Cerita ini bermula dari seorang pengemis yang meminta-minta dari orang, setelah mengemis, ia pergi ke kelenteng. Tapi pengemis itu tidak mau memberikan penghormatan kepada dewa-dewa lain yang ada. Pengemis itu hanya pergi ke altar dewa Rejeki dan berulang-ulang memohon minta rejeki.
Caishen atau Zhao Gong Ming selalu melihat pengemis itu memohon orang lain membantunya memberikan sedikit uang, tapi pengemis itu tidak pernah mau menggunakan kedua tangannya untuk bekerja keras dan menggapai kebahagiaan, tahunya hanya mengemis saja, tapi masih berani datang kehadapanNya meminta rejeki ?
Zhao GongMing berpikir, jika semua orang diberi rejeki begitu saja, bukankah dunia ini akan dipenuhi orang pemalas dan tidak ada orang yang mau bekerja ? Tapi sipengemis ini berpikiran lain, ia beranggapan bahwa dewa Rejeki pasti banyak hartanya, tentunya akan mengasihani dirinya dan memberikan rejekinya.Tiada hentinya dia memohon.
Istri dewa rejeki tergerak hatiNya dan ingin menyadarkan sang suami agar mau berbaik hati membantu itu pengemis. Tapi apa daya, sang suami tidak memperdulikannya malah menutup mataNya seolah-olah tidak melihat. IstriNya melihat hal seperti itu tidak berdaya karena kekuasaan untuk memberikan rejeki ada ditangan suami.
Lantas istri Cai Shen mengambil antingNya dan melemparkannya kepada pengemis itu. Pengemis itu melihat ada anting emas yang terlempar dari altar, ia merasa dewa rejeki mengabulkan permintaanya dan dia pun berterimakasih.
Zhao GongMing mendengar ada benda terjatuh, terbelalaklah mataNya melihat anting pemberianNya ketika melamar istriNya dilempar begitu saja kepada pengemis yang pemalas itu. Ia marah luar biasa, apalagi Ia mengetahui bahwa pengemis itu menjual anting itu untuk berfoya-foya bukan untuk modal usaha sampai uang hasil penjualan anting itu habis, si pengemis kembali mengemis dijalanan dan mengemis kepadaNya.
Zhao pun mengusir istriNya dari altar dan sejak itu tidak ada orang yang malas memohon kepada Cai Shen bisa menjadi kaya raya. Cai Shen hanya membantu mereka yang rajin berusaha.
Ada satu syair yg menggelitik di Shandong dan di Beijing, ngak tahu masih ada tidak, "UangKu hanya ada beberapa sen, kamu minta dia minta. Pagi malam memohon, membuatKu menjadi sulit" "UangKu hanya ada beberapa sen, kamu minta, semua meminta. Aku hanya memberi kepada yang rajin dan berbudi luhur". [Margareth Lim / Tarakan]