Pada tahunn 1882, pemerintah Korea meminta pemerintah Dinasti Qing untuk membantu menghapus grup pemberontak dalam negeri itu. Yuan Shikai ikut tentara Dinasti Qing memasuki Korea dan telah menunjukkan kebakatannya dalam kegiatan memberantas kelompok pemberontak. Pada tahun itu, Yuan Shikai diangkat sebagai Menteri Perdagangan Pemerintah Qing merangkap Gubernur Korea.
Setelah perang antara Dinasti Qing dengan Jepang pada tahun 1894, pemerintah Dinasti Qing yang kalah dalam perang itu berencana mendirikan tentara baru. Yuan Shikai secara aktif meminta untuk bertanggungjawad atas tugas tersebut. Ia mengundang pejabat militer dari Jerman untuk membantu melatih tentara angkatan darat yang baru di Xiaozhan Tianjin. Dalam gerakan reformasi yang dianjurkan oleh Kang Youwei dan didukung oleh Kaisar Guangxu Dinasti Qing, Yuan Shikai pernah berjanji kepada pihak pembaharu bahwa ia akan membawa tim barunya masuk ke Beijing untuk mengepung Taman Yihe atau dikenal Summer Palace dan menahan Ibu Suri Cixi yan gmenyokong kaum konservatif.
Namun, Yuan Shikai tidak bertindak sedemiki. Ini mengakibatkan Kaisar Guangxu ditahan oleh Ibu Suri Cixi dan reformasi itu gagal. Yuan Shikai mendapatkan kepercayaan dari Ibu Suri Cixi diangkat sebagai Gubernur di Provinsi Shandong. Semua tim baru yang dilatih oleh Yuan Shikai juga mengikuti ke Shandong untuk menghapus pemberontakan kaum tani Liga Yihetuan di Jinan, Provinsi itu.
Pada tahun 1900, tentara delapan negara asing menyerang bersama Beijing. Tim baru yang dipimpin oleh Yuan Shikai tidak mengambil langkah untuk melawan invasi militer asing itu, tapi menyediakan perlindungan kepada Ibu Suri Cixi yang melarikan diri dari Beijing. Akhirnya, Yuan Shikai mendapatkan banyak pujian karena sudah menjamin keamanan Ibu Suri Cixi dalam perjalanan kembali ke Beijing.
Tidak lama lagi, Yuan Shikai telah memegang kekuasaan politik, dan militer dari pemerintah pusat Dinasti Qing. Tim baru yang di bawah kepemimpinannya telah berkembang menjadi sekitar 90 ribu orang. Yuan Shikai menjadi panglima tentara yang paling berpengaruh di Tiongkok. Dalam reformasi pada akhir Dinasti Qing, Yuan Shikai Undang-Undang baru, menganjurkan pendidikan modern dan mengembangkan transportasi yang modern. Namun, kekuatannya yang terlalu besar juga mengakibatkan kecurigaan dari keluarga kerajaan, Yuan Shikai dipecat dari jabatannya pada tahun 1908, dan kembali ke kampung halaman.
Hingga 10 Oktober tahun 1911, revolusi demokrasi Tiongkok dimulai, pemerintah Dinasti Qing gagal menggerakkan tim baru dan terpaksa mengangkat Yuan Shikai sebagai Perdana Menteri Pemerintah dinasti Qing. Dengan kekuatan militer yang besar, Yuan Shikai memberantas kaum revolusi sambili menghubunginya secara diam-diam. Akhirnya, karena kaum revolusi yang dipimpin oleh Dr. Sun Yat-sen tidak memiliki kekuatan militer yang cukup, ia bersejutu jika Kaisar Dinasti Qing turun tahta dan mendukung sistem republik, Yuan Shikai bisa menjadi Presiden sementara pertama Republik Cina. Meskipun demikian, Yuan Shikai tetap tidak puas.
Pada Desember 1915, ia naik tahta, dan mengumumkan memulihkan sistem monarki. Namun, dengan tantangan dari seluruh negara, 3 bulan setelah itu, Yuan Shikau terpaksa membatalkan sistem monarki lagi dan memulihkan Republik Tiongkok, impian menjadi maharajanya hanya diteruskan selama 83 hari saja. Pada 6 Juni tahun 1916, Yuan Shikai meninggal di Beijing. [Yinnihuaren.blogspot.com] Ing