jalan keluarnya, istrinya lalu berkata, "Kita berdua mencoba menyuruhnya ke rumah kita, lalu kita akan menguncinya disebuah kamar, kelak kita akan menceritakan alasan kenapa kita mengurungnya, dengan demikian dia akan tahu kesalahannya dan akan bertobat, sehingga dengan cara ini dia dapat menjaga supaya jabatannya tidak dicopot.
Setelah mereka berdua memutuskan demikian, keesokkan paginya, mereka berdua menjalankan siasat mereka, memanggil adiknya, lalu menguncinya didalam kamar. Lalu mereka berdua dari balik pintu kamar menjelaskan alasan serta menceritakan mimpi mereka berdua. Pelajar Wu setelah mendengar penjelasan kakak dan kakak iparnya menjadi panik dan takut, berkata, "Saya hanya mempunyai niat pikiran demikian, tetapi tidak benar-benar melakukannya, bahkan saya tidak pernah menceritakan hal ini kepada orang lain, tetapi para dewa telah tahu, lalu menghukum saya, benar seperti yang sering diajarkan orang tua bahwa Tuhan mengetahui semuanya. Mulai sekarang saya benar-benar akan bertobat tidak boleh mempunyai niat pikiran jahat dan melakukan perbuatan yang jahat lagi!"
Akhirnya setelah lewat bulan januari, kakak dan kakak iparnya membuka pintu kamarnya membiarkan pelajar Wu pergi mengikuti ujian, mereka berdua mengawalnya sampai ke ruang mereka supaya dia tidak melakukan hal-hal yang negatif. Tetapi karena sudah menyadari kesalahan dan sudah bertobat dia berubah pikirannya tidak pernah memikirkan hal-hal yang jahat dan negatif lagi. Setelah pengumuman ujian keluar akhirnya dia lolos seleksi dan menjadi pejabat. [Elaine Tjang / Bandung] Sumber: Erabaru