BUDAYA | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Kamis, 19 Januari 2012

WAN NIAN, DONGENG PENANGGALAN TAHUN SELAKSA

Menurut dongeng, pada zaman dahulu kala, ada seorang pemuda yang bernama Wan Nian (Selaksa Tahun), melihat catatan waktu tentang perubahan iklim alam sangat kacau, lantas mempertimbangkan bagaimana caranya menentukan secara tepat perubahan iklim tersebut. Pada suatu hari, ia pergi ke gunung mencari kayu bakar, ketika sedang istirahat duduk di bawah naungan pohon, melihat gerakan bayangan pohon, dia merasa mendapat inspirasi, lalu merancang sebuah instrumen waktu untuk mencatat perubahan iklim dengan berdasarkan pengukuran bayangan matahari. 

Namun, instrumen waktu ini, di mana saat cuaca mendung dan hujan, menjadi tidak bermanfaat. Belakangan, ia mendapatkan ilham lagi dari tetesan mata air di lereng gunung, lalu dia membuat sebuah jam air 5 tingkat. Dan belakangan ia mendapati, bahwa setiap lebih dari 360 hari, panjang pendeknya iklim akan mengulang sekali lagi.

Raja waktu itu namanya Zhu Yi, tidak terdeteksinya iklim dan angin membuatnya risau. Dan setelah Wan Nian mengetahuinya, lalu membawa jam matahari dan jam air menemui raja, menjelaskan prinsip peredaran bulan dan matahari. Raja Zhu Yi sangat gembira setelah mendengarnya, lalu menyuruh Wan Nian tinggal, membuat paviliun bulan dan matahari di depan kuil langit, membuat menara jam matahari dan pos jam air. "Mudah-mudahan kamu bisa mengukir secara tepat hukum peredaran bulan dan matahari, memperhitungkan secara tepat waktu fajar, dan membuat penanggalan, untuk kesejahteraan seluruh rakyat di dunia."

Wan Nian mengukir penanggalannya di atas tebing samping kuil langit :

* Terbit dan tenggelamnya matahari 360,

* Berputar ulang dimulai dari awal.

* Layu dan seminya tumbuh-tumbuhan dibagi empat musim,

* Satu tahun terdapat 12 bulan.

Suatu hari Raja Zhu Yi naik ke atas paviliun bulan dan matahari menengok Wan Nian. Wan Nian menunjuk gejala langit, berkata kepada Raja Zhu Yi, "Sekarang tepat genap 12 bulan, tahun lama sudah berakhir, musim semi mulai lagi, mohon raja menetapkan suatu hari raya." Raja Zhu Yi berkata, "Musim semi adalah awal tahun, jadi disebut saja hari raya musim semi." Kemudian, melalui pengamatan yang panjang dan perhitungan yang cermat, Wan Nian menetapkan penanggalan yang tepat. Ketika dia mempersembahkan penanggalan kepada raja berikutnya, ia sudah berambut putih kemilau.

Demi untuk memperingati jasa Wan Nian, maka raja memberi nama penanggalan tersebut sebagai "Penanggalan Wan Nian", dan menganugerahkan Wan Nian sebagai dewa panjang umur bulan dan matahari. Belakangan, saat tahun baru orang-orang menggantung gambar dewa panjang umur, dan konon katanya adalah untuk memperingati Wan Nian, maka hari raya tersebut lantas dinamakan festival musim semi. [Yenni Huang / Solo]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: KISAH

ARTIKEL: BERITA